𝟒𝟏: Biggest Facts

475 54 5
                                    

Rosé terduduk muram

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rosé terduduk muram. Pandangannya yang kosong, terpaku pada lantai marmer ruangan itu. Ia tidak mengetahui bahwa hari ini adalah ulang tahun suaminya. Dalam hati, ia merutuki kebodohannya karena sikapnya yang tidak dewasa dalam menyikapi kesalah pahaman yang sempat terjadi antara dirinya dan Jimin.

Seharusnya, ia tidak pergi meninggalkan suaminya. Seharusnya, ia menunggu Jimin pulang ke rumah dan meminta penjelasannya terlebih dahulu. Akan tetapi, Rosé tidak melakukannya sebab kecemburuan sudah menyelimuti dirinya.

Sekarang, ia menyesal. Sambil mengambil napas dalam-dalam, ia harus berpikir keras agar menemukan cara terbaik untuk meminta maaf kepada Jimin.

"Sejak Jimin jatuh hati kepadamu, dia melarang Jennie untuk tidak lagi datang ke kantor, dan lebih memilih bertemu dengannya di luar jika sekedar hanya merayakan hari ulang tahunnya." Jaehyun mencoba menjelaskan sementara Rosé tersentak mengangkat kepalanya. "Kau tahu, Rosé? Jimin melakukan itu semua hanya semata-mata agar kau tidak salah paham kepadanya. Dia tidak ingin kau mendengar gosip murahan tentang dirinya akibat semua karyawan yang membicarakan hubungannya dengan Jennie."

"Tapi kau kan bisa membantu Jimin meluruskan gosip itu?"

Jaehyun tersenyum sinis. "Untuk apa?"
Biarkan saja mereka mencari tahu sendiri.
Lagi pula, sekarang mereka mengetahui siapa yang menjadi nyonya besar Kim sebenarnya."

"Kau egois, Jae." Sembur Rosé marah. "Kau hanya mementingkan dirimu sendiri."

Jaehyun tertawa keras sebelum berkata. "Aku egois sebelumnya karena ayahku sendirilah yang menciptakan Jaehyun Kim seperti ini. Kau tidak tahu bagaimana rasanya seorang anak tiri yang diasingkan dalam keluarga ayahnya."

"Tapi—"

"Aku muak mendengar semua orang mengagumi Jimin. Aku juga muak mendengar nama Jimin yang selalu dibanggakan ayahku dan keluarganya." Seru Jaehyun. "Dan bodohnya aku sangat terlambat saat menyadari bahwa Jimin lah yang ternyata memberiku kasih sayang seorang kakak sekaligus ayah sebagai gantinya. Dia melindungiku seperti melindungi Jennie. Jimin selalu melindungi adik-adiknya." Ujarnya parau.

Sekali lagi, Rosé terenyuh mendengar kisah pilu Jaehyun. Di balik sikap egoisnya, mendiang ayahnya lah yang menyebabkannya karena membedakan kasih sayangnya kepada anak-anaknya.

"Lalu, bagaimana hubungan Jimin dan Mina? Bukankah mereka akan menikah?" Rosé bertanya untuk mengganti topik pembicaraan. Menurutnya, ia tidak perlu lagi mendengar kisah tragis Jaehyun Kim.

"Mina?" Jaehyun sedikit menegang. "Mina sudah melupakannya sekarang." Katanya.
"Itu cuma cinta monyet konyol terhadap Jimin." Ia menjelaskan. "Dan sebelumnya Jimin memang sering menyampaikan padaku, tetapi aku tak sudi mendengarnya." Tambahnya.
"Tapi rasanya sungguh menyakitkan, jika Mina akan berpaling dariku kepada Jimin. Dan kurasa pada akhirnya, Jimin pastilah cukup kasar saat menyadarkan Mina sewaktu wanita itu terlanjur berbohong kepada wartawan, bahwa Jimin akan menikahinya. Tapi—" Jaehyun menghela napas.
"Waktu itu aku tidak ingin berurusan dengannya lagi. Jadi, Mina pergi ke rumah ibunya di Paris, dan kami tidak bertemu lagi sampai Jimin menyeretnya ke sini ketika menyadari apa yang sedang ku coba lakukan padamu."

TOUCHING YOUR HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang