BAGIAN 14

167 24 0
                                    

"Gue jadian sama Janu"

Jake tersedak bakso yang baru saja akan ia telan. Yasa yang duduk disamping Jake pun tidak jadi menyuap sotonya setelah mendengar ucapan Jagad.

"Lo permisi dulu kek Gad. Jangan dadakan begini"

Jake protes setelah menenggak es teh miliknya.

"Bodo Jake, gue cuma mau bilang doang"

Jagad yang duduk dengan tenang di seberang Jake dan Yasa hanya memasang ekspresi datar.

"Kapan lo jadian sama Janu ?"

Tanya Yasa yang sudah menyuap kembali sotonya.

"Beberapa hari lalu, pas lo pada nggak jadi belajar bareng"

"Wah, kita tinggal berdua ternyata menghasilkan kemajuan juga ya. Coba kalo nggak, keburu lari ke lain hati tuh si Janu"

Ujar Jake dengan bangga.

"Ya syukur deh. Congrats Gad"

Yasa tersenyum pada Jagad.

"Congrats bro. PJ jangan lupa, lo utang budi ama gue"

Jake lagi-lagi.

"Utang budi apa gue sama lo ?"

Jagad mulai jengah.

"Ya utang budi buat ninggalin kalian berdua. Jadinya kalian bisa jadian sekarang"

"Cih"

Jagad mendecih mendengar Jake.

"Jadi gimana lo nembak Janu ?"

Jake lagi, lagi dan lagi.

"Bukan urusan lo"

"Yeee, cuma mau tau doang Gad. Gimana seorang Jagad nembak cem cemannya"

"Nggak usah kepo"

"Ayolah Gad"

"Gausah rese lo"

Yasa hanya geleng-geleng melihat adu mulut dua sahabatnya itu.

-----

Jagad dan dua sahabatnya sedang berjalan di koridor menuju kelasnya. Mereka menyusuri lantai satu menuju tangga untuk ke lantai dua, tempat kelasnya berada. Dari arah lantai dua tiba-tiba muncul Janu. Ketiganya menghentikan langkahnya dan saling pandang.

Janu yang memperhatikan menegak ludahnya tanda gugup. Ia takut jikalau ia bersikap berbeda sedikit saja akan membuat sesuatu di antara dirinya dan Jagad akan diketahui kedua orang itu.

"Hai Jan"

Sapa Jake ramah.

"Hai Jake. Yasa. Jagad"

Jake dan Yasa menahan tawa kala mendengar sapaan Janu yang terkesan kaku, tidak seperti biasanya.

"Biasa aja kali Jan. Gue ama Jake duluan ya"

Setelah menepuk bahu Jagad, Yasa dan Jake meninggalkan keduanya. Janu yang sempat disenyumi sekilas pun memandang bingung kepergian keduanya.

"Dari mana ?"

Tanya Jagad. Kini hanya tinggal Janu dan Jagad di ujung tangga.

"Dari kantor guru nganter buku"

Jagad mengangguk paham.

"Gad, Yasa sama Jake-"

Janu dengan sedikit takut mencoba menanyakan perihal sikap Jake dan Yasa yang tidak biasa tadi. Jagad yang paham tersenyum simpul.

JAGAD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang