Jimin tersenyum tipis. "Jika ada pepatah mengatakan cinta itu buta, memang benar adanya. Aku merasakan cintaku kepadamu terlalu besar, Rosé." Ungkapnya. "Oleh sebab itu, aku akan melakukan segala cara untuk mengenyahkan pikiranmu tentang─"
"Jaehyun." Sahut Rosé muram.
Jimin menghela napas lelah sebelum ia menjawab. "Ya. Dan selama ini yang aku lakukan dengan sikapku yang menurutmu otoriter, semata-mata hanya ingin melindungimu. Tapi faktanya tetap saja caraku melindungimu, salah. Tanpa sengaja aku telah menyakitimu berkali-kali." Ia menatap lekat-lekat bola mata Rosé yang malam ini memancarkan kehangatan. Begitu nyaman dan menenangkan. "Kau tahu, Rosé? Yang ku inginkan adalah kau bisa mengandalkanku setiap waktumu. Karena aku akan menjadi alasan mengapa kau tersenyum, menemanimu ketika tak ada yang mau bersamamu, dan menghapus setiap tetesan air mata yang kau jatuhkan sebab aku ada untuk menjadi bagian dari sejarah hidupmu."
"Jim..." Suara Rosé seakan tercekat di tenggorokan. Wanita itu tak mampu mengatakan apapun akibat semua pernyataan Jimin. Matanya berkaca-kaca memandang wajah teduh sang suami. Sebuah dorongan kuat yang bergejolak dalam dirinya dan tidak bisa dibendung lagi, rasanya harus segera ia keluarkan. "Satu hal yang harus kau ketahui, Jim. Aku telah melupakan Jaehyun dari pikiran dan hatiku. Setelah kebersamaan kita selama ini, aku menyadari bahwa aku membutuhkanmu di sampingku."
Seketika Jimin tersenyum puas mendengarnya. Walaupun sekarang dari bibir istrinya belum melontarkan kalimat cinta untuk dirinya, tetapi hal itu tidak menjadi masalah sebab ia akan tetap bersabar. Setidaknya, biarlah malam ini ia mendekap hangat istrinya dan menghujaminya dengan seluruh cintanya.
"Terima kasih, Rosé." Ujar Jimin. "Aku mencintaimu, sayang. Sangat mencintaimu." Pria itu membenamkan kepala Rosé didadanya. Sebelum kemudian, ia meninggalkan ciuman di puncak kepala istrinya dan membalutkan selimut di tubuhnya.
Secara naluriah tangan Rosé terulur memeluk tubuh suaminya dengan tersenyum malu-malu. Dan ini sungguh mengejutkan. Tidak peduli seberapa intimnya mereka beberapa hari terakhir, baru kali ini Rosé dengan sukarela menyentuh sang suami seperti ini.
Dalam dekapan hangat Jimin, ia merasakan kebahagiaan yang sebelumnya tidak pernah Rosé rasakan ketika bersama Jaehyun. Sekarang Rosé memahami bahwa dari semua sikap Jimin yang tidak ia sukai sebelumnya, sebenarnya pria itu terlalu mencintai dan hanya ingin melindungi istrinya dengan caranya sendiri. Pada akhirnya Rosé bisa bernapas lega, mensyukuri karena Tuhan telah mempertemukan untuk menikahi pria yang saat ini sedang membelai lembut rambutnya.
"Tidurlah, Rosé. Bukankah, kau tadi mengatakan sudah mengantuk?"
Rosé mengernyit, kemudian mendongak agar bisa menatap wajah suaminya.
"Aku belum mengantuk." Katanya sambil mengerucutkan bibirnya sehingga membuat Jimin gemas dibuatnya."Belum mengantuk?"
"He em." Jawab Rosé. "Aku masih penasaran, mengapa kau tidak menanyaiku lagi, tadi aku pergi dengan siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TOUCHING YOUR HEART
Teen Fiction[ END ] Roséanne Park, di tinggalkan sang mempelai pria disaat tinggal hitungan menit acara janji suci pernikahan segera berlangsung! Ia pernah mendengar hal itu terjadi pada orang lain. Namun, tak pernah menyangka ia sendiri akan mengalaminya. Wani...