𝟐𝟒: Burning Morning

1.1K 149 19
                                    

Keheningan pun melanda setelah pergumulan panas tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keheningan pun melanda setelah pergumulan panas tersebut. Terlihat Jimin tengah menjauhkan diri, sedangkan Rosé menutup mata menyadari air mata membayang dibalik kelopaknya. Dan ia tahu bahwa dirinya tidak sanggup menatap Jimin yang berbaring di sebelahnya, sebab wanita itu yang memulainya, mendesaknya menuruti keinginannya hingga Jimin lah yang harus mengakhirinya.

Tiba-tiba Rosé mulai menggigil, merasa sedingin es ketika merutuki keliarannya yang seharusnya tidak terjadi. Jimin lantas menarik belitan selimut dari bawah tubuh Rosé dan menutupi tubuh telanjang mereka berdua. Tetapi, saat Rosé menyusup ke dalam balik selimut itu, Jimin menarik Rosé, tangannya yang kuat menahan istrinya yang meronta, membaliknya, membuatnya meringkuk, dan memeluknya sementara Rosé terlihat gemetar.

"Cobalah untuk tidak berpikir apapun, Rosé." Gumam Jimin dengan nada rendah dan serak. "Berbaring saja di dalam pelukanku." Sebuah ciuman mendarat di puncak kepala Rosé. "Jangan menyesalinya karena kita sama-sama menginginkannya."

Rosé terdiam dalam pelukan Jimin yang kulitnya masih terasa lembab akibat keringatnya yang sepenuhnya belum mengering. Ia tidak ingin menjawab terlebih lagi tidak berani berpikir terlalu dalam untuk menyesali apa yang saat ini terjadi. Hanya saja ia sedikit terkejut karena tubuhnya tidak menolak setiap sentuhan yang diberikan suaminya itu. Biarlah ia sedikit egois menenggelamkan pikirannya, tertidur dalam dekapan hangat yang telah Jimin tawarkan.

 Biarlah ia sedikit egois menenggelamkan pikirannya, tertidur dalam dekapan hangat yang telah Jimin tawarkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya, Rosé terbangun karena sinar matahari telah menembus tirai yang tertutup. Samar-samar ia juga mendengar suara yang tak asing ditelinganya, terdengar kasar dan marah.

"Lakukan saja!" Suara Jimin terdengar agak teredam dinding dan jarak. Tetapi itu jelas suaranya tegang karena tidak sabar.

Masih setengah mengantuk, akhirnya Rosé perlahan menarik tubuhnya untuk duduk dan menurunkan kaki ke lantai sebelum menyadari dirinya tidak mengenakan sehelai benangpun, dan tersentak mengingat mengapa dirinya telanjang. Lantas, ia langsung meraih selimut, melilitkannya ke tubuh polosnya, lalu duduk menggigil ketika potongan-potongan kejadian panas semalam berkelebat di benaknya yang masih berkabut.

Sebuah kejadian yang menurutnya mengerikan serta memalukan, tentang dirinyalah menawarkan diri kepada Jimin yang nyaris memohon menginginkan setiap sentuhan dari tubuh pria itu.

TOUCHING YOUR HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang