"Aku siap." Kata Rosé kaku, berdiri di pintu ruang tamu dan melihat Jimin mengantongi ponselnya.
Tindakan itu membuat Rosé mengernyit, bertanya-tanya siapa yang tadi diajaknya bicara. Tapi jelas dari ekspresi Jimin yang muram, pria itu tidak akan memberitahunya ketika dia mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan, memastikan semuanya sudah aman untuk ditinggalkan.
Lantas, Jimin menghampirinya. Satu tangan memeluk pinggang Rosé sehingga wanita itu sontak terkejut. Sementara tangan lain Jimin memadamkan lampu.
"Lain kali kita kemari." Kata Jimin penuh arti. "Tentu hanya untuk menyambut kepulangan paman dan bibimu."
"Aku masih membencimu." Bisik Rosé saat Jimin menutup pintu depan di belakang mereka.
"Aku tahu." Jimin tersenyum. "Menyebalkan, bukan? Membenci seseorang yang membuatmu terpikat?"
Rosé memutar bola matanya malas. Rasanya ia sangat enggan menyanggahnya, sebab wanita itu tahu bahwa dirinya akan kalah dalam urusan mendebat suaminya.
Perjalanan ke rumah Jimin dilalui dalam kesunyian suram dan tak seorang pun berusaha memecahkannya. Rosé tidak yakin alasannya, tetapi Jimin sangat tegang ketika mengemudikan mobilnya. Ketegangannya semakin menjadi saat mereka hampir sampai ke rumah besar Kim. Akibatnya, Rosé sendiri merasa tegang, seolah-olah harus melindungi diri dari kengerian tak kasat mata yang terpaksa dihadapinya.
Jika soal insting, Rosé harus mengakui instingnya bekerja sangat baik hari ini, batinnya ketika mobil Jimin berhenti di samping mobil lain yang diparkir di halaman depan rumah.
"Ada orang lain disini." Kata Rosé sambil mengerutkan dahinya. "Tapi siapa?"
Jimin mengatupkan bibirnya karena ia merasa tidak perlu menjawabnya. Wajah tampannya terlihat tegang saat ia turun dari mobil dan mengitarinya untuk membantu Rosé turun. Sambil terus mencengkram lengan Rosé, ia membuka pintu depan dan membimbing istrinya masuk, lalu menyusuri koridor indah ke pintu ruang duduk tempat ia berhenti sejenak seolah-olah untuk menenangkan diri.
Kemudian, Jimin mendorong pintu terbuka dan dengan muram mempersilahkan Rosé masuk lebih dulu.
Pada saat Rosé melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam, pandangan matanya seketika terpaku pada pria yang berdiri menunggu di dalam ruangan. Seorang pria yang sangat dikenalnya dan sempat menempatkan namanya bersemayam dihatinya. Dan pria itu adalah Jaehyun. Rosé langsung mengernyit karena ia menyadari mengapa Jimin berhenti sejenak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOUCHING YOUR HEART
Teen Fiction[ END ] Roséanne Park, di tinggalkan sang mempelai pria disaat tinggal hitungan menit acara janji suci pernikahan segera berlangsung! Ia pernah mendengar hal itu terjadi pada orang lain. Namun, tak pernah menyangka ia sendiri akan mengalaminya. Wani...