DUDA IHHH - 5

9.7K 384 10
                                    

CHAPTER - 5 : SELAYAKNYA SEORANG IBU

Esoknya - 07.00.

"Papa! Papa! Papa ngga berangkat kerja?" Nathan menepuk tubuh Alvian membuat Alvian terbangun kejut. Tampak sepasang matanya merah bertanda belum puas dalam tidurnya.

"Nanti sayang, Papa mengantuk.." kata Alvian meregangkan otot yang kemudian ia melanjutkan tidurnya.

"Ta-Tapi ini sudah jam 7 pagi Pa!" seru Nathan memberitahu panik Papa nya. Alvian sudah jelas terkejut saat anaknya berkata seperti itu.

"Jam 7?! Kamu tidak mengarang kan?!" Matanya terbuka lagi, menatap Nathan tidak percaya.

"Tu, jam 7." jawab Nathan menunjuk kearah jam dinding. Alvian melihat itu dan ternyata benar. Nathan terlalu pintar diumur-nya yang masih menginjak usia 6th.

Alvian melotot, ia langsung cepat-cepat beranjak dari ranjang dan masuk kedalam kamar mandi. Sementara Nathan ia menyusul, berlalu pergi ke ruang pakaian khusus dan mengambil handuk milik Alvian.

Kemudian ia kembali menuju kamar mandi yang masih ditempati oleh Alvian didalam.

Dok! Dok! Dok!

Nathan menggedor pintu kamar mandi Alvian, lalu ia berteriak. "Papa! Papa! Nathan ikut mandi!" ucapnya meminta.

"Nanti saja sayang ya, Papa lagi buru-buru." sahut Alvian dari dalam.

"Tapi Pa, Nathan pengen mandi sama Papah huhu .." Nathan duduk menangis didepan pintu kamar mandi, ia menunggu Alvian berharap Alvian membukakan pintu untuk nya.

Alvian menggerutu dalam batin. Mau tidak mau ia harus memandikan anak nya. Lalu dengan tubuh yang masih dipenuhi dengan sabun itu Alvian membuka pintu kamar mandi, dan menggendong Nathan masuk kedalam.

Alvian mencium pipi anak nya lembut. "Sudah jangan menangis," Nathan yang tengah menangis sesegukan itu langsung berusaha untuk menghentikan nya.

15 menit berlalu, Alvian masih memandikan Nathan didalam. Ditengah-tengah kesibukan nya, Alvian mendengar ia tengah sedang mendapati suara telepon dari luar.

"Telepon Pa, telepon, telepon!" seru Nathan memberitahu Papanya.

Alvian yang masih menghanduki tubuh Nathan, kini ia berhenti dan menyuruh Nathan untuk  mengeringkan tubuhnya sendiri.

"Keringkan badan-mu sendiri, bisa kan? Anak Papa pinter." ucap Alvian mengelus pucuk kepala Nathan. Nathan mengangguk kecil.

Lalu Alvian keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju sumber suara itu. Dia mengangkat telepon nya.

"Halo?"

"Maaf mengganggu waktu anda, Bapak. Ada tamu yang ingin bertemu dengan anda di Perusahaan. Dia sudah menunggu Pak."

"Ya. saya akan segera datang. Tapi, siapa yang datang? Saya ingat, hari ini tidak ada jadwal pertemuan dengan siapa pun."

"Saya tidak mengenalnya. Beliau seorang wanita. Mungkin teman Bapak?"

"Wanita?"

"Benar."

"Usir saja dia, dan peringatkan. Jangan sampai dia kembali mengunjungi saya."

"Baik."

•••••

Telepon mati, Alvian melihat Iden yang sudah membuka mata. Ia juga melihat Nathan yang sudah seperti kepompong di depan kamar mandi.

"Papa, tolongin ...." lirih Nathan yang tidak bisa menggerakkan kedua tangan nya. Alvian mengampiri Nathan.

Kemudian Alvian membuka handuk yang telah menjadikan anak nya itu seperti kepompong hidup. "Papa, apa Tante nanti kecini?"

DUDA IHHH!! [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang