28. Unconditionally

48 4 0
                                    

"Lo mau sampai kapan ngurung diri di kamar?" tanya Asahi kepada Jaehyuk yang masih setia di tempat tidurnya.

Jaehyuk berdecak kesal, "mending lo keluar aja, gue mau tidur," sentak Jaehyuk membuat Asahi sedikit tercengang.

Asahi terdiam disana, "lo kalo ada masalah selesaiin sama diri lo sendiri, jangan buat orang lain sakit hati gara gara kelakuan lo," kemudian Asahi pergi meninggalkan kamar Jaehyuk.

Jaehyuk terdiam kemudian duduk di ranjangnya itu, "bodoh."

~~~

Sore itu Jaehyuk datang ke tempat yang diberitahu oleh Soeun, mau bagaimanapun ia tidak bisa menolak permintaan Soeun.

"Jaejae!" seru Soeun berlari ke arah Jaehyuk dengan wajah senangnya, "Papa ga masalah sama hubungan kita! Aku ga mau banyak kata pokoknya kita ga boleh berhenti di tengah jalan!"

Dengan mata berkaca-kaca Soeun tersenyum di depan Jaehyuk, "beneran?" tanya Jaehyuk.

Soeun mengangguk cepat, "papa tau papa salah, dan sebagai permintaan maaf papa ke aku, kamu diterima sama papa apa adanya kamu!"

Jaehyuk merasa terharu mendengar penuturan Soeun yang sangat gembira dengan berita ini, "Jaehyuk! Ayo kita pergi!" seru Soeun menarik tangan Jaehyuk untuk pergi dari tempat itu.

•••

"Kita dimana?" tanya Metha kepada Yoshi yang membawanya entah dimana ini.

Yoshi tersenyum, "tebak dong!"

"Ga tau," Metha meringis tetap berada di samping Yoshi.

"Tokyo," tepat setelah perkataan Yoshi, Metha menganga lebar membuat Yoshi terkekeh kecil.

"Tutup itu mulut nanti lalat masuk," kata Yoshi membuat rahang Metha tertutup.

"For real?" tanya Metha masih tidak percaya.

Yoshi mengangguk, "lihat sekitar gih."

Metha masih tidak percaya kala Yoshi membawanya berkeliling di sebuah kota maju berpenduduk padat itu, bahkan kala Yoshi menunjukkan sebuah ikon dari kota yang sangat terkenal itu, Metha masih sangat takjub, akan semua yang terjadi disekitarnya.

"Mau Taiyaki?" tanya Yoshi kepada Metha yang sibuk melihat banyak hal di sekitarnya.

Metha langsung menoleh kepada Yoshi, "mau!" seru Metha girang kala Yoshi memberikannya sepotong roti berbentuk ikan berisi kacang merah.

"Enak?" tanya Yoshi.

Metha mengangguk cepat dan tersenyum, "banget!"

Yoshi tersenyum kala mendapati senyum manis seorang gadis yang mendapatkan takdir yang harus bersama dengannya, "yuk ikutin aku," ajak Yoshi menarik lengan Metha itu melewati kerumunan manusia disana.

Kala Yoshi dan Metha mulai menjauh dari kerumunan manusia itu Metha tidak sengaja menabrak lengan seseorang, "m- maaf, saya tidak sengaja menabrak," Metha meminta maaf pada seorang lelaki yang juga terhenti itu dengan seorang wanita disampingnya.

"It's okay babe, ga apa apa kok dek, nodanya bisa hilang kok, kamu jalan hati hati aja ya," nasihat wanita itu kepada Metha, kemudian Metha melihat wajah wanita di depannya ini yang tidak asing di matanya.

"Kak Sana?"

"Metha?"

Begitu pula dua lelaki yang saling berhadapan kini dengan masa lalunya masing masing, "dia yang kamu maksud?" tanya lelaki disamping Sana kepada Yoshi, sambil menunjuk Metha.

Hate This Before YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang