DUDA IHHH - 8

8.1K 314 1
                                    

CHAPTER - 8 : JOLIE, MAAF.

"Ah, Maaf. Lanjutkan tidurmu. Saya hanya-"

Jolie memutus kalimat Alvian, ia mempertanyakan anak-anak. "Dimana anak-anak?" tanya Jolie sembari bangun untuk duduk. Namun Alvian mendorong pelan pundak Jolie agar ia kembali berbaring. Jolie pun kembali berbaring.

"Mereka ada bersama saya di kamar sebelah. Lanjutkan tidurmu."

"Maaf, aku tertidur. Aku akan menjaga mereka berdua."

Alvian mendorong lagi pundak ku ketika aku hendak bangun. "Tidak, lebih baik kamu beristirahat. Saya tidak mau kamu kecapekan." ucap nya sok peduli.

Aku melirik sinis kearahnya. "Kecapekan itu adalah urusan ku."

"Kalau kamu kecapekan terus sakit, siapa yang akan menemani Nathan dan Iden dirumah?" tanya Alvian.

Itu membuat ku berubah pikiran. "Hnghh ... baiklah. Kamu selalu memaksa!" cetusku kesal pada Alvian. Alvian tertawa, untuk pertama kalinya aku melihat Alvian yang tertawa. Padahal aku sedang marah, kenapa dia malah tertawa? Apanya yang lucu!

"Saya minta, kalau siang kamu tidur. Jangan sampai tidak tidur, tidur disini dengan anak-anak tidak apa. Yang penting jangan di lesehan. Itu tidak baik, kamu bisa gatal-gatal nanti." pesan Alvian lalu menutup pintu kamar meninggalkan ku sendirian disini.

"(Lesehan .. aku setiap hari tidur di lesehan)"

Aku tersenyum, aku bersyukur masih bisa tidur di ranjang yang empuk dan mewah meskipun ini bukan milikku. Kira-kira kapan yaa aku akan punya:).

Sore - 15.30.

Aku terbangun dari tidur siangku. Rasanya sangat segar dan semua energi ku kini telah kembali. Aku pun memutuskan untuk keluar kamar dan menghampiri anak-anak di kamar sebelah.

Tok, tok, tok ..

Aku mengetuk pintu kamar berkali-kali, namun, tidak ada respons atau sahutan dari dalam. Aku pun mulai curiga dan mencoba untuk membuka pintu mengintip kedalam.

"Halo? Nathan? Al?" ucapku mengintip.

Sepi, tidak ada siapa-siapa didalam. Tetapi, aku mendengar seorang anak kecil yang tertawa.

"Nathan?"

Karna aku orangnya sangat kepo, aku pun masuk memastikan itu adalah Nathan. Jika itu bukan Nathan, lalu siapa yang tertawa tadi?

Mungkin hantu haha. Asal suara itu berasal dari dalam kamar mandi, semakin aku mendekat semakin jelas suara tawanya. Baru saja aku hendak mengintip dalam kamar mandi, ada seseorang yang berteriak membuat langkah kaki ku berhenti seketika.

"Jolie! Jangan mengintip! Sa-saya sedang telan*ang."

Aku langsung memundurkan langkah kaki ku menjauh dari jarak kamar mandi. "A-astaga! Maa-maaf. Kenapa pintunya tidak kamu tutup?!!" tegas ku yang masih terkejut.

"Saya kira kamu tidak akan masuk kedalam kamar." jawab Alvian lalu menutup pintu kamar mandi. Aku langsung lega dan tidak gugup.

"Eee ... apa Nathan dan Iden ada didalam?" tanyaku dari luar.

"Ya. Saya sedang memandikan mereka berdua."

"T-tapikan itu tugas ku! Aku disini bekerja."

"Sudahlah, Nathan dan Iden adalah anak saya. Apa salahnya jika saya memandikan anak sendiri?"

Aku langsung malu cepat-cepat mencari alasan. "Ah, anu .."

"Jika kamu mau mandi silahkan." kata Alvian. Lalu aku pergi keluar untuk menyiapkan makan malam. Soal mandi, aku akan mandi dirumah nanti.

DUDA IHHH!! [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang