《 chapter 29: broken 》

54 11 3
                                    

Hahoe Villa, Kaki Gunung Hwasan, Cabang Gunung Taebaek (20 Kilometer dari Desa Hahoe)
Sabtu, 14 Agustus 2021
Pukul 03.45

Ruang Tengah

"Panjang juga ceritanya, gue sampe ngantuk," sindir Ji Sung, "dan semua itu hanya tentang seorang laki-laki brengsek bernama Lee Min Ho, bisa-bisanya dia buang berlian kayak Lia demi emas palsu kayak Yu Na."

Tidak bisa dipungkiri, di antara kisah-kisah yang lain. Kisah Lia memang menjadi yang paling panjang malam ini.

"Ngomong-ngomong, artinya semua udah kena bagiannya masing-masing, kan?" Seung Min menyadarkan yang lain.

Spontan semua pasang mata tertuju pada Ji Sung, hanya dirinya seorang yang belum berbagi cerita. Tatapan mereka memaksa Ji Sung untuk membeberkan kisah serta alasannya membawa mereka semua ke sini, bahkan membuat beberapa di antaranya kehilangan nyawa.

"Apa liat-liat?" Ji Sung memasang posisi siaga masih sambil duduk.

"Di sini yang belom cerita, kan ... cuman lo, tuan rumah juga harus partisipasi, dong buat meramaikan suasana," desak Chang Bin. Bibirnya tersenyum penuh kemenangan melihat wajah Ji Sung yang semakin kusut.

Ji Sung mendecak. "Emangnya apa yang mau kalian tau?"

Ye Ji langsung membuka mulut tanpa ragu, bahkan Seung Min yang juga akan mengutarakan rasa penasarannya harus mengalah pada Ye Ji yang sudah lebih dulu bersuara.

"Kenapa ... lo bertindak sejauh ini?"

"Bukannya tadi gue udah kasih clue? Seharusnya lo cari tau sendiri, dong! Kan, lo yang paling pinter di sini, barengan sama Seung Min." Ji Sung masih enggan buka mulut soal motif kejadian malam ini.

"Woi, cerita, dong! Gak adil kalo cuman kita yang cerita!" omel Chang Bin. Pemuda bersuara khas itu bahkan sampai bangkit dari duduknya. Kedua tangannya telah mengepal kuat, siap menghajar Ji Sung.

Alih-alih mengamuk dan memulai kembali pertumpahan darah, Ji Sung menghela napas panjang.

"Akhirnya ... momen ini kejadian juga," desah Ji Sung, "oke, gue bakal cerita, karena kalian jadi pemaksa banget dan gue mulai capek marah-marah dan bunuh orang-orang."

Semuanya kembali tenang, memasang telinga mereka lebar-lebar untuk mendengar alasan di balik tragedi mengerikan malam ini.

"Semua dimulai ketika Han Ji Sung masih jadi bocah SMP."

✮ ⋆ ˚。𖦹 ⋆。°✩

Incheon Junior High School, Incheon
8 Oktober 2012
Pukul 10.15

Han Ji Sung tertawa lebar setelah lagi-lagi memenangkan lomba lari dengan Goo Gun Il—teman sekelasnya.

"Cupu lo! Masa kalah terus HAHAHA!" tawa Ji Sung puas setelah melihat Gun Il terengah beberapa langkah di belakangnya.

Pemuda yang dipanggil Gun Il tadi mendecih jengkel. Bagaimana tidak? Han Ji Sung yang mengidekan lomba lari itu, tapi garis mulai mereka tidak sama; Ji Sung memulai lomba beberapa langkah di depan Gun Il.

"Lo curang, anjir! Lo udah di depan pas ngomong!" omel Gun Il.

"Halah, banyak alesan! Ayo, makan!" Ji Sung merangkul satu-satunya sahabat terbaik yang dimiliki.

"Lo udah kerjain PR matematika, belom?" tanya Gun Il di sela-sela rangkulan Ji Sung yang mengunci lehernya.

"Belom!"

Gun Il spontan melepaskan kuncian lengan Ji Sung pada lehernya. "Lo gila? Mau dihukum lagi?"

Ji Sung merespon cukup aneh dengan tertawa. Gun Il semakin heran dengan temannya satu itu.

Truth or Die Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang