Rumah Keluarga Han
22 Januari 2017
Pukul 14.30Han Ji Sung baru saja kembali dari upacara pemakaman sahabatnya, Lee Felix. Ia masih tidak percaya, sahabat yang paling mengerti dan menerima dirinya itu telah pergi untuk selamanya. Padahal, bila dibandingkan dengan dirinya, Felix memiliki keinginan untuk hidup jauh lebih kuat dibandingkan dengan Ji Sung yang sudah tidak peduli jika kiamat benar-benar terjadi setelah dirinya selesai mandi.
Ji Sung tidak bisa berhenti memandangi layar ponsel yang menunjukkan foto pertamanya bersama Felix. Waktu itu mereka ambil setelah pulang sekolah di hari pertama.
"Maaf, Lix, hari itu bukan gue yang di sana," gumam Ji Sung tanpa melepaskan tatapan dari layar ponsel.
✮ ⋆ ˚。𖦹 ⋆。°✩
Keluarga Han
20 Januari 2017
Pukul 19.50Rumah kosong, suasana sunyi, hanya ada seorang anak laki-laki di kediamannya tengah mengurung diri di kamar, masih dengan seragam sekolah membungkus tubuh kurusnya. Namun, kesendiriannya tidak berlangsung lama setelah ia memanggil sosok misterius bertubuh besar dan bertanduk dengan seluruh tubuh dilapisi bulu lebat.
Pemuda itu tidak tampak takut, sebaliknya ia tersenyum memandang sosok itu melalui cermin di hadapannya dengan hanya berbuahkan penerangan dari sinar bulan di langit malam.
"Maaf, bukan aku yang bermaksud begitu, cuman ... temanku ini terlalu takut untuk mempercayai sesuatu yang terlalu kuat."
Sosok iblis di hadapannya tertawa. "Lucu sekali, pantas saja akhirnya kau memanggil."
Sudut bibir kiri pemuda Han itu terangkat, menyiratkan sedikit kesinisan pada senyumnya. "Cepet aja, kecelakaan di taman tadi, kerjaan lo, kan?"
"Ada saksi mata ternyata. Kok temannya gak ditolong?" Iblis bertanya dengan nada mengejek di akhir kalimat.
"Males urusan sama polisi. Tapi, kok, malah dibunuh? Bukannya harusnya lo jagain kita biar tetep utuh?" Sosok yang dipanggil Han itu bertanya tanpa sedikit rasa takut, jelas berbeda dengan kepribadian asli si pemilik raga.
"Jangan mempertanyakan caraku!" hardik sang iblis ganas. Ji Sung sedikit terkesiap dengan reaksi kurang bersahabat dari makhluk di pantulan cermin. Sebelum Ji Sung kembali membalas, makhluk bertubuh hitam besar itu kembali bersuara. "Jadi, apa alasanmu memanggilku sekarang? Hanya untuk membuktikan kehebatanku?"
"Ah ... soal itu, sebenernya, ini permintaan Ji Sung, tapi dia cuman minta tolong panggilin." Ji Sung merebahkan tubuhnya sedikit ke belakang dengan kedua lengan bertumpu pada lantai dan meluruskan kedua kaki yang semula ditekuk.
"Apa keluh kesah temanmu?"
Ji Sung menarik napas. "Dia minta kekuatan buat jagain temen-temennya, karena dia liat Felix mati, tapi siapa sangka makhluk yang dimintain tolong juga gak jagain. Anak aneh, malah minta lagi ke makhluk yang jelas gagal mengabulkan permintaan mereka. Terus lo ngaku lebih hebat dari Tuhan gitu?"
Tanpa aba-aba, sebuah tangan hitam besar berbulu keluar dari cermin dan memecahkan benda tersebut, bersamaan dengan sosok tubuh besar bersayap serba hitam. Ji Sung tercekik oleh tangan itu, lehernya dicengkram amat kuat, bahkan ia tidak bersuara sedikitpun.
"Manusia rendahan tidak tahu diuntung! Mau nyusul temanmu?"
Ji Sung menggeliat hebat, mencoba melepaskan cengkraman kuat dari lehernya. Namun, usahanya sia-sia menghadapi tenaga yang tidak manusiawi. Manik hitamnya tanpa sengaja bertemu tatap dengan mata merah menyala sosok itu.
Tampaknya iblis menyadari permohonan Ji Sung dari lubuk hati yang paling dalam. Ia menangkap pergumulan Ji Sung melalui sorot yang sekarat, seseorang di balik Han, akhirnya pemain asli itu kembali untuk memohon ampun.
"Maaf, tapi temanmu harus tetap dihukum." Iblis mencengkram leher pemuda itu hingga patah, membiarkan tubuh Ji Sung terkulai lemas tak bernyawa sebelum kemudian dijatuhkan ke tanah.
"Beruntung suasana hatiku hari ini tidak terlalu buruk, Nak. Aku tidak akan memberikan kesempatan seperti ini dua kali," monolog iblis, "lagipula aku sudah tahu apa yang kau inginkan, tetapi syarat yang dibayar pun sama dan kali ini aku akan jujur. Sejak awal, kalian adalah tumbal. Aku mengabulkan permintaan kalian, bersahabat selamanya, tapi tidak ada yang abadi di dunia ini, kan? Sekalian saja kalian jadi tumbal. Aku meminta tumbal sebagai dalih, karena pada dasarnya jiwa tersesat dan merana seperti kamu dan temanmu itu yang kami santap. Kami hidup dari ketidakberdayaan manusia."
Iblis menatap tubuh kaku Ji Sung dengan kedua matanya terbelalak mengerikan. Menyeringai bengis dan terkekeh dengan suara beratnya. Perlahan tubuhnya membungkuk, menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Ji Sung. "Tapi, aku harus memperingatkanmu kalau sudah terlambat untuk menarik janji kalian lagi. Felix sudah mengikat kalian semua padaku. Jadi, kalian hanya perlu menunggu giliran kalian satu per satu, aku tidak janji kalian akan mati dengan damai."
Setelah cukup lama ia berbicara sendiri, ia menjentikkan jarinya. Tubuh Ji Sung yang sebelumnya terbujur kaku tidak bernyawa, tiba-tiba mengejang dan pemuda itu mengambil napas yang dalam hingga terbatuk-batuk setelahnya.
Ji Sung memegangi lehernya dan menatap iblis ngeri. Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya.
"Lho, ke mana anak tadi? Sudah ciut nyalinya?" ejek iblis.
Ji Sung tidak bergeming, masih terperanjat dengan yang dialami barusan; penampakan iblis, dicekik hingga tewas, dan sekarang ia kembali hidup dan bernapas layaknya tidak terjadi apa-apa. Semua ini tidak bisa diterima akal sehat.
"Aku sudah tahu apa yang kamu mau, tapi, kali ini aku biarkan kamu yang bermain."
Kedua alis tebal Ji Sung bertaut.
"Tanggal 13 Agustus 2021, buatlah pertemuan dengan teman-temanmu. Setelah malam itu, kalian akan menjadi sahabat untuk selamanya."
Cukup lama Ji Sung bungkam hingga akhirnya ia berani buka suara. "Kenapa selama itu?"
Iblis terkekeh tanpa menjawab pertanyaan Ji Sung. Begitu saja ia hilang dalam kegelapan. Dan setelah hari itu datang, Ji Sung sedikit banyak mulai menangkap apa yang dimaksud iblis dalam membuat persahabatan yang abadi, ditambah kini ia jadi punya kelebihan baru.
✮ ⋆ ˚。𖦹 ⋆。°✩
haii, akhirnya aku kembali. maaf baliknya lama banget :") karena banyak matkul aku yang uas lebih cepat dibanding jadwal sebenarnya. akhirnya, aku bisa balik nulis.
sama kok, aku juga gak sabar mau cepet-cepet tamatin truth or die. udah mau tiga tahun :") aku start dari oktober 2021 dan sekarang udah 2024, masih januari, sih. seharusnya bisa selesai sebelum oktober.
anyway, kalo kalian ada pertanyaan atau saran/kritik boleh langsung komen di sini atau di manapun.
sampai ketemu di chapter selanjutnya~
ig: @ /xtraordinary_hyun
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth or Die
Fanfiction{COMPLETED} "Persahabatan ini tercemar oleh dusta, kebohongan, dan kebusukkan manusia di dalamnya." ‐ Hwang Ye Ji • 'Permainan akan berakhir dalam tiga belas jam.' Bayangan kedua belas remaja untuk bercanda tawa saat reuni harus pupus, ketika malam...