chapter 14: destined

7.4K 660 17
                                    

hari ini cuaca sedang bagus. Sunghoon yang sudah sarapan pun memilih untuk duduk di gazebo putih, yang terletak di taman pribadinya. dia sedang merevisi beberapa data perusahaan sambil sesekali menyesap teh kesukaannya, earl grey.

ia suka rasa pahit dan after taste yang dihasilkan oleh teh ini. tidak lupa dengan tambahan sedikit cinnamon sebagai pemanis. seleranya memang cukup unik.

"dimana Sunghoon?", tanya sang nyonya rumah pada salah satu pelayannya.

pelayan tadi mendatangi Samantha dan memberi tahu bahwa si tuan muda berada di taman pribadinya. Samantha mengangguk dan berjalan ke arah putranya berada. sudah lama semenjak mereka tidak mengobrol bersama. apalagi setelah Sunghoon beranjak remaja, alpha itu tidak mau lagi diatur.

karena begitulah cara hidup bekerja. walau terikat darah sekalipun, setelah second gender diketahui, orangtua tidak berhak mengatur hidup mereka lagi. walau harus hormat, mereka tidak harus tunduk, terutama bila second gender-nya alpha. bila omega, mereka cenderung lebih penurut. dan beta, mereka seperti manusia biasa, kadang menurut dan kadang memberontak.

Sunghoon melihat ibunya yang sedang berjalan ke arahnya dari kejauhan. ia tetap pada posisinya, masih terfokus pada pekerjaan. Samantha duduk di seberangnya, ia mengagumi betapa dewasanya Sunghoon. menemani setiap tumbuh kembangnya, tersirat rasa bangga di kedua matanya.

"bagaimana dengan Heeseung?", tanya Samantha tiba-tiba.

Sunghoon yang tengah meneguk teh pun mengarahkan kedua mata tajamnya untuk melihat ke arah Samantha, tanpa mengubah posisi tubuhnya. ia menaruh gelas dan mulai berbicara, "entahlah, tanyakan pada keponakanmu"

mendengar balasan Sunghoon, Samantha lumayan tersinggung. tapi ya, reaksi putranya itu masuk akal. alpha adalah seorang yang menjunjung tinggi kekuasaan dan kepemilikan, mereka adalah tipe yang sangat posesif terhadap sesuatu yang mereka anggap sebagai kuasanya.

ia juga tak habis pikir, mengapa dari sekian banyak alpha di luaran sana, kedua keponakan omeganya itu harus menggoda seorang tuan muda Lee.

melihat ibunya yang hanya diam saja, Sunghoon menyilangkan kakinya. mengubah gaya tubuhnya agar terlihat bersahabat. sepertinya dirinya terlalu berlebihan. walau Samantha tak akan mudah terpengaruh karena juga merupakan seorang alpha, sosok di depannya tetaplah ibunya.

"biarkan mereka tinggal. tapi tentang Minji, aku akan mengurusnya", ucap Sunghoon tenang.

Samantha tersenyum tipis dan meminta pelayan untung memanggil Kim Minji yang berada di kamarnya. setelah beberapa menit, Minji datang sambil dibawa paksa oleh beberapa pelayan karena ia menolak. para pelayan memaksanya bersimpuh dengan kedua lututnya. sungguh ini memalukan. ia adalah nona sulung keluarga Kim bila mereka lupa. ayahnya tidak akan diam saja.

seolah mengerti pemikiran keponakannya itu, "Seonho hyung tidak bisa membantumu", ujar Samantha.

Minji mendelik cukup tajam, memperlihatkan ketidaksukaannya. Sunghoon hanya terkekeh remeh, angkuh sekali kakak sepupunya ini? dirinya berdiri dari duduknya, dan berlutut di depan Minji. tatapan mata Sunghoon sangat tidak bersahabat, lantas dirinya mencengkram dagu Minji kasar.

"jangan kurang ajar, omega bodoh"

Minji kembali menyalangkan matanya. ia masih tidak takut, selama adik sepupunya ini tidak menggunakan pheromone, maka ia akan aman. Sunghoon sendiri berpikir ia tidak perlu menggunakan pheromone untuk mengurus Minji.

"hey! apa yang kamu lakukan!", teriak Minjung, putra semata wayang Seonho.

"you bitches are good at pissing me off", kesal Sunghoon.

encounterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang