17. Sorry

50 8 0
                                    

Dayeon sendiri di kelasnya kini, bosan yang ia rasakan, Gaeul, dan Metha tidak masuk, Metha mengirimkan surat ijin bahwa ia sakit, dan Gaeul tanpa keterangan.

"Aish, Gaeul pasti alasan lagi pas masuk nanti," gumam Dayeon yang terus memikirkan Gaeul dan Metha.

Dayeon sedikit khawatir kepada Metha juga Gaeul, tadi ia mencoba menelepon Gaeul berkali kali, nihil, Gaeul tidak menjawab satupun telepon dari Dayeon.

"Yeon, Gaeul sama Metha ga masuk?" Tanya Lily, teman satu kelasnya yang entah kenapa ini baru pertama kalinya Lily bertanya kepada Dayeon.

Dayeon mengangguk, "lo ga dapet kabar apa gitu dari mereka?" Tanya Lily.

"Engga," jawab singkat Dayeon.

"Jihan juga ga masuk, mana ga ada keterangan juga," gumam Lily kepada dirinya sendiri pergi dari kelas itu, menuju ke kantin.

"Jihan?" Tanya Dayeon kepada dirinya sendiri saat mengingat kejadian yang ia ingat tidak terlalu lama itu.

•••

"Apa gue samperin aja Metha ke rumahnya ya?" Lirih Dayeon berpikir sejenak saat sore hari di depan sekolahnya, sekolah usai, namun hatinya tetap memikirkan teman temannya itu.

"Lo, Dayeon kan?" Tanya Doyoung sedikit membuat Dayeon kaget.

Dayeon menyadari lelaki di sampingnya ini orang aneh yang membawa paksa Metha kala dibela oleh Yoshi, "Ya, kenapa?" Tanya Dayeon.

"Ga apa apa cuma tanya doang, by the way, kenapa Metha ga masuk hari ini?" Tanya Doyoung.

"Ya mana gue tau, lagian lo kenapa tanyain Metha?" Tanya Dayeon.

"Tanya doang," Doyoung membalas tatapan sewot Dayeon itu.

"Apasi freak," Dayeon berjalan pergi meninggalkan Doyoung disana, sejenak ia berpikir, sepertinya tidak perlu ia pergi ke rumah Metha saat ini, dan ia berjalan menuju gang kecil, pikirnya lewat disini akan lebih mudah menuju rumahnya.

Di pertengahan gang kecil itu ia menemukan Beomgyu dengan wanita lain, "gyu?" Lirih Dayeon.

Orang yang dipanggilnya menolehnya dengan tatapan aneh, di bibirnya sudah terdapat bercak darah yang terlihat sampai ke pipi Beomgyu sendiri, tatapan tajam Beomgyu yang tak ingin diusik saat ia sedang sibuk dengan dunianya.

Secepat kilat, Beomgyu sudah berada di depan Dayeon, tatapan mata itu, hambusan nafasnya yang tak beraturan, Dayeon tercengang melihat penampilan lelaki di depannya.

Sekilas ia melihat wanita yang memandanginya sinis dengan tatapan yang hampir sama dengan Beomgyu, Dayeon teralihkan melihat pupil mata Beomgyu yang terlihat berwarna merah pekat.

Deru nafas tak beraturan Beomgyu membuat reflek Dayeon muncul begitu saja, saat Beomgyu mendekatkan wajahnya kepada Dayeon.

Reflek bagus dari seorang gadis itu, ia menampar Beomgyu sekuat-kuatnya, sampai wajah Beomgyu berpaling ke arah lain.

"Gila," lirih Dayeon mundur sedikit demi sedikit dan berbalik berlari sekuat yang ia bisa, percuma saja.

Beomgyu sudah di depan sana.

"Oh, shit," decih Dayeon saat Beomgyu mendekati dirinya lagi, "jangan pegang pegang gue!"

Beomgyu menunjukkan senyum miringnya kepada Dayeon, "well, lo udah tau, dan lo ga berhak buat liat matahari lagi."

Hate This Before YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang