chapter 3: different

6.7K 737 19
                                    

saat ini adalah musim dingin di Korea. udara cukup dingin dan banyak salju memenuhi jalan. sinar matahari cukup terik, tapi panasnya tidak terasa. Sunoo masuk ke kamar Heeseung, untuk membangunkan Sunghoon. karena semalam mereka ada pesta cabang baru. dan Sunghoon sedikit mabuk semalam.

"Sunghoon hyung, bangun!", panggil Sunoo, adik Heeseung yang kini berumur 16 tahun.

perlahan Sunghoon membuka matanya dan masuk ke dalam gumpalan selimut lagi. "jam berapa Noo?", tanya Sunghoon yang masih mengantuk.

"jam 8 pagi, hyung masih mabuk ya? ayo redain dulu", ucap Sunoo sambil menarik-narik selimut Sunghoon.

selama tiga tahun ini, banyak hal terjadi juga di Korea. setelah satu tahun mengenal Heeseung, mereka pun bertunangan. selain merasa cocok, tanpa sadar Sunghoon telah jatuh cinta pada Heeseung. jadi tidak ada penolakan darinya. dan Heeseung pun juga tidak menolak. entah apa motifnya.

Heeseung merupakan lelaki yang mustahil untuk dihindari pesonanya. tahun ini, ia beranjak 17 tahun. lebih tepatnya seminggu lagi dan second gender-nya akan diketahui. semua menimba-nimba bahwa Heeseung akan menjadi alpha, atau mungkin dominant alpha seperti ayahnya. juga ibunya yang merupakan dominant omega, menaikkan persentase itu.

Heeseung dan Sunghoon menjadi pasangan yang setara dan sangat cocok. Heeseung yang sangat dewasa serta tampan, serta Sunghoon yang elegan dan berwibawa, tapi disaat bersamaan juga sangat dingin. walaupun salah satu dari mereka sepertinya tidak akan ada yang menjadi seorang omega, tidak ada yang mempersalahkan hal itu. ya, mau bagaimana lagi?

"dimana Heeseung?", Sunghoon beranjak dari kasur dan mendapati bajunya sudah diganti, mungkin Heeseung yang menggantinya.

"Heeseung hyung pergi bersama daddy ke perusahaan tadi pagi", info Sunoo.

Sunghoon pun sarapan bersama Sunoo dan Helena. setelah sarapan selesai, Sunoo pergi ke taman dan bermain dengan pengasuhnya. tidak seperti Heeseung yang dewasa, Sunoo cenderung manja dan kekanak-kanakan. dan sikapnya itu sangat contrast dengan ayah maupun kakaknya. hal itulah yang disukai oleh Helena, Sunoo sangat mirip dengannya.

"tadi pagi katanya kamu tidak mau bangun, makanya Heeseung pergi sendiri", ucap Helena.

Sunghoon pun hanya mengangguk dan tersenyum, "aku akan menyusulnya"

"sepertinya akan ada kemajuan dalam hubungan kalian?", Helena menaik-naikan alisnya dan tertawa kecil.

"aku tidak mengerti", balas Sunghoon dan dia pun mulai mengingat kenangan semalam saat dirinya mabuk di pesta.

• • •

"Sunghoon, jangan minum lagi. kamu sudah sangat mabuk", ungkap Heeseung. walau terlihat perhatian, sebenarnya nada Heeseung sangat dingin. Sunghoon tidak mengerti dengan jalan pikir lelaki satu itu. apa dia hanya gengsi, atau memang hanya peduli sebatas teman?

"aku mau mencari udara segar dulu", balas Sunghoon sambil berjalan mendahului Heeseung dengan langkah lunglai.

Heeseung pun hanya diam saja dan mengikuti Sunghoon. tiga tahun ini, ia berusaha untuk menyukai Sunghoon. karena cinta, sepertinya terlalu mustahil. ia sadar bahwa Sunghoon mencintainya, oleh karena itu ia berusaha menyukai tunangannya. hanya, Heeseung selalu merasa ragu untuk membuka hatinya.

Sunghoon melihat bulan dan dengan indahnya, cahaya bulan menyinari wajahnya. kulit seputih saljunya semakin mencolok, merupakan pemandangan yang sangat menawan. Heeseung pun melihatinya, seperti saat awal mereka bertemu di taman kediaman Lee. Heeseung tidak sedang mengagumi Sunghoon, melainkan bertanya-tanya apa yang sedang dia pikirkan dengan keadaan mabuk.

encounterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang