[ END ]
Roséanne Park, di tinggalkan sang mempelai pria disaat tinggal hitungan menit acara janji suci pernikahan segera berlangsung!
Ia pernah mendengar hal itu terjadi pada orang lain. Namun, tak pernah menyangka ia sendiri akan mengalaminya. Wani...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ayo, kita cari Helen!" Ajak Emma bersemangat setelah sebelumnya terlebih dahulu melepaskan rangkulan tangannya ke lengan suaminya, kemudian berpindah merangkul lengan Rosé sehingga membuat wanita itu tersentak dari lamunannya. "Dan aku akan membantumu mengatakan padanya agar memasukkan namamu dalam daftar perjalanan tur kami." Ia menjelaskan, diakhiri seulas senyuman begitu ramah.
"Nah, sayang." Kata Endru sebelum melanjutkan kalimatnya. "Jika kau ingin mencari Helen, jangan tinggalkan aku terlalu lama disini."
"Tenanglah... Aku hanya sebentar." Emma menyahuti seraya menarik lengan Rosé untuk berjalan, mencari Helen si pemandu wisata yang bertanggung jawab dalam kelompoknya.
Rangkulan dari wanita paruh baya itu begitu hangat sehingga mengingatkan Rosé kepada bibi Maisy nya. Rosé lantas menghela napas karena baru saja mengingat, sejak mulai dari pertama kali menginjakkan kaki di London sampai detik ini, ia belum mengabari bibi dan juga pamannya. Ia pun berencana esok hari akan menghubungi mereka untuk menanyakan kabar serta melepas kerinduannya.
Pada saat mereka berjalan, Emma seketika mengernyit, sedikit melirik ke arah Rosé sebab wanita itu terdiam. Wajahnya juga terlihat lesu, tidak begitu bersemangat seperti beberapa menit yang lalu. Lantas, Emma pun bertanya. "Apakah kau sudah tidak berminat berjalan-jalan bersama orang paruh baya seperti kami?"
Rosé yang mendengarnya, ia langsung menoleh ke arah Emma sambil menggelengkan kepalanya. "Bu-bukan itu. Tolong jangan salah paham." Uajarnya. "Hanya saja... Anda mengingatkanku pada bibiku."
"Bibimu?"
"Ya, bibiku."
"Apakah bibimu seumuran denganku?"
"Sepertinya iya, Nyonya." Jawab Rosé sembari tersenyum. "Beberapa hari yang lalu bibi dan pamanku menikmati liburan mereka di China."
"Hanya berdua?" Tanya Emma penasaran.
"Ya."
Emma menghentikan langkahnya secara tiba-tiba, lalu menoleh ke arah Rosé bersamaan dengan alisnya terangkat, sedikit terkejut sebab menemukan manusia yang sama persis dengannya. Seorang wanita paruh baya yang gemar bepergian bersama suaminya ke luar Negeri selagi ada kesempatan. "Benarkah?"
Rosé terkekeh karena ekspresi Emma yang menurutnya berlebihan. "Tentu, Nyonya. Mereka sangat bersemangat merencanakan liburan mereka berdua setelah aku menikah."
"Jadi kau sudah menikah?"
Rosé menelan ludah, merutuki kebodohannya karena ia tak sengaja mengatakan hal pribadinya. "Ya, aku sudah menikah." Jawabnya sedikit canggung. "Tepatnya beberapa hari yang lalu." Tambahnya.
Emma mengerutkan dahinya, rasa penasarannya yang tinggi tak henti-hentinya melayangkan pertanyaan kepada wanita yang berdiri gusar di depannya. "Lalu, sekarang dimana suamimu? Seharusnya kalian melangsungkan bulan madu, bukan?"