"Jay, are you, perhaps, nesting?"
mendapati pertanyaan Heeseung, Jay hanya mengerutkan keningnya. ia tahu arti nesting yang bersarang. kendati nesting yang disorot sang alpha sepertinya berbeda makna. lihat saja, buktinya di tengah gulita malam dengan minimnya pencahayaan di dalam kamar, Jay mengerti senyuman apa yang terukir pada wajah sang dominant alpha, dan ia jauh lebih mengerti lagi bila dirinya ingin segera memukul Heeseung, agar senyuman itu menghilang. tetapi Jay masih sayang nyawa, ia masih berada di gendongan sang alpha. walau sebenarnya energi Jay tak akan cukup kuat untuk membuat Heeseung kehilangam keseimbangan.
Heeseung tahu apa arti keheningan ini. oleh karena itu, senyumnya semakin lebar saja, walau aura membunuh Jay pekat terasa. "it's a good thing, babe."
"iya, ngaca aja muka kamu kaya gimana." ketus Jay.
balasan Jay menuai kekehan dari pihak Heeseung. ia menatap lamat kedua manik omega tercintanya. di sana ada cinta, ada kekesalan, dan ada pendaran cahaya ingin tahu — bahkan bukan muslihat jika Heeseung berkata ada taburan kerlip kejora di netra Jay. segala emosi yang tersaji di mata Jay, selalu handal buat Heeseung mengerti bahwa figur di hadapannya miliki jiwa yang amat hangat, amat damai. bagai terhipnotis, Heeseung kembali jatuh, lebih dalam, lebih gempar, bak waktu pertama kali mereka jumpa. Heeseung pernah bersyukur kala ingat betapa rapuhnya ia saat sosok Jay tak hadir 'tuk terangi harinya. sebab duka adalah hasil serta bukti, sebetapa signifikan seseorang dalam hidupmu. dan Jay adalah yang paling-paling signifikan, yang paling-paling dibutuhkan. Heeseung kembali tarik sebuah simpul senyuman, ia kecup pelan pipi omega-nya.
Jay reflek menutup matanya, agak terkejut, banyak tersipu. "kok engga ijin mau cium?!" kesal Jay.
"that was not a kiss, want me to show you what a kiss is?" goda Heeseung walau nadanya tak seperti candaan.
"ALPHAA!!" Jay merengek sambil memukul pelan dada bidang Heeseung.
Heeseung memegang pelan tangan Jay, takut-takut omega itu menyakiti dirinya sendiri, lalu mengarahkan telapak mungil itu ke pipinya. "jangan pukul aku di sini, di muka aja, biar kamu ga sakit."
"ooh mau sombong kalau kamu kuat terus aku lemah??"
"no, babe, no. I'm sorry." Heeseung menahan tawa lantas menarik Jay ke dalam pelukannya. ia tak mau Jay marah padanya. Heeseung usap pelan punggung Jay dengan ritme teratur, tak tuntut waktu lama, kuapan Jay terdengar. sungguh, Heeseung berani taruhan bila omega-nya ini memang sedang nesting. sebab sekitarnya berkata begitu, juga perilaku Jay mendukung keras opini pribadinya.
"shall we sleep?" Heeseung bertanya dan anggukan kecil terasa di pundaknya.
Heeseung baringkan pelan Jay di kasur, "aku mau mandi bentar, I promise you it'll be quick, real quick."
"enggaa!! gaboleeh," lirih Jay sambil menarik kemeja baby blue Heeseung yang sudah berantakan sebab ulahnya.
"wait, omega," ucap Heeseung yang terdengar seperti perintah, sehingga mata Jay jadi berkaca-kaca.
tentu saja Heeseung kaget bukan main. "aah sorry.." Heeseung kembali menggendong Jay ke dalam pelukannya, sembari bergerak kecil ke kiri dan ke kanan, benar-benar seperti menimang anak bayi.
"mau sama aku?" tanya Heeseung hati-hati.
"iyaa." suara Jay terdengar parau.
"okay, but I really need to take a shower." Heeseung berjalan pelan ke arah kamar mandi, lantas mendudukan Jay di mulut bath tub. Jay hanya diam dan menikmati pemandangan Heeseung melucuti bajunya satu persatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
encounter
Fanfictionfanfiction tentang Heeseung dan Jay karena authornya thirsty. hati-hati di jalan soalnya penuh dengan spontanitas mulai: 25/10/21 tamat: 25/07/22