𝟏𝟑: First Time Meeting

1K 163 5
                                    

"Memangnya kau ingin melihatnya lagi?" Tanya Jimin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Memangnya kau ingin melihatnya lagi?" Tanya Jimin. Mengusik Rosé dengan sorot mata dingin yang disipitkan.

"Astaga... Tapi kan-"

"Tidak ada tapi-tapian." Potong Jimin.
"Aku benci melihat benda-benda itu. Jadi aku menyingkirkannya. Bahkan kalau pun kau keberatan, sudah terlambat. Kau sekarang istriku, Rosé." Tambahnya muram. "Bukan istri Jaehyun. Dan barang-barang yang kau beli untuk menyenangkannya tentu tidak akan dan tidak sama sekali menyenangkanku."

"Tapi bagaimana dengan semua uang itu, Jim?!" Seru Rosé. Terlepas Jimin benar atau salah, ia tak suka melihat pria itu menghamburkan uang begitu saja.

Jimin tersenyum menyeringai sebelum ia berkata. "Uang siapa? Uang Jaehyun maksudmu?"

Rosé seketika menundukkan kepalanya. Memang benar adanya, Jaehyun lah yang telah mengeluarkan uang untuk seserahan pernikahannya. Rosé hanya sekretaris junior dengan penghasilan yang minim. Seperti yang dijelaskan Jaehyun kepadanya sewaktu membicarakan bulan madu mereka, Rosé akan menjadi tanggung jawabnya. Jadi, mengapa ia tidak boleh membayar jenis pakaian yang ia harap dan dikenakan istrinya?

"Tidak perlu memusingkan soal itu." Tukas Jimin. "Karena uang apapun yang dibelanjakan Jaehyun untukmu, asalnya dariku. Jadi menghamburkan uang itu urusanku, bukan urusanmu. Sana ganti pakaian." Perintahnya, kemarahan berkelebat di matanya. Pria itu tidak menyukai jika nama Jaehyun disebut-sebut kembali diantara obrolan mereka. "Ada jamuan bisnis yang harus kita hadiri malam ini. Tetapi sebelumnya, kita harus menuju kantorku untuk mengambil beberapa dokumen yang perlu kupelajari sebelum kita bertemu orang-orang ini." Tegasnya.

Semula memang rencananya Jimin sendirilah yang akan menghadiri jamuan makan malam bersama relasinya. Akan tetapi, sekarang rencana itu berubah karena kekesalannya kepada Rosé masih belum surut.

"Kita?" Kepala Rosé tersentak tegak, ia menahan napas karena terkejut.
"Astaga... Tapi aku butuh tidur seharian... Jimin!" Serunya. "Lagi pula kau tidak membutuhkan ku untuk-"

"Namamu sekarang, Roséanne Kim, nyonya besar Kim." Jimin memotong kalimat wanita itu. Ia kemudian menghampirinya, dan jemarinya menekan pundak Rosé dengan keras. "Dengar." Kata Jimin. "Di mata semua, kita suami-istri. Dan sebagai istri, sudah menjadi tugasmu untuk berada disisiku sementara aku menjamu mereka. Apakah itu permintaan yang terlalu besar?"

"Ti-tidak. Tentu saja tidak." Jawab Rosé gugup.

"Bagus." Jimin mengangguk. "Jadi, apakah kau ikut aku ke kantorku, atau lebih suka duduk disini meratapi seserahan mu yang hilang?" Ucapnya sehingga menyakiti Rosé.

Wanita itu tidak mengerti mengapa Jimin tiba-tiba menyerangnya seperti ini. Di mana kelembutannya berbelas-belas jam yang lalu? Pikirnya suram.

"Aku akan ikut denganmu." Rosé mengiyakan dengan datar. "Tapi, asal kau tahu. Aku tidak perduli apa yang kau lakukan dengan pakaian-pakaian itu. Tapi aku keberatan jika kau menyiratkan bahwa aku perempuan materialistis! Dulu aku memang tulus mencintai Jaehyun. Dan aku memutuskan menikahinya karena pribadinya yang ku sangka asli-bukan karena dia kaya sehingga aku mendapatkan apapun darinya!"

TOUCHING YOUR HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang