Part 4 - Alfin = Dimas

1.2K 25 11
                                    

Vannya duduk sendiri di kantin rumah sakit, menunggu Adel yang sedang membeli mie ayam.

"Sendirian aja?" Sapa seseorang dari arah belakang Vannya.

Vannya yang kaget langsung menengok dan mendapati Dimas, bruder yang telah banyak menyelamatkan dirinya kemarin.

"Eh, lo kak. Gue lagi nunggu temen gue."

"Panggil nama aja deh gak usah pake embel-embel kak segala deh!"

"Engga ah, gak sopan tau! Gue kan anak yang menghormati 'orang tua'" kata Vannya sambil menekan kata orang tua diakhir kalimat.

"Jadi menurut lo gue udah tua?"

"Loh benerkan lo emang lebih tua daripada gue kak?"

"Oke-oke gue ngaku lo masih bocah deh!"

"Gue emang lebih muda daripada elo tapi bukan bocah juga kali!" Balas Vannya dengan cemberut.

"Keluar deh sifat ceweknya!"

"Maksudnya?" Tanya Vannya tidak mengerti.

"Udah lupain aja!" Dimas enggan membahas lebih lanjut. "Eh, lo belum jawab pertanyaan gue loh, lo sendirian?"

Belum sempat menjawab pertanyaan itu, Adel datang dan langsung duduk didepan Vannya.

"Gue berdua bareng nih anak." Jawab Vannya sambil menunjuk Adel dengan dagunya.

"Hai." Sapa Adel kepada Dimas dan melayangkan tatapan tanya kepada Vannya.

"Kenalin kak ini Adel temen gue, Del, ini Kak Dimas salah satu bruder yang lagi praktek disini juga."

"Hai Adel," sapa Dimas. "Oke deh, gue kayanya udah harus balik ke ruangan gue. Sampai ketemu lagi nanti." pamit Dimas

"Oh ya Nya, permintaan gue yang tadi anggep aja permintaan pertama gue, jadi lo wajib ngelaksanain perintah itu!" Tambah Dimas sambil berlalu pergi.

"Lo kenal dimana sama tuh bruder?" Tanya Adel setelah Dimas pergi.

"Gue belum cerita ke elo yah?"

"Apa?"

"Tapi lo jangan ngetawain gue yah?" Pinta Vannya.

"Oke!"

"Kemaren kan ujan tuh, nah gue kepeleset diparkiran dan....."

"Hahaha," Adel tertawa dan memotong kata-kata Vannya.

"Gue kan udah bilang jangan ketawa iiiiihhh!" Vannya cemberut.

"Gak usah dilanjutin! Gueudah bisa nebak kok, pasti dia yang nolongin lo kan pas kepeleset itu?"

Vannya mengangguk untuk menjawab peetanyaan itu, "Sinetron banget sih hidup lo!"

"Maksud lo?"

"Berawal dari kesialan berakhir dengan cinta, hahhahha."

"Ya engga lah! Lo ada-ada aja deh." Protes Vannya keras saat menyadari apa yang dimaksud Adel."Gue kenal dia juga karena dia yang udah nemuin Andre pas ilang kemaren lagi." Tambah Vannya.

Liat aja nanti apa yang akan terjadi antara lo sama Dimas! Gue berani taruhan kalo gak bakal lama lagi lo bakal jadian sama tuh orang! Batin Adel.

###

"Absen datang!"

Vannya yang sedang menulis laporan Narkotik langsung tau siapa pemilik suara itu tanpa harus melihatnya terlebih dahulu.

Pasti Putra. Batin Vannya.

Buru-buru Vannya menyimpan buku besar itu saat telah selesai menuliskan jumlah obat yang dikeluarjan, dan melanjutkan menangani resep yang lainnya.

Senandung Masa PKLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang