DUDA IHHH - 4

12.1K 437 4
                                        

CHAPTER 4 - : NATHAN

Aku mendengar pertanyaan yang keluar dari anak itu.

"(Mama baru? Rupanya pria ini sudah menikah.. tapi.. keberadaan ku disini tidak akan menghancurkan rumah tangga nya kan?)"

Mendadak jantungku berdegup cepat. Rasanya punggung ku tidak enak, leherku berhawa panas yang kemudian aku merasa jika firasat buruk akan datang.

"Bukan." balas Pria itu. Tangannya mengusap pucuk kepala anak lelaki itu.

"Teman Papa?"

Aku memperhatikan nya. Dari wajah, tinggi badan dan cara dia berbicara, menatap lawan bicara.

"(Anak lima tahun mungkin?)" Seraya ku menebak dalam batin.

Pertanyaan anak lelaki itu berhasil membuat nya sekilas menatapku. Kemudian, dia menatap kembali sang anak.

"Perkenalkan dirimu seperti apa yang Papa ajarkan. Masih ingat?"

Mendengar nya berkata selembut itu aku tidak percaya. Sebab bagiku ini sangat-sangat mustahil untuk dirinya yang sedari tadi menatapku dingin. Anak lelaki itu mengangguk, kemudian mendekati ku nan menyodorkan tangannya.

"Hallo Tante, Namaku Nathan. Usiaku 6 tahun. Mau berteman denganku?"

Cara penyampaian nya membuat ku tertarik. Terlebih ketika dia menyodorkan tangannya menunggu ku untuk saling berjabat tangan. Aku berjongkok di hadapannya memasang senyuman lebar ku sebab aku terlalu bangga. Kami saling berjabat tangan dengan ku yang membalas perkenalan.

"Pintarnya.." Tidak tahan, aku mengusap gemas pucuk kepalanya. Di lihat dari dekat, dia mirip sekali dengan Pria itu. Dari alis, hidung, bibir dan warna kulit pun sama dengan dirinya.

"Tante, siapa Papa?"

Pertanyaan itu kembali ia pertanyakan. Anehnya, di usia sekecil itu kenapa Nathan mempertanyakan hal seperti itu?

"Cukup. Kembali ke kamar mu sekarang,"

"Apa teman Nathan sudah datang?" Nathan tampak antusias menatap Papa nya.

"Ya. Temui Bibik di belakang." Lalu segera Nathan berlari penuh semangat. Jadi ternyata, untuk teman anak tunggal nya. Aku kembali berdiri di tengah Nathan pergi. Lalu ku tersadar, aku kembali berdua dengannya.

"Maaf atas pertanyaan Nathan."

"Aku tidak masalah." balasku tersenyum tipis. Kemudian hening sesaat, ketika Pria itu tengah merogoh sesuatu di dalam sakunya. Ia mengeluarkan sebuah kartu nama, nan memberikan nya kepadaku.

Jelas ku langsung membaca bagian teratas, yaitu namanya.

"(Alvian Adelio? Huh? Alvi- Hah?! ALVIAN??!)"

Glek. Aku menelan ludah payah. Masalahnya adalah, nama ini, sering ter-sebut di berbagai cabang sumber berita. Entah itu berita di Televisi, Internet, Koran dan bahkan ada juga dalam masyarakat. Sudah ku duga, dia orang yang penting.

"Maaf, untuk apa kau-"

"Simpan saja." ucapnya dingin memotong kalimat ku.

"Baiklah. Terimakasih."

"Supir saya sudah menunggu di luar."

"Eh? Kau tidak perlu menyuruh sup-"

"Anggap saja sebagai balas budi saya." Dia memotong kalimat ku lagi. Memang menyebalkan, tapi setidaknya, dia tau bagaimana cara dia berbalas budi. Kemudian aku keluar setelah mengucapkan rasa terimakasih ku padanya.

Sepanjang perjalanan, aku menatapi kartu tanda pengenal itu.

"CEO, PT. WMT?"

"Usia.. 28 tahun.."

DUDA IHHH!! [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang