DUDA IHHH - 36

5.4K 114 4
                                    

CHAPTER - 36 : BERTEMU

15 tahun kemudian -

Pagi ini adalah pagi hari yang cerah, sudah seminggu aku tidak keluar karna hujan deras terus membasahi Kota kami. Ibu-ibu rumah tangga pasti sedang berkeliaran membeli bahan-bahan memasak untuk sarapan pagi keluarga nya. Begitu juga dengan ku, yang sedang bersiap-siap.

"Ma? Mau kemana?" tanya anak pertamaku, siapa lagi kalau si Nathan. Dia sekarang sudah beranjak menjadi anak yang dewasa.

"Ke Pasar, mumpung hari ini ngga hujan." balasku.

"Nathan temenin ya Ma." aju Nathan.

"Eumm, oke deh. Ayo ikut Mama. Kamu tuh yaa, dari dulu ga bisa lepas dari Mama." omelku.

"Nathan kan anak Mama." ucap Nathan dengan suara lakinya yang begitu khas.

Setelah dia bersiap, Nathan menggandeng tangan ku dan berjalan saling bersampingan. Dilihat-lihat juga kami seperti orang yang sedang pacaran, ini semua karna wajah ku awet muda. Jam sudah menunjukkan pukul 06.15. keadaan pasar mulai ramai di penuhi oleh ibu-ibu rumah tangga.

"Nathan, kamu mau apa? Nanti Mama masakin." ujarku.

"Terserah Mama aja, Nathan suka semua masakan Mama." jawab Nathan membuat ku tersenyum.

"Baiklah."

Beberapa menit berlalu, sudah ada 3 lauk yang ku bawa di ranjang belanjaan. Aku memutuskan untuk membeli lebih karna buat jaga-jaga di hari esok. Tak sepenuhnya cuaca akan menjadi cerah, bulan ini memang di penuhi oleh musim hujan. Beberapa orang juga melihat kearah kami, aku yakin karna aku sedang membawa Nathan.

Nathan memang selalu membawa perhatian orang. Bahkan saat aku bertemu dengan teman-teman ku, mereka selalu bertanya. "Kemana anak mu yang pertama itu? Sama si Iden tu, kok ga ikut kamu? Lain kali bawa dong say."

Sudah berkali-kali aku mengalami hal ini, itulah mengapa aku lebih membawa suami jika keluar pergi.

"Duhh, pacarnya ganteng banget Mbak." puji penjual lauk itu.

Nathan langsung meringis. "Ah maaf, ini anak saya Bu." ajuku membenarkan

"Eh, anak nya toh. Maaf yaa, Ibunya awet muda bangett." ucap penjual itu sembari tertawa. Begitu juga dengan ku yang tertular. Lalu, Nathan berbisik mengatakan sesuatu padaku.

"Mama, Nathan mau ke toilet dulu ya Ma." izin Nathan.

"Oke sayang, hati-hati." pesan ku.

Nathan pergi, sedangkan aku masih berkeliling pada area pasar. 10 menit kemudian, aku baru tersadar jika Nathan tidak kembali. Dia sudah 10 menit lebih berada di toilet, apakah di bagian toilet sedang antri?

Karna rasa khawatir mulai mengelilingi ku, aku memutuskan pergi untuk menyusul Nathan disana. Sampainya disana, Nathan ternyata sudah ada di luar area toilet. Dia sedang mengobrol dengan seseorang. Aku menghampiri kedua nya dan menyapa anakku, Nathan.

"Nathan." panggil ku menghampiri.

"Ya Ma? Udah? Ayo pulang." ajak Nathan menggandeng tangan ku.

"Tunggu, Gita?" ucapku kejut. Ada Gita disini, ternyata Nathan sedang mengobrol dengan nya.

"Jangan pulang dulu nak .. izinkan aku bertemu dengan anak ku. Ini hanya sebentar, aku sangat rindu dengan Nathan ..." lirih Gita sayu membuatku tak tega.

"Ah, tentu saja boleh. Nathan, Mama akan biarkan kalian berdua mengobrol. Mama tunggu disana yaa."

"Tidak Ma, Nathan pengen pulang sekarang."

DUDA IHHH!! [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang