BAGIAN 22

135 19 0
                                    

Libur semester telah usai. Semester genap dimulai, menjadi waktu terakhir untuk siswa siswi kelas 12 di SMA. Semester ini mereka akan disibukkan dengan persiapan ujian akhir.

Ini masih hari ketiga sester baru dimulai. Tapi sekolah sudah riuh ramai oleh para siswa siswi. Nampak keributan dari lantai dua sekolah. Janu dan Shaga yang baru keluar dari kantin agak kebingungan dengan semua keributan ini.

"Ada apa sih, Jan ?"

"Nggak tau juga Ga"

"Liat yuk. Kayanya dari lantai atas. Yok"

Tanpa persetujuan, Shaga langsung menarik Janu menuju lantai dua sekolah. Sesampainya disana siswa siswi sudah ramai berkumpul di satu kelas.

"Itu bukannya kelas Jagad ?"

"Hu um"

"Ada apa dah ?"

Janu dan Shaga mendekat ke arah kelas. Shaga sedikit mendorong beberapa orang agar mereka berdua bisa mendekat di pintu kelas.

Keadaan di dalam kelas tidak kalah ramai. Semua siswa sudah bersorak ke arah dua orang yang tengah berdiri berhadapan.

"TERIMA TERIMA TERIMA TERIMA"

Teriakan terus menggema di seluruh kelas. Sementara dua orang yang jadi objek tontonan hanya diam.

Janu memicingkan matanya. Ia kenal betul satu orang yang jadi objek tontonan saat ini. Kerena itu kekasihnya.

JAGAD

Di hadapan Jagad, seorang siswi cantik berdiri malu-malu.

Melihat keadaan di kelas, Janu paham akan apa yang terjadi. Gadis itu baru saja mengajak kekasihnya untuk menjalin hubungan. Janu hanya memandang tanpa ekspresi ke arah dua orang itu.

"Jan, itu si Manda ngajakin Jagad. Gimana ?"

Janu hanya terdiam mendengar pertanyaan Shaga. Ia belum melihat kelanjutannya. Jadi ia belum bisa putuskan bagaimana.

Jagad menatap dengan ekspresi datar gadis di depananya. Beberapa menit lalu tiba-tiba seorang gadis yang bisa dibilang paling populer di sekolahnya, mengajaknya untuk pacaran. Jagad sedikit kaget tapi biasa saja toh ia sudah tau jawaban apa yang akan ia berikan pada gadis itu.

Sorakan teman sekelasnya sungguh mengganggu telinganya. Belum lagi siswa siswi yang berkumpul di luar kelas semakin membuat Jagad muak. Ia ingin segera mengakhiri ini semua.

"Sorry"

Suara dingin Jagad langsung membuat keadaan sekitar hening.

"Sorry, gue nggak bisa"

Itu jawaban Jagad yang sudah jelas tanpa harus pertimbangan lagi.

"Kenapa ?"

"Ada orang lain yang gue suka"

Ya, mana mungkin ia mengatakan jika dirinya punya pacar. Pasti pertaanyaan selanjutnya adalah siapa.

"Siapa ?"

Jagad sudah menduga.

"Bukan urusan lo. Yang pasti gue nggak bisa pacaran ama lo"

"Tapi lo belom jadian ama dia. Berarti masih ada kesempatan buat gue. Lagian kalo terbiasa lama-lama jadi suka kok"

Jagad jengah.

"Gue nggak suka kalo harus dipaksa. Sorry, tolong jangan deketin gue lagi karna gue nggak suka"

Jagad menatap tajam gadis di hadapannya.

Gadis itu hanya tertunduk.

"Manda, udah yok mending kita balik. Diliatin anak-anak, lo nggak malu"

JAGAD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang