HAPPY BIRTHDAY TO ME

176 19 5
                                    

Ini bagian spesial yang aku bikin dari sudut pandang Janu.

Sebenernya sih ide bagian ini di dapat sehabis dengerin lagu yang ada di media. Kalian bisa cek aja.

Pas denger lagunya dan liat arti liriknya langsung aja kepikiran bagian ini. Pas juga lagi proses nulis cerita ini.Jadilah dibikin bagian ini.

Happy reading !

------

"JANU !"

Suara itu. Kenapa dia masih sama saja ?

Aku memutar bola mataku jengah. Kehadiran seorang laki-laki jangkung satu itu sudah tak lagi aku herankan. Terutama berisiknya dia hingga mengganggu penghuni kantin fakultas sastra.

Senyum lebar yang menampakkan gusinya itu dia pasang saat sampai di dekatku. Dengan seenaknya dia menggeser tubuh laki-laki lain yang duduk di sampingku. Lalu dia duduk tanpa rasa bersalah sedikitpun disana.

"Ran, bisa nggak kecilin dikit volume suara kamu ? Ganggu"

Aku berucap tanpa sejengkal pun mengalihkan pandanganku padanya.

Dan lagi, dengan seenaknya, orang yang sudah jadi sahabatku sejak sekolah dulu itu menenggak habis es jeruk milikku.

"Sopan banget nih anak. Heh Ran, beli sendiri sono"

Itu laki-laki lain yang duduk tepat di depanku.

"Sorry, habisnya gue haus jalan dari FSRD nyampe sini njir"

"Lo jalan Ran ? Mobil lo kemana ?"

Kali ini laki-laki lain lagi yang duduk di depan Randi.

"Ada. Tuh di parkiran fakultas sastra"

"Hah ? Trus maksud lo jalan ?"

"Ya kan emang gue nggak perlu jalan dari kelas gue ke mobil trus dari parkiran disini"

"Yee si bangsat"

Aku hanya menggelengkan kepala. Ingin heran tapi ini Randi.

"Oh ya, Jan. Soal tawaran gue tadi ?"

Tunggu yang itu siapa ?

Kami menoleh ke arah suara tadi berasal, di sebelah Randi.

Ah, aku melupakan seorang lagi di ujung sana. Laki-laki yang tadi diusir oleh Randi.

"Oh, Kak Leo. Sorry aku sampe lupa"

Laki-laki itu, Leo, kakak tingkat Sastra Inggris yang hari ini tiba-tiba datang padaku.

Dia melongok padaku -karena terhalang Randi- sembari menampilkan senyum canggung.

Randi di sampingku memberikan tatapan tajam menyelidik pada Leo.

"Tawaran apa Jan ?"

Dia beralih melihatku.

"Gue mau ajakin Janu jalan besok"

Leo yang menjawab. Dan aku tau apa selanjutnya.

"Gue nggak tanya lo ya"

Kuhembuskan nafas pelan. Leo tampaknya agak terkejut.

Setelahnya kudengar suara pukulan -kepala Randi kena pukul seseorang yang duduk di depanku.

"Sakit, Ris ! Lo apaan sih ?"

"Sopan dikit lo. Itu kating gue"

Laki-laki tadi -yang mukul Randi- Haris, memandang dingin Randi.

"Ya sorry"

JAGAD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang