Hahoe Villa, Kaki Gunung Hwasan, Cabang Gunung Taebaek (20 Kilometer dari Desa Hahoe)
Jumat, 13 Agustus 2021
Pukul 23.22Gudang
"Karena gue benci Hwang Hyun Jin."
Semua mata tertuju pada pemuda yang namanya baru saja disebut, kecuali Ye Ji yang masih mengasingkan diri di pojok ruangan. Hyun Jin tidak membalas satupun tatapan yang ditujukan padanya, rahangnya mengeras diiringi gertakan gigi.
"Lo denger gak, Jin? Gue benci sama lo, gue gak suka sama lo. Denger!"
"IYA GUE DENGER, GAK USAH DIULANG-ULANG!" Hyun Jin akhirnya meledak setelah menahan diri hampir sepanjang malam.
"Bisa marah juga lo? Kirain banci gak bisa marah."
"Gue gak banci ya, anjir! Karena gue gak suka balapan motor atau clubbing bukan berarti gue banci dan lo gak berhak ngatain gue banci cuman gara-gara itu!"
"Serah lo aja lah."
"Jin, jangan didengerin!" Jeong In berbisik sembari menggeleng pelan.
"Gak, Jeong, gak bisa! Orang kayak gini harus dikasih ajaran!"
"Mau sok ngajarin dia HAHAHA!"
"Woi!" potong Ji Sung. "Nanti dulu, dong .... Berantemnya abis Min Ho jujur sama alesan dia."
Terdengar satu tarikan napas panjang dari Min Ho di seberang sana.
"Hwang Hyun Jin--"
"--lo dan Seung Min keponya sama."
✮ ⋆ ˚。𖦹 ⋆。°✩
Gangnam Elite High School, Gangnam, Seoul
22 September 2015
Pukul 16.40Lapangan Sepak Bola
Langit telah berubah warna menjadi jingga keemasan dengan awan tipis bergelantungan menghiasi indahnya langit sore itu. Sesekali angin musim gugur berembus mendampingi dua puluh dua pemuda sekolah menengah atas yang tengah berlarian di hamparan rumput hijau yang luas.
Satu di antara mereka berlari kencang menggiring bola dengan semangat menuju gawang lawan di seberangnya. Beberapa pemuda dari tim lawan berusaha mengejarnya--mencegah pemuda itu kembali mencetak poin.
"Min Ho! Min Ho! Oper!" teriak seorang pemuda sepantarannya. Pemuda itu memiliki paras tampan idaman para kaum hawa. Bibir tebalnya yang ranum dan sorot matanya yang tajam berhasil memikat wanita manapun. Ditambah dirinya kala itu sudah basah kuyup oleh keringat, para wanita bisa benar-benar gila jika melihatnya.
Si penggiring bola yang dipanggil 'Min Ho' tadi tersenyum miring dan dengan cepat menendang bola ke arah pemuda tampan yang memanggilnya.
Hyun Jin dengan cepat menerima bola yang dioper oleh Min Ho. Kebetulan posisinya saat itu kosong--hanya berhadapan dengan kiper. Tanpa pikir panjang, Hyun Jin menendang bola berwarna hitam dan putih itu tepat setelah kiper maju beberapa langkah menjauhi gawang.
"GOAL!" sorak Hyun Jin dan teman-temannya.
PRIIIIITTTT!
"Latihan hari ini sampai sini dulu, terima kasih sudah datang semuanya. Kita ketemu lagi minggu depan. Jangan lupa pendinginan!"
Semua murid membungkuk mengucapkan terima kasih pada pria paruh baya yang meniup peluit tadi--pelatih mereka.
Ketika hendak meninggalkan lapangan, Min Ho memanggil Hyun Jin. "Woi, Hwang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth or Die
Fanfiction{COMPLETED} "Persahabatan ini tercemar oleh dusta, kebohongan, dan kebusukkan manusia di dalamnya." ‐ Hwang Ye Ji • 'Permainan akan berakhir dalam tiga belas jam.' Bayangan kedua belas remaja untuk bercanda tawa saat reuni harus pupus, ketika malam...