chapter 2: family

8.6K 924 94
                                    

"tuan muda, kita sudah sampai", ucap Alice untuk membangunkan Jay. mereka berdua menaiki pesawat pribadi keluarga Park. Jay tidak bangga, karena ini adalah bukti bahwa keluarga Park sendirilah yang membuangnya. seperti bentuk penghormatan terakhir atas statusnya sebagai salah satu dari tuan muda Park.

Jay pun mengangguk dan merapikan bajunya. Seattle sudah malam saat ini, sebagaimana perbedaan waktu 16 jam antara Seattle dan Korea. Jay tidak berekspetasi banyak, ia hanya berharap keluarga Shim bisa menjadi sosok keluarga yang sebenarnya.

'is that too much to ask?', batinnya

setelah perjalanan 3 jam dari bandara, Jay dan Alice sampai di kediaman keluarga Shim. kediamannya megah, tapi tidak semegah kediaman Park. Jay yakin bahwa keluarga Shim sangat bermurah hati untuk bersedia mengadopsinya.

"tuan muda Park Jongseong?", sapa Simon, butler kediaman Shim.

"ya, saya Park Jongseong", balas Jay. dirinya pun di antar ke kamarnya untuk segera beristirahat agar bisa segera beradaptasi dengan perbedaan jam yang ada. Alice juga di antar ke kediaman para pelayan. Simon adalah butler yang ramah dan sepertinya dia senang dengan kehadiran Jay.

"jangan sungkan bila anda butuh sesuatu", ucap Simon yang lalu membungkuk hormat dan pergi.

Jay memutuskan untuk mandi dan mengganti pakaiannya. ternyata dia diberikan walking closet dengan bermacam pakaian ukurannya. pantas saja ia tidak membawa barang apapun dari Korea. Jay cukup senang dengan awalan ini. sepertinya menjadi bagian dari keluarga Shim bukanlah hal yang buruk.

saat Jay hendak tidur, seseorang mengetuk pintunya. ia pun sedikit bingung, karena ini jam 3 pagi. tanpa pikir panjang, Jay membuka pintunya dan mendapatkan anak lelaki yang sepertinya sebaya dengannya tengah tersenyum dengan sangat lebar.

"hey! you must be Jay, right?! I'm Jake, Shim Jaeyoon"

"nice to meet you Jake", balas Jay. tanpa aba-aba, Jake langsung memeluknya. Jake sangat penuh dengan energi, berbeda dengan Sunghoon yang dingin walau perhatian.

"aku boleh tidur sama kamu?", tanya Jake yang langsung masuk begitu saja tanpa ijin Jay. Jay pun tertawa dan mengangguk.

"Jay, I don't know what you've been through when you were in Korea. tapi dari yang diam-diam aku denger, kamu ga diperlakukan dengan baik disana. but from now on, you are Shim Jongseong, my brother. dan aku harap kamu bisa bahagia disini", ucap Jake.

Jay pun tanpa sadar meneteskan air matanya. ia memang tidak mengenal siapapun disini, tapi dia sangat bersyukur dengan kedatangan Jake yang tiba-tiba. ia merasa disambut dan dinantikan. beberapa kalimat yang diucapkan Jake tadi, sangat berarti bagi Jay. Jay kira dia harus menjadi yang terbaik agar tidak dibuang, tapi ternyata ia sangat dirawat disini.

"thankyou Jake, my brother", ucap Jay.

• • •

bukan hidup namanya bila tidak ada masalah. anak sulung keluarga Shim, Yeonjun, tidak begitu menyukai kehadiran Jay. bisa dilihat dari tatapan sinisnya sejak tadi selama sarapan berlangsung.

"Yeonjun, kalo kamu terus ngeliatin Jay kaya gitu, ntat keluar laser loh", sindir Mrs. Shim, Adele.

Jake yang mendengar perkataan ibunya pun hanya tertawa. sedangkan Jaehyun, kepala keluarga Shim, hanya menggelengkan kepalanya.

"selamat datang di keluarga ini Jay, dad harap kamu bisa menyesuaikan diri. karena dad sadar kalau ajaran keluarga Park pasti berbanding terbalik dengan disini", ujar Jaehyun.

benar, memang berbanding terbalik. di keluarga Park, mereka hanya makan bersama saat malam atau acara penting. kadang pun ayahnya sibuk atau mamanya serta Sunghoon pergi, sehingga pada akhirnya dia makan sendiri. dan suasana juga menekan, serius, tidak boleh ada gurauan selama makan. semua hanya fokus pada urusannya masing-masing. sejujurnya Jay sangat senang karena ia di adopsi oleh keluarga Shim.

encounterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang