Part 7 - Putra Sweet? Gak Mungkin

1.4K 23 0
                                    

Aku kembali :D

selamat membaca, semoga kalian semua suka..

maaf kalau ada yang salah-salah ketik

###

“Van, itu di depan ada yang nyari kamu, buruan temuin.” Dengan wajah ceria dan terburu mama Vannya menyampaikan berita itu kepada anaknya.

Vannya yang sedang memasukan baju hasil setrikaan mamanya kedalam lemari sampai dibuat heran dengan kelakuan mamanya itu. “Emang siapa sih Ma, sampai heboh gitu?”

“Laki-laki.”

Rafa? Fikir Vannya, tapi kayanya gak mungkin deh, kalo cuma Rafa mana mungkin mamanya sampe segitunya. Lagian kalo Rafa, paling tuh anak udah nyelonong naik keatas dan manggil Vannya sendiri.

“Eeeeh, malah bengong lagi! Cepetan itu temuin! Anaknya ganteng, tinggi, ah, pokonya ganteng deh.” Tegur mamanya saat melihat Vannya hanya diam.

“Iya-iya mah, aku turun.”

“Cepetan, kasian tuh nunggu.” Setelah mengatakan itu mamanya berbalik dan turun kembali kebawah.

###

“Dimas?”

“Hei..” Dimas langsung berdiri saat melihat Vannya datang dari dalam. “Lo ngapain kesini?”

“Gak boleh emangnya?”

“Haha, engga gitu lah. Cuma kaget aja lo tiba-tiba ada di teras rumah gue. Oh iya, mau minum apa?”

Dimas hanya tersenyum mendengar jawaban Vannya. “Emm, apa aja deh.”

“Air cucian beras mau?” Kata Vannya mencoba bercanda.

Dengan santai Dimas menjawab, “Kalo elo tega ngasih sih gapapa.”

“Idih, diseriusin lagi! Bentar ya, gue ke dalem dulu.”

“Oke.”

Baru saja Vannya akan berjalan kedalam, tiba-tiba ia berbalik lagi menghadap Vannya, “Eh, lo mau nunggu di dalem?”

“Engga deh, disini aja, lebih seger.”

“Oh, oke.”

Sepuluh menit kemudian Vannya kembali dengan dua gelas es jeruk di tangannya. Ia menyerahkan gelas yang ada ditangan kanannya kepada Dimas, sementara gelas yang ada ditangan kirinya ia teguk sedikit.

“Ada apa?” Vannya memulai pembicaraan.

“Gak ada apa-apa, gue cuma pengen main aja.”

Sesaat suasana menjadi hening, keduanya sama-sama sibuk dengan fikirannya masing-masing. “Lagi sibuk yah?”

Vannya mengalihkan perhatiannya kearah Dimas yang bertanya, “Engga... lo kenapa sih? Kok kayanya ada yang beda dari sikap lo.”

“Gue gak apa-apa kok.” Jawab Dimas sambil lalu, “Kita jalan yuk, mau gak?” lanjutnya lagi.

“Kemana?”

“Kemana pun yang lo mau.” Mendengar jawaban itu membuat Vannya menjadi lebih heran dengan sikap Dimas saat ini. Meskipun Vannya baru mengenal Dimas belum lama ini, Vannya bisa merasakan kalau ada sesuatu yang salah di diri Dimas. Biasanya cowok yang ada dihadapannya itu akan bersikap ceria membicarakan apapun meskipun itu tidak penting, tapi sekarang, Dimas lebih terlihat diam dan pandangan matanya juga lebih sering tidak fokus.

“Dim, lo sakit yah?” Vannya memandang Dimas dengan pandangan khawatir.

Dimas mengalihkan perhatiannya dari kolam ikan disamping kanan rumah Vannya, sesaat mereka berdua bertatapan dalam diam, “Gue gak apa-apa Van,” jawabnya dengan senyumnya berusaha menenangkan Vannya yang sudah terlihat sedikit cemas.

Senandung Masa PKLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang