1. Pain

815 38 5
                                    

Pagi suasana di kota Tokyo, Jepang pada tahun 2000 sangatlah damai, anak anak yang berlarian di sepanjang jalan kecil, mereka tertawa lepas, Lelaki dengan kulit putih bersih dan senyuman hangat itu menuju sebuah lapak pedagang pasar tradisional, "pagi kak..." Senyum ramah Yoshi terlihat ia memilih beberapa sayuran di sana.

"Pagi Yoshi, Ibu sehat?" tanya penjual sayur itu yang memang sedikit akrab dengan Yoshi, karena hampir setiap hari mereka bertemu.

Yoshi memang sering membeli sayuran di sana, Yoshi pun juga sedikit akrab dengan penjual sayur itu, "sehat kak, oh saya ambil ini," Yoshi merogoh saku jaketnya.

Penjual sayur itu mengangguk dan membungkus sayur yang diinginkan Yoshi juga mengatakan nominal yang harus dibayarkan oleh Yoshi.

Yoshi menyerahkan beberapa lembar uang kertas, "terimakasih kak," kata Yoshi tersenyum meninggalkan lapak tempat berdagang penjual sayur itu.

Langkahnya terhenti di sebuah toko buku, ia masuk kedalam toko dengan mata yang berbinar-binar, "pagi kak."

"Pagi juga Yoshi, seperti hari biasa ya?" Tanya penjaga toko buku itu.

"Iya kak, hari ini aku beli buku From the deepest of my heart."

"Siap!"

Hobi Yoshi adalah membaca buku entahlah buku yang menurutnya menarik akan ia baca, kalaupun sangat bagus baginya mungkin bisa sampai berulang ulang kali.

Senyumnya mengembang saat melihat buku itu ada di tangannya.

Yoshi membuka pintu rumahnya, "aku pulang," cicitnya melepaskan sepatu yang ia kenakan.

"Eh? Sudah pulang?"

"Ini bu belanjaannya, err.. aku bolehkan bu beli buku ini?" Tanya Yoshi.

"Ga apa apa lagian sudah beli baru bilang hahaha," perempuan dengan rambut sebahu itu tertawa kecil kala Yoshi menunjukkan sebuah buku yang sudah dibelinya, dia Kanemoto Aika, Ibu Yoshi.

"Bu aku mau pergi boleh? Mau jalan jalan aja," tanya Yoshi sambil memberikan alasannya.

"Ga apa apa," Aika memberikan senyum.

"Makasi bu," Yoshi mencium pipi Aika yang tidak se-chubby dulu.

Rambut Aika yang mulai memutih itu terlihat sedikit lebih banyak, wanita tua sepertinya, hanya akan merawat anaknya sampai memiliki keluarga kecilnya.

"Yoshi pergi dulu bu," pamit Yoshi menutup pintu rumah kediaman keluarga Kanemoto itu.

Aika tersenyum tipis, kakinya berjalan menuju dapur ia melihat ke ruangan itu.

Ruangan kosong yang penuh dengan kenangan dan cerita, disana hanya terlihat sebuah foto seorang pria, bunga yang ada di samping foto itu, asap dan wangi dupa yang semerbak di ruangan itu.

Aika memasuki kamar itu, ia duduk bersimpuh di depan foto itu, "saya merindukanmu," lirihnya tersenyum dan membacakan doa untuk kepergian orang pertama dan terakhir yang dapat membuatnya jatuh cinta kepada seni dan dirinya.

"Empat tahun sudah berlalu tapi kenapa anda masih ada dalam hati dan pikiran saya? Anda seperti ada di samping saya, selalu. Saya benar benar merindukan kehadiran anda disini," tak terasa air mata Aika mengalir lirih di pipinya.

~~~

Yoshi berjalan menuju sebuah jalanan di kota pusat, ia sangat menikmati angin pagi ini yang berhembus pelan dengan burung berkicauan saling sahut menyahut itu membuat hatinya tenang.

Hate This Before YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang