chapter 35: chime

4.1K 458 137
                                    

di kamarnya, tuan muda Lee itu sedang menumpukan keningnya pada kedua tangannya yang ia lipat. sungguh, ia tidak bisa berpikir. pikirannya terlalu kacau saat ini. sekarang sudah jam 3 pagi, seharusnya ia sudah dalam perjalanan kembali ke Korea. tapi, kembalinya Jay, membuat ia ragu.

setelah dua tahun menghilang dan dinyatakan meninggal, omega-nya benar-benar masih hidup, masih bernyawa. yah, walau Jay kini tidak mengingat apapun dan bahkan memiliki seorang kekasih, setidaknya dia kembali saja sudah merupakan keajaiban bagi Heeseung.

tapi apakah salah bila ia membutuhkan waktu untuk mencerna semuanya? ia takut bila dirinya berhadapan dengan Jay, lalu kehilangan kendali dan menyakitinya. ia takut bila Jay nanti membencinya. dirinya tidak siap dengan kemungkinan itu.

perasaannya saat ini sangat tidak jelas. ada rasa senang, karena Jay tidak meninggal. ada rasa takut, karena ada rasa marah di relung hatinya saat melihat Jay memiliki kekasih. ada rasa rindu, kala melihat omega-nya itu seorang. dan masih banyak lagi perasaan yang ia rasakan, hanya saja tidak bisa ia tentukan apa emosi itu.

hal yang membuat Heeseung paling ragu adalah pernyataan Karina. kemungkinan besar, salah satu dari mereka bisa membawa pengaruh buruk untuk kesehatan Jay. tidak ada hal baik yang terjadi saat seorang yang amnesia, dipicu ingatannya dalam satu waktu. semuanya harus bertahap. Karina juga bercerita bahwa Giselle mengatakan Jay pernah mengalami mimisan karena mengingat sesuatu. entah apa itu, Jay tidak mau bercerita

sedangkan dorongan keras untuk memeluk Jay, selalu ada dalam diri Heeseung. syukur tadi Sunghoon menahannya. bila tidak, semuanya akan runyam. benar-benar runyam. menyakiti Jay, adalah hal yang paling ia benci.

masih dengan pakaian yang sama, dominant alpha itu keluar dari kamarnya. ia telah mengabari Sunghoon bahwa malam ini ia akan kembali ke Korea. tuan muda Lee itu butuh waktu.

"hey!", panggil Sunghoon yang tengah berjalan cepat ke arahnya.

Sunghoon bingung dengan Heeseung. mengapa dia ingin pulang ke Korea saat Jay ada di Singapore? bukankah seharusnya mereka memanfaatkan waktu sebaik mungkin? agar Jay bisa kembali lagi pada mereka? ini bukan waktunya untuk gila kerja.

hanya setelah mendengar penjelasan Heeseung yang sangat singkat tapi jelas, Sunghoon terlihat bimbang. sahabatnya itu punya alasan yang jelas rupanya. ugh, semuanya terlalu cepat. rasanya baru kemarin mereka berziarah dan sekarang Jay sudah ada di depan mata.

Heeseung menepuk pelan pundak Sunghoon lalu beralih ke arah lift. ia akan pulang malam ini, keputusannya sudah bulat. dia selalu mengharapkan hal yang terbaik bagi Jay. oleh karena itu, demi kebaikannya, ia harus sabar dan menjauh sampai omega-nya itu siap.

• • •

saat bangun, Karina langsung mencari Giselle. walau badannya seperti mau putus karena kegiatan marking, lebih dari siapapun, Giselle harus tahu tentang segalanya. setelah mendengar penjelasan Karina, beta berdarah Jepang itu hanya terdiam.

omega. Jay seorang recessive omega. sebenarnya ia tak masalah. tapi alpha Jay ada di antara mereka tadi malam. tapi, yang mana? lukisan yang mana? apakah salah satu lelaki di kolam renang, atau lelaki yang ada di pantai, bisa juga lelaki seputih salju di bawah cahaya rembulan. ah, kenapa dia memikirkan hal ini?

Giselle tidak berniat mengalah. lagi pula ia mendengar bahwa mereka bukan mate. jadi, tidak apa kan? alpha itu pasti akan bertemu dengan mate-nya suatu saat nanti. ia tidak ingin mundur, ia mencintai Jay. ia ingin egois. hanya, rasa bersalah yang menggerogoti hatinya, tak terbendung.

sebenarnya, mungkin sampai saat ini Jay tidak mencintainya. tuan muda Yoo itu hanya menyayanginya. buktinya, Jay selalu enggan saat ia hendak menciumnya. hubungan mereka hanya seintim kecupan di pipi, rangkulan, pelukan, dan hal biasa lainnya yang bisa dilakukan, walau hanya sebatas teman.

encounterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang