《 chapter 22: i'm lee chaeryeong》

68 15 3
                                    

Rumah Lee Chaeryeong
9 November 2015
Pukul 21.07

"Kak, emang harus banget pake ini?" Chae Ryeong mengernyitkan dahinya ketika Chae Yeon menyodorkan sebungkus masker wajah ekstrak rumput laut.

"Iya, biar kulit lo lebih cerah dan moist nantinya," jelas Chae Yeon. "Udah, lo pake dulu, gue mau potong timun."

"Buat?" Chae Ryeong semakin heran dibuat kakaknya. Menurutnya prosedur-prosedur kecantikan ini sangat aneh dan melelahkan.

"Buat mata lo nanti pas lagi maskeran."

Lepas itu, Chae Yeon buru-buru turun ke bawah untuk memotong ketimun sebelum Chae Ryeong bertanya lebih lanjut.

✮ ⋆ ˚。𖦹 ⋆。°✩

Rumah Lee Chaeryeong
9 November 2015
Pukul 21.45

"Nah, kalo mau ke sekolah lo cukup pake cushion ini, maskara dikit juga boleh, liptint juga pake aja, tapi khusus lo pake yang shade ini. Gak terlalu menor." Chae Yeon memberikan beberapa 'alat tempurnya' pada Chae Ryeong.

"Sementara lo pake ini dulu, besok kita beli make up, sekalian ke salon. Model rambut lo bosenin."

Chae Ryeong hanya menatap make up pemberian kakaknya.

"Kak, penjepit bulu mata ini pakenya gimana?"

"Besok pagi panggil gue aja kalo udah mau dandan, gue ajarin."

Chae Ryeong mengangguk pelan.

"Oh, kalo respon orang juga jangan datar begitu."

"Jangan datar gimana?" heran Chae Ryeong. Hal-hal baru ini sangat membingungkan Chae Ryeong. Normal, kan, menjawab seseorang dengan anggukan? Setidaknya ia memberikan respon, daripada ia hanya diam berdiri seperti patung.

"Minimal kalo abis ngangguk lo coba bilang 'oke', tapi jangan lesu, misalnya 'oh oke!' semacem gitu. Sekalian gue bantuin cari topik, deh! Biasa temen-temen lo pada ngomongin apa?"

Chae Ryeong terdiam. Dia tidak pernah memperhatikan topik pembicaraan teman-temannya. Chae Ryeong selalu sibuk dengan dunianya sendiri walau ia duduk di meja yang sama dengan teman-teman Felix.

Chae Yeon menepuk dahinya.

"Kalo gak, gini, semisalnya temen-temen lo lagi ghibahin seseorang, lo ikut aja nimbrung. Dengerin dulu, ikutin flow mereka ngobrol. Pas ada bagian yang lo tau, ikutan aja. Paling gampang tuh ngeghibah, soalnya gak pandang bulu siapa yang ikutan, kecuali orang yang lagi diomongin yang ikutan nimbrung."

Chae Ryeong lagi-lagi mengangguk.

"Yaudah, gue bantu dari segitu dulu. Satu lagi—"

" —jangan nunduk kalo jalan, dagu naik, dada dibusungkan. Itu postur orang percaya diri, lo harus pede dulu buat lanjut ke tahap selanjutnya. Semua berawal dari kepercayaan diri, kalo lo pede, pasti aura lo pun beda."

Sekali lagi, Chae Ryeong hanya mengangguk sembari mencoba membetulkan postur tubuhnya.

✮ ⋆ ˚。𖦹 ⋆。°✩

Rumah Lee Chaeryeong
10 November 2015
Pukul 06.50

"Sakit, Kak!" Chae Ryeong mengaduh sembari memegangi mata kanannya.

"Tahan dulu, belom biasa aja itu."

Chae Yeon tengah membantu Chae Ryeong berdandan sesuai dengan janjinya semalam. Dan Chae Yeon baru saja menjepit bulu mata Chae Ryeong.

Truth or Die Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang