DUDA IHHH - 21

7.1K 219 1
                                    

CHAPTER - 21 : BUMIL (1)

8 Bulan Kemudian ~
Pagi - 08.00.

Aku tengah sedang menyusui si kecil yang dari tadi merengek meminta ASI. Kini, kandungan ku sudah mengembang di bulan ke 8! Ternyata hamil muda tidak seenak yang aku kira, banyak rasa sakit yang aku rasakan ... terutama saat malam hari datang.

Aku selalu merasa tidak nyaman dan sangat susah untuk tidur. Setelah menyusui si kecil, aku merebahkan si kecil pada ranjang tidurnya. Setelah itu, aku merebahkan diriku lagi dan menghadap kearah suami ku yang tengah masih tertidur lelap.

Hari ini adalah hari libur nya, hari libur adalah waktu yang pas untuk berdua dikamar hingga seharian penuh.

Aku ingin tidur kembali, namun tidak bisa. Tangan ku tidak bisa berhenti mengelus kepala Alvian karna gemasnya. "Berhentilah mengelus kepalaku~" lirih suamiku dengan suara beratnya. Asupan pagi ku selalu seperti ini haha. Bagaimana dengan asupan pagi kalian?

Aku terkekeh lalu, tangan ku berhenti mengelus kepalanya. Alvian malah merengek. "Elus lagi~" ucap nya mengendus-ngendus.

"Iyaaa ..." jawab ku bernada panjang. Mode manja nya setiap pagi selalu saja aktif.

Suami ku mulai tertidur lagi, dan aku merusak suasana nya. "Sayang."

"Hm?" Alvian langsung melek saat mendengar panggilan ku.

"Buatin aku sarapan boleh? debat nya uda laper daritadi .." kataku memohon.

"Bibik kemana?"

responan Alvian membuatku tak mood, bilang aja gamau buatin sarapan buat aku! "Kenapa nanya Bibik?" tanya ku bernada sebal, aku menaikkan satu alisku.

"Tanya aja, kenapa ga minta ke Bibik? aku masi ngantuk tauu." ucap suamiku dengan mulut ringan nya.

Apa dia tak sadar jika ini sudah jam 8 lebih?

"Eum oke." jawab ku singkat mengalihkan pandangan. Aku turun dari ranjang dan keluar dari kamar tanpa satu kata apapun.

°°°

Di dapur -

Saat aku sedang memasak, aku menjatuhkan bungkus Masako ke lantai. Kalian pasti tau, aku sulit jika mengambil nya ... perut ku sangat menghalangi.

Namun, aku tetap saja mencoba untuk menjongkok dan mengambil bungkus Masako itu. Saat aku telah menjongkok, aku merasakan rasa sakit pada bagian perutku.

"S-sakit ..." rintih ku.

"Sayang, apa yang kamu lakukan!" seru suami ku, dia langsung membantu ku berdiri dan mengambil bungkus Masako itu.

"Hei, minta tolong ke aku yaa .. jangan gini sayang .. okey?" kata suami ku, dia mengelus-ngelus kedua pipi ku, aku menahan tangisan saat itu.

"Kemana Bibik? Kok ga ada?"

"Bibik izin ga masuk, ada acara keluarga." jawab ku. Alvian menghela nafas panjang. "hnghhh ... kenapa ga bilang ke aku dari awal?"

" ........ " aku terdiam membisu. Ternyata dia tidak peka.

"Maaf sayang, aku tidak tau. Sekarang duduklah, aku yang akan membuatkan mu sarapan."

"Aku mau bantu."

"Gaboleh. Kamu duduk aja sana" suruh suami ku, dia menunjuk kearah meja makan. Aku pun menurut, dan duduk diam disana.

Dari jauh, aku menyaksikan Alvian yang tengah sedang memasak. Baunya sangat lezat, suami ku memang pintar memasak. Melihat nya memasak, membuat ku mengantuk dan bosan menunggu. Aku berpikiran untuk menyapu ruangan tengah agar ada kerjaan dan tidak mudah mengantuk.

........

Beberapa menit kedepan ..

"Sayang? Lah kemana tuh anak." Alvian kebingungan saat dia tak melihat keberadaan istrinya di ruang makan.

"Sayang? Jolie sayang ... kemana kamu?" panggil lembut suami ku, aku pun menyaut panggilan nya dari ruang tengah. "Apaaa ...." sahut ku.

Alvian pun menghampiri ku, dia terkejut saat melihat ku yang tengah sedang menyapu lantai. "Astaga sayang ..."

"A-apa? aku salah?" ucap ku bingung langsung menghentikan kegiatan.

"Ndak, kamu Ndak salah kok, cuman bandel aja. Untuk sementara ini kamu gaboleh ngerjain kegiatan rumah, biar aku aja. Mana sini sapunya."

"Kan cuman nyapu. Lagian itu gaa bikin aku capek." respon ku menarik sapu yang masih ku pegang.

"Itu termasuk tindakan yang membahayakan kandungan. Kamu masih bandel sama omongan dokter? Kandungan kamu lemah sayang .."

"Membahayakan kandungan? sok tau kamu, aku gappaa tuh."

"Hadeh Sayang, kamu bandel banget si. Aku cipok juga ni."

"Cipok aja! siapa tak-"

Dan benar saja, tanpa aba-aba, dia mencium bibir ku. Ciuman nya terasa sangat lembut namun Alvian melakukan nya hingga dalam.

........

"Masi mau bandel, kamu?" ucap nya membuat ku menggeleng. Aku tidak suka dengan ciuman tadi.

"Engga ..."

"Makan sana, udah aku siapin dimeja makan. Dihabisin loh yaa .." pesan suamiku, dia mengusapi pucuk kepala ku lembut. Lalu dia menyapu, aku pun berjalan menuju ruang makan untuk sarapan.

Setelah sarapan selesai, aku menghampiri Alvian di ruang tengah. Namun, dia tidak ada disana saat ini. Diruang utama pun tidak ada. Lalu aku berpikiran untuk pergi ke tempat penyucian pakaian. Dan benar, suamiku ada disana.

"Sayang?" panggil ku membuat nya menoleh.

Alvian tersenyum, dia mencium keningku dan bertanya. "Udah sarapan?"

Aku mengangguk. "Iyaa, kamu jangan lupa sarapan." ujarku mengingat kan.

"Itu mah belakangan, aku mau ngurus ini dulu. Oh ya, apa anak-anak sudah mandi?"

"Sudah kok, tadi Bibik sempet kesini, buat mandiin anak-anak dulu, aku yang minta soalnya. Nathan sama Iden sekarang tidur lagi."

"Bagus lah kalau begitu, aku ada waktu buat berdua dengan mu sayang. Lepas bajumu."

"H-hah? Mau ngapain ..."

Alvian terkekeh.

°°°

DUDA IHHH!! [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang