DUDA IHHH - 3

10.3K 440 23
                                    

CHAPTER - 3 : PERKENALKAN

"Masuklah, bayinya ada didalam."

Ucapnya menyuruhku masuk. Aku ke dalam dan duduk manis di sana, baru saja aku duduk, mataku mengarah pada bayi laki-laki yang tepat terbaring di samping ku.

Ku lihat, dia tenang-tenang saja tuh. Lalu aku berpikiran untuk mengelus dahinya, ketika aku mengelus dahi nya, tiba-tiba saja bayi itu menangis keras. Aku terkejut sentak, spontan aku menenangkan nya, tetapi Pria itu masuk memberiku tatapan sinis.

"Apa yang kamu lakukan?!" Dia menyentak.

"A-aku hanya mengelus dahinya .." balasku panik memberitahu.

"Ck!" Mulutnya itu berdecak. Aku hanya bisa diam, fokus terhadap bayi laki-laki itu.

Aku melihat, Pria itu hendak menggendong bayinya, refleks aku menepis tangan Pria itu ringan. "Apa?" balasnya begitu dingin, menatapku tak mengenakkan.

"B-Biar aku saja.." Sergap aku mengambil alih bayi laki-laki itu yang kini berada di dekapan sepasang tanganku.

"Shshshsh ... jangan menangis sayang.." ucapku selembut mungkin. Aku mengusapi rambut tipis miliknya lalu mencium keningnya dengan hati-hati. Itulah diriku saat sedang bersama anak balita.

Tangisannya mulai mereda, aku ikut tenang melihat nya. Aku mengira hanya dengan tepukan kecil, bayi ini akan tertidur pulas. Ternyata ia tidak seperti bayi-bayi yang aku temui sebelumnya. Yang ini berbeda, lidah mungilnya itu terus keluar membasahi sekitar bibirnya sendiri.

Aku paham, dia sedang menginginkan aku. Namun ada hal yang menjadi penghalang ketika aku hendak melakukan nya.

"(Aku sedang bersama seorang Pria dewasa sekarang..)"

Tidak ada cara lain, aku harus berbicara pada Pria itu secara langsung. Aku tidak mungkin membiarkan nya kelaparan.

"Ee.. maaf," entah rasa gugupku muncul ketika aku mulai melontar, terlebih ketika Pria itu menoleh ke arahku memberikan tatapan yang masih sama terhadap ku.

"Kenapa?" tanya Pria itu menatap ku dingin.

"Maaf, bisakah kau menghadap ke sana sebentar? Aku ingin-"

"Ya." balasnya singkat, yang kemudian dia membalikkan badannya menghadap jendela mobil. Sedikit ku menghempas napas, merasa aman.

Setelah ku buka bra, aku mulai mengarahkan membiarkan bibirnya melakukan apa yang seharusnya di lakukan. Bayi laki-laki itu melakukan nya melebihi ekspektasi ku. Kemudian pikiran buruk mendadak terlintas di benakku. Aku beranggapan bahwa bayi laki-laki ini tidak sering kali di beri susu.

10 menit setelah perjalanan berlalu, akhirnya kami sampai disebuah tempat yang begitu amat mewah. Sepasang mataku spontan terbelalak. Ini sebuah rumah namun bagiku ini sebuah istana. Begitu besar dan luas tempatnya.

"Turun. Ikuti saya." ucap Pria itu tanpa menatap ku. Dia masih menjaga pandangannya. Nyatanya, dia langsung turun dari mobil tanpa memberitahu ku bagaimana cara membuka pintu mobil. Dan bodohnya dia menutup pintu mobilnya lagi selagi aku hendak menyusul nya turun.

Untung saja ada bodyguard yang sergap membukakan ku pintu. Segera aku keluar dan cepat-cepat menyusul Pria menyebalkan itu. Aku berjalan mengikuti nya dari belakang, kini bayi yang sedang ku gendong tengah tertidur pulas. Melihat nya, aku tersenyum tenang.

Dia mempersilahkan aku untuk masuk kedalam. Aku masuk, yang kemudian Pria itu mengambil alih bayinya dari tanganku.

"Aku akan langsung pulang." Masih di posisi yang sama aku melontar-memutus untuk segera menghilangkan diri dari hadapan Pria itu. Namun, secara tegas dia melarang ku.

DUDA IHHH!! [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang