DUDA IHHH - 22

8.4K 224 1
                                        

CHAPTER - 22 : BUMIL (2)

Alvian terkekeh. "Aku mau mencuci bajumu. Sekalian nanti kamu mandi."

"Ah, iyaa ..."

Karna aku kesusahan melepas daster yang aku pakai, Alvian membantu ku melepas nya. Saat daster yang aku pakai sudah terlepas, perut ku terlihat mengembang dan sangat besar sekarang.

Alvian menunduk mengganjal dengan kedua lutut nya, dia memeluk perut ku dan menciumi permukaan perut ku. Rasanya geli namun candu. Aku suka Alvian yang seperti ini.

"Kenapa dia jarang bergerak saat aku pegang perut mu?"

"Haha, mungkin dia masih tidur."

"Anak kita tidur Mulu yaa~" Cup!

Alvian mencium perut ku dan tendangan dari dalam pun terjadi. Refleks aku berkata "Ouh!" tendangan nya membuat ku terkejut, perutku sakit saat itu.

"Sayang? sakit? iya?"

"Gapapa kok, cuman sedikit." ujarku mengelusi perut ku agar janin ku tenang didalam. Kalian kira itu hanya satu tendangan? tidak ... itu berkali-kali.

"Pasti dia marah padaku, maaf sayang, kamu yang kena." kata Alvian. "Tak apa, ini wajar." jawab ku, Alvian mengangguk lega.

"Eum, sayang ... mandiin aku mau? emm, jujur .. aku kesusahan kalau sedang mandi sendiri, biasanya kalo ada Bibik, aku minta tolong ke Bibik .."

"Aku paham bagaimana keadaan mu sekarang, pasti semua sangat sulit dilakukan. Tunggu sebentar, kita akan mandi bersama setelah ini. Mau?"

Aku mengangguk cepat seketika. "Mau." jawab ku.

"Baiklah, tunggu dulu."

10 Menit kemudian, akhirnya Alvian selesai mencuci daster ku. Aku yang sudah lama menunggu diam duduk di sofa, akhirnya suami ku datang menghampiri ku.

"Ayoo .." dia mengangkat lalu menggendong tubuh ku. "Sayang, maaf kalo berat. Aku gendut sekarang ..." lirih ku malu-malu.

"Hnghh ... tidak apa, kamu gendut pun aku tetap suka kamu." Cup!

Kalimat Alvian membuat aku salting!

.........

Set jam setelah mandi ...

Aku tau ini sangat lama, sebenarnya .. aku sudah selesai mandi duluan dari awal. Tetapi, Alvian tidak memperbolehkan ku untuk keluar lebih dulu. Didalam, aku pun berendam air hangat sambil menemani suamiku yang sedang mandi. Setelah dia selesai mandi, kami berdua pun keluar.

Dia membungkus badan ku dengan handuk seperti kepompong berjalan. Di ranjang, aku duduk di bagian tepi. Alvian menyuruh ku untuk duduk disana, aku pun menurut dan diam. Kemudian, tak kusangka dia memakaikan ku pakaian. (Pakaian yaa bukan pakaian dalam)

"Bagaimana? kamu nyaman dengan pakaian ini? aku gaa salah pilih kan?"

"Nyaman! ngga salah kok." ujarku.

Oekk ... oek ... oekk ...

Tiba-tiba saja Iden menangis, refleks Alvian langsung menghampiri anak nya yang terbaring di ranjang bayi. Alvian menggendong Iden dan berusaha untuk menenang kan nya.

"Sayang, seperti nya dia minta susu." kataku.

"Shshshshsh ... tidak sayang, dia hanya menangis karna mimpi buruk." ujar suami ku, tangisan Iden mulai berhenti. Aku pun tenang melihat nya.

"Beristirahatlah, jangan main handphone terlalu lama. Panggil aku jika butuh apa-apa. Okey? aku akan membawa Iden keluar rumah, dia butuh udara sejuk."

"Iyaa ... eum, sayang. Maaf merepotkan mu. Padahal, ini adalah hari libur mu, seharusnya kamu menyantai saat ini."

"Tidak apa, ini memang pekerjaan suami yang membantu istrinya. Apalagi kamu sedang hamil sekarang, aku tidak mau membuat mu kecapekan ... kamu harus banyak istirahat."

"Baiklah kalau begitu, aku akan kebawah sekarang. Panggil aku jika butuh apa-apa."

"Iyaa ..."

Alvian pun keluar.

"(Dia baik sekali ...)" Jolie~

°°°

Malam - 22.00.

Seperti biasa, aku tidak bisa tidur. "Udah ngantuk?" tanya suami ku. aku menggeleng berkata "belum. Mungkin setelah ini."

"Setelah apa?"

°°°

DUDA IHHH!! [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang