19. Be My Girlfriend

61 9 0
                                    

[Disini adalah sisi seminggu yang lalu sebelum chapter sebelumnya dimana ini setelah terjadinya pertemuan Doyoung, Beomgyu, dan Dayeon.]


•••

Dayeon menghela nafasnya lirih ketika keberadaannya sudah berada di sekitar rumahnya, dimana Doyoung dan Beomgyu sudah jauh dari sana, Dayeon bisa berjalan lebih santai daripada saat ia berlari tadi.

"Kenapa pake acara ketemu Beomgyu segala sih," decak kesal Dayeon membuka kunci rumahnya.

Dayeon masuk ke dalam rumahnya yang tak terlalu besar itu, dengan nuansa tenang di rumah itu, ia bisa sedikit relax, Dayeon menutup pintu rumahnya dengan kunci double seperti biasa agar tidak ada hal hal yang tak diinginkannya masuk ke rumah itu.

Jendela juga sudah tertutup rapat, ia bisa sedikit tenang sebelum, suara itu muncul di belakangnya, "Dayeon."

"ANJING!"


Mulut Dayeon tertutup oleh tangan orang di depannya ini, "jangan berisik!"

Suara beberapa orang terdengar dari dalam rumah tersebut entahlah itu suara siapa, tunggu bukankah Dayeon hanya tinggal sendiri.

"Siapa?"

"Bos, apa yang punya rumah udah dateng ya, gue denger tadi ada suara pintu juga."

"Gue udah selidikin yang punya rumah ini cewek, tinggal sendiri, jadi."

Dayeon keringat dingin mendengar percakapan itu, sedangkan orang tadi yaitu Doyoung di depannya ini, membawa Dayeon ke sisi lain rumah tersebut.

"Lo disini aja, jangan kemana mana, jangan teriak, apalagi telepon siapapun," bisik Doyoung kepada Dayeon.

Doyoung yang hendak pergi untuk melihat beberapa orang tadi, tangannya ditahan oleh Dayeon yang menatapnya takut.

Doyoung menggelengkan kepalanya kecil dan hanya langsung melepaskan tangan Dayeon itu.

Dayeon menutup telinganya ketika ia mendengar jeritan suara orang orang itu yang terdengar kuat di telinganya.

Seseorang hampir kabur dari Doyoung, orang itu sendiri ada di ruangan dimana Dayeon berada, nafas Dayeon tercekat ketika orang itu menoleh kearahnya.

"Sialan siapa sih orang itu, mana pake acara bikin anak buah gue mati," gerutunya mencoba membuka pintu rumah namun usahanya sia sia, tidak ada yang terbuka, pintu rumah itu terkunci kuat.

Dayeon sedikit heran, kenapa orang itu tidak melakukan apapun kepadanya.

"Percuma aja lo lakuin itu, karena ini rumah udah gue kunci aksesnya," kata Doyoung yang diam di satu sisi tanpa menyentuh orang itu.

Doyoung tersenyum remeh kepada orang di depannya ini, "gue aja tau siapa lo, tapi lo malah ga tau siapa gue?"

Orang tersebut akhirnya melihat manik mata Doyoung yang menatapnya lekat, "Doyoung?!"

Bersamaan dengan itu, lelaki berjaket hitam disana memuntahkan cairan merah pekat dengan semerbak amis yang membanjiri tubuh serta tempat dimana orang itu berada.

Tubuh orang itu tadi perlahan menghilang dari pandangan Dayeon yang benar benar membuatnya sedikit takut dengan Doyoung.

"Doy?"

"Tenang aja yang lainnya udah ga ada," kata Doyoung dengan santainya.

"Barusan, itu yang gue liat?"

"Ya? Kenapa? Itu nyata kok, tenang aja."

Dayeon tersenyum singkat kepada Doyoung, "serem anjir," katanya langsung meninju pipi kanan Doyoung.

•••

"Lo ga ada niatan minta maaf atau gimana gitu?" Tanya Doyoung.

"Dikasi hati minta jantung ya elo!" Dayeon yang baru mengompres pipi Doyoung karena tinjuan-nya tadi membuat sedikit lebam di pipi Doyoung.

"Bukannya kebalik?"

Dayeon menarik nafas dalam-dalam ia lelah untuk berdebat dan, "iya iya! Makasih tadi udah tolongin gue, maaf juga buat lebam lo itu tadi."

"Ikhlas ga nih?"

"Doy, daripada gue tinju lo sekali lagi mending lo tutup mulut soal itu ya."

Doyoung tersenyum tipis kepada Dayeon dengan wajah merahnya yang seperti ia syok namun juga lelah, membingungkan jika dikatakan dengan kata kata.

Doyoung melepas kompres di pipinya, "yeon, lo kalo capek, boleh kok pergi dulu."

"Terus elo?" Tanya Dayeon.

"Lo tadi tau kan gue tadi ga lewat pintu."

"OH IYA ANJIR, LO LEWAT MANA! JANGAN JANGAN LO KOMPLOTAN MEREKA!"

"Calm down, bruh, gue? Komplotan sama, mereka? Big NO!" Doyoung juga tak kalah ngegas dari Dayeon.

"Terus lo lewat mana?" Tanya Dayeon.

Doyoung menunjukkan bola sihir di tangannya, "what the fuck bro?!"

"Oh ya, by the way omongan gue yang tadi belum kelar," kata Doyoung melenyapkan bola sihir di tangannya.

"Metha, ada hubungan apa sama Yoshi?" Tanya Doyoung.

"Ya mana gue tau anzing, pergi lo dari rumah gue, gue ga mau ada fitnah jahat bertebaran diantara tetangga mulut cabe rawit itu yah!"

"Yaelah, tapi lo bisa tolongin gue ga?" Tanya Doyoung.

"Ga bis-"

"Kalo ga bisa gue bunuh lo kaya orang di depan lo tadi ya," Doyoung tersenyum singkat dengan mengucapkan kata kata mutiaranya dengan sangat santai tanpa ada beban dan dosa yang terpancar dari auranya.

"shit," Dayeon berfikir sejenak daripada ia mati konyol di rumahnya sendiri lebih baik ia membantu makhluk aneh ini-kan, "yaudah lo mau gue bantuin apa!"

"Lo jadi pacar gue."

"Anjing! GILA YA LO!"














Tbc.

Chapter ini terlalu banyak kata kata mutiaranya ya qaqa, jadi mohon maaf ya hehe...

See you next time guys!
( ◜‿◝ )♡

Hate This Before YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang