"Hey! Nama kamu siapa?"
"Aku?"
"Iya! Kenalin aku Viona, aku murid pindahan dari Indonesia."
"Oh, aku Yoshi."
"Yoshi? Nama yang bagus!"
•••
"Ga nyangka Yosh, kita udah mau lulus aja, dan aku juga mau kembali ke Indonesia."
"Kamu ga kejar impian kamu disini atau negara lain, kayak yang kamu impiin?"
"Engga, keluarga aku butuh aku, lagipula aku bisa kok kejar impian aku di Indonesia."
"Ekonomi ya?"
"Hehe itu salah satunya, jadi mungkin aku balik ke Indonesia terus, kuliah sambil kerja."
"Aku masih belum tau mau kemana habis ini."
"Aku tau kamu itu pintar banget, semoga kita bisa ketemu lagi ya kalau udah sukses."
"Pasti."
•••
Yoshi terkejut saat mengingat ingatan lamanya, "Viona?"
Angin malam ini berhembus lebih kencang dari biasanya, dinginnya juga lebih terasa.
"Kamu ga tidur?" Tanya Yoshi saat melihat kamar Metha yang terbuka dan lampu di kamarnya masih menyala.
"Ga bisa tidur, mimpi buruk tadi, jadi sekalian selesaiin tugas kemarin lusa yang belum selesai aja," Metha tersenyum singkat kepada Yoshi kemudian mengetik esai di laptop miliknya itu.
"Gitu, besok ada rencana lain ga selain ke rumah bunda?" Tanya Yoshi.
"Ga ada sih, ke rumah bunda aja, ngobrol kecil sama bunda itu udah bikin hati plong." Jawab Metha tanpa memandang wajah lelaki yang duduk di ranjang tempat tidurnya itu.
'tik tik tik tik, tik...'
Suara keyboard itu terdengar di ruangan kamar yang sepi tanpa suara selain suara keyboard itu sendiri sebelum ponsel Metha berdering.
Metha mengambil ponselnya yang berada di sampingnya, "Gaeul? Kok tumben banget telfon tengah malam gini?" Gumam Metha.
"Angkat aja, barangkali penting," kata Yoshi melihat lihat barang di kamar Metha.
Metha mengangguk kemudian mengangkat telepon dari Gaeul itu, "halo?" Kata pertama Gaeul di seberang.
•••
Suara sirine polisi terdengar mengglegar di sekitar rumah itu, "jenasah korban dikirim ke rumah sakit untuk diotopsi lebih detail, untuk yang bisa dilihat korban ditusuk oleh alat yang masih belum diketahui," kata salah satu polisi itu mendekat kepada Metha dan Yoshi.
Metha benar benar syok berat melihat jenasah dari bundanya itu, ia hanya bisa menangis dalam diam, mengingat kejadian dimana ayahnya juga meninggal di malam hari dengan keadaan yang juga tidak bisa dijelaskan bahwa ayah dan ibunya tidak meninggal karena penyakit atau usia melainkan pembunuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate This Before You
FanfictionBagaimana pendapatmu tentang makhluk mitologi? Seperti vampire, pastinya kamu beranggapan, "itu tidak nyata," bayangkan jika suatu hari makhluk mitologi itu benar benar ada, dan kamu adalah mate mereka. _______________________ 𝓢𝓽𝓪𝓻𝓽 : 22 𝓝𝓸�...