Pagi ini Metha bersiap untuk berangkat sekolah, bersyukurlah karena hari ini Penilaian Akhir Semester berlangsung dan Metha dengan keadaan yang membaik.
"Aku duluan!" Teriak Metha dari kamarnya berlari terlebih dahulu membuka pintu, tanpa memperdulikan Yoshi.
Metha terkekeh kecil menunggu taxi yang ia pesan tadi, "kamu lupa aku siapa, babe?" tanya Yoshi yang sudah ada di samping Metha.
"Iya iya, aku nyerah, by the way, babe?"
Yoshi terkekeh kecil menoleh Metha, "udah sana masuk," Yoshi semakin dibuat gemas ketika melihat Metha kebingungan pasalnya tadi ia tidak merasa ada suara ataupun hembusan angin yang menerpa tubuhnya saat taxi itu datang.
Akhirnya Yoshi dan Metha berangkat menuju sekolah itu dengan tenang, untuk beberapa saat, sebelum driver taxi itu me-rem mendadak, "ada apa pak?" tanya Metha.
"S- saya hampir nabrak nenek-nenek."
Metha langsung melihat pada kaca taxi itu, dilihatnya Doyoung tadi hampir tertabrak karena melindungi nenek itu, "itu Doyoung kan?" tanya Yoshi.
Metha mengangguk kecil, karena jarak tempat ini dan gerbang sekolah mereka tidak terlalu jauh, keduanya memutuskan untuk turun disini.
Sedangkan Doyoung tadi sudah pergi terlebih dahulu menuju sekolah itu, "aku ga nyangka bawahan Yeseo dulu ternyata baik juga," bisik Yoshi.
"Hust! Gaboleh kayak gitu, orang ada sifat baik buruknya sendiri," Metha menasehati Yoshi kali ini.
"Iya kayak kamu, baiknya ada disisiku," Metha hanya bisa tersenyum salah tingkah dengan gombalan dari lelaki disampingnya ini.
"Kalian berdua ya! Malah pacaran! Sana cepet masuk, udah mau bel masuk itu!" Seru guru kesiswaan yang ada di depan gerbang sekolah, sebut saja Pak Santo.
"Pak Santo udah marah tuh, cepetan masuk gih," kata Yoshi terkekeh berlari terlebih dahulu memasuki areal sekolah itu, Metha masih pada tempatnya tersenyum salah tingkah karena Yoshi dan Pak Santo.
Dan Metha sedikit malu karena ternyata Pak Santo memperhatikan Metha dan Yoshi sedari tadi, "udah ga apa apa namanya anak muda, yang penting ga kelewatan lho, ya!" sela Pak Santo ketika Metha membungkukkan badannya saat Metha hendak pergi.
"I- iya pak!"
•••
'swwitt'Suara siulan seseorang dari kantin sekolah itu membuat Dayeon refleks menoleh, "lo lagi lo lagi," gerutu Dayeon mengulas bibirnya.
"Lo inget kan janjinya, jadi sebelum gue putusin lo, lo tetep pacar gue," tekan Doyoung kepada Dayeon.
Dayeon merotasikan bola matanya sempurna, "iya iya gue tau!"
"Clever! By the way, lo sendirian aja kemana tuh Gaeul sama Metha?" Tanya Doyoung melihat sekelilingnya yang terlihat tidak ada dua orang yang disebutnya tadi.
Dayeon merotasikan bola matanya sempurna, "ya mana gue tau, gue kesini mau sarapan, maag gue bisa kambuh kalo ga sarapan sekarang," Dayeon melenggang pergi membeli makanan untuknya sarapan.
Doyoung mengikutinya dari belakang dan saat Dayeon akan mengeluarkan uang dari sakunya, terlambat, Doyoung sudah membayar makanan milik Dayeon, "lo mau makan dimana? Gue anterin," tanya Doyoung juga langsung membawa nampan berisi makanan itu.
"Wait, lo ga perlu segitunya-"
"Shut up, sekarang lo tinggal duduk manis dan makan okey!" seru Doyoung dengan keputusannya yang tidak mau diganggu gugat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate This Before You
FanfictionBagaimana pendapatmu tentang makhluk mitologi? Seperti vampire, pastinya kamu beranggapan, "itu tidak nyata," bayangkan jika suatu hari makhluk mitologi itu benar benar ada, dan kamu adalah mate mereka. _______________________ 𝓢𝓽𝓪𝓻𝓽 : 22 𝓝𝓸�...