3. Again - Fate

219 25 6
                                    

Metha berjalan di bibir pantai, matanya memandang takjub kepada senja yang ada di ufuk barat, batinnya tak henti hentinya mengagumi keindahan pantai ini, sedikit melepas penat disini, tidak apa apa-kan?

Ia memotret tebing di sana, kamera analog yang ia bawa ternyata benar benar berguna.

Matanya menatap bingung saat melihat foto yang diambilnya, di dalam foto itu terdapat seseorang di atas tebing itu, tapi saat ia melihat tebing itu tak ada siapapun disana.

Apa mungkin hanya efek kamera?

Akhirnya ia membuang pikiran buruknya, Metha berjalan di sepanjang bibir pantai ini.

'dugh'

Seseorang menyenggol lengannya dari belakang ia menoleh, "dia lagi dia lagi apa ga ada manusia lain yang bisa gue temuin selain dia?" batin Metha seperti bingung kenapa ia bisa bertemu lelaki yang sama dalam satu hari.

Lelaki yang menyenggolnya tadi hanya menolehnya singkat kemudian melanjutkan langkahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lelaki yang menyenggolnya tadi hanya menolehnya singkat kemudian melanjutkan langkahnya.

Disisi lain Metha hanya bisa berdecak kesal ketika lelaki itu hanya melenggang pergi meninggalkannya tanpa meminta maaf telah menyenggolnya atau bagaimana.

"Orang aneh!"

Metha kembali berjalan setelah ia sesaat terhenti karena lelaki tadi sampai ia tidak sadar ada yang memperhatikannya sedari tadi, "kapan aku bisa bertemu denganmu tanpa harus dengan cara seperti ini."

•••

Metha berjalan di sebuah gang kecil matanya hanya menatap sayu jalanan disana, sepi dan suasana sore yang akan berubah menjadi malam.

Kenapa matanya sangat berat rasanya ia ingin cepat pulang dan tertidur di malam ini lebih cepat.

'dugh'

Tak sengaja ia menyenggol tubuh seseorang di depannya, dengan cepat ia mencoba meminta maaf karena ketidak fokusannya.

"Eh? Maaf pak, saya tidak sengaja, tadi saya tidak fokus, maaf ya pak," Metha berjalan beberapa langkah sebelum langkahnya terhenti karena dicegat oleh orang yang ia tak sengaja ditabraknya tadi.

"Pak? Maaf kalau soal tadi, tapi, saya mau lewat jalan ini," Metha yang baru akan melangkahkan satu kakinya ia terhenti saat melihat wajah orang itu.

Mata merahnya, kulit putih pucatnya, dan tatapan mata menginginkan apapun yang ada di depannya, Metha.

'glek'

Metha sedikit demi sedikit mundur dari posisinya tadi, "pak? Maaf, bapak kenapa?" tanya Metha yang masih berusaha berfikir positif.

Orang itu maju perlahan dan lama-lama dia melangkahkan kakinya lebih cepat.

Metha berbalik badan dan ia mencoba berlari keluar dari gang kecil itu, sialnya tas selempang yang dikenakan oleh Metha ditarik lebih cepat oleh orang itu.

Hate This Before YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang