part 18

756 26 6
                                    

Vannya memang sudah lama pasrah dengan hubungannya dengan Rey, maka dari itu saat tadi siang tiba-tiba Rey datang dan meminta maaf darinya, Vannya langsung mengiyakan dengan hati yang ringan. Tapi saat bisikan kata cinta itu kembali di dengarnya, Vannya merasakan sebuah hantaman yang sangat besar menerpanya.. Dia teringat seseorang.. Putra.

Tanpa diduga Rey sebelumya, Vannya melepaskan dirinya dari dalam rengkuhan Rey dan secepat kilat berlari menuju rumah sakit.

"Kenapa?"

Seruan itu sukses mengagetkan Vannya yang tanpa sadar sudah melamun sejak mereka datang sepuluh menit yang lalu. Dilihatnya Putra sedang duduk di sebelah kanannya sambil memandang khawatir, baju yang dikenakannya telah berganti menjadi stelan olahraga.

"Aku gak apa-apa." Jawab Vannya berbohong, "Kak, aku mau pulang duluan aja yah?"

Lama Vannya tidak mendapatkan jawaban, hanya sebuah tatapan tajam yang ia terima seolah Putra sedang membaca fikirannya lewat tatapan itu.

Vannya yang gerah ditatap seperti itu langsung mengalihkan pandangannya kearah lemon tea hangat yang ada dihadapannya.

"Temenin aku dulu satu jam aja, nanti aku anter kamu pulang." Ujar Putra sambil mengusap kepala Vannya ringan kemudian pergi menghampiri Ari yang sedang minum dipinggir lapangan.

Vannya hanya bisa menatap Putra yang sudah mulai bermain dengan sorot mata yang entah apa, Vannya sendiri bingung dengan perasaannya sekarang.

"Kalo elo mau cerita sama gue, gue siap dengerin kok."

Sekali lagi Vannya menengok ke arah kanannya, ada Adel disana sedang mengatur posisi duduknya kemudian meminum jus strawberrynya.

"Gue tau ada sesuatu yang terjadi tadi siang. Kalo elo mau cerita, gue siap jadi pendengar yang baik."

Ucapan adel langsung membuat Vannya bertanya-tanya, "Emang keliatan banget ya, Del?"

"Banget. Lo berubah sejak balik dari apotek Askes."

Inilah Adel, dia bisa berubah sesuai dengan keadaan. Kadang dia bisa bersikap dewasa seperti ini tapi kadang dia juga bisa bersikap manja dan bodoh. Fleksible.

"Gue ketemu Rey." Ucap Vannya singkat.

Adel tidak berkomentar, hanya menatap Vannya seolah menyuruhnya untuk melanjutkan ceritanya.

"Dia bilang masih sayang gue.." Lanjut Vannya dan Adel masih diam. "Gue gak tau harus gimana!" Seru Vannya frustasi.

"Lo punya rencana balik sama dia?" Setelah sekian lama hening, akhirnya Adel mengeluarkan pertanyaannya dengan nada santai.

Vannya membelalak kaget, "Lo gila ya? Mana mungkin lah! Putra gimana kalo gue balik sama Rey?!"

"Nah, elo tau sendiri kan apa jawabannya? Terus kenapa elo mesti galau gini sih?"

"Gue gak tau.." Rengekan frustasi terdengar. "Gue gak tau, Del."

"Sekarang gimana sebenernya perasaan lo ke si Rey? Masih ada Rasa?"

"Del, lo tau sendirikan gimana gue sama dia waktu SMP? Jujur, gue gak bisa ngelupain moment-moment gue sama dia, mereka punya tempat tersendiri di memori gue."

Adel bisa mengerti itu, walaupun dia tidak dekat dengan Vannya saat SMP tapi siapa sih yang tidak mengenal pasangan Rey-Vannya di SMP 71. Pasangan terharmonis dan selalu bikin sirik semua orang.

Setelah Rey pergi, seluruh penghuni SMP 71 menjadi saksi atas perbuhahan sikap Vannya yang mulanya ceria menjadi pendiam dan tertutup.

Semua itu karena Rey.

"Kalau gue nanya, Putra atau Rey, mana yang bakal lo pilih?"

Vannya menggeleng lemah. "Gue gak tau..." Hening mengisi.

"Lo tau?" Vannya mengeluarkan pertanyaan retorisnya. "Dulu, waktu gue masih sama Rey, gue pernah ngayal bakal terus bareng sama dia sampai kita married, punya anak, dan kita terus bersama sampai kakek-nenek.. Tapi nyatanya apa? Dia pergi ninggalin gue! Dan setelah gue mulai lembaran baru, dia dateng lagi. Dia dateng lagi, Del! Dan ngebuat semuanya ancur! Emang kurang ajar tuh cowok! Brengsek!" Racau Vannya panjang lebar disertai makian yang Adel tau itu tidak serius diucapkan Vannya.

Air mata mulai jatuh dikedua pipi Vannya, "Gue harus gimana dong?" Isakan halus mulai terdengar dari suara Vannya.

###

af-vannya : tok tok, rafanya ada?

rafa.mp : gue disini

af-vannya : lo tau gak?

rafa.mp : apa sih van?

af-vannya : klo gw udh jadian sm putra?

rafa.mp : serius? Kok elo g ngomong2 sih?

af-vannya : lupa ._.v

rafa.mp : dari kapan? Parah lo gak ngasih tau gue!

af-vannya : sorry, beneran deh maaap bgt. Baru seminggu kok..

af-vannya : lo tau juga ga?

rafa.mp : apa lagi?

af-vannya : klo rey ada di bandung?

af-vannya : rafaaaaaa..

af-vannya : helllooooowwww..

rafa.mp : iyaaa, gue disini..

rafa.mp : soal itu, gue sbnernya prnah ketemu dia sih van,

af-vannya : kapan? Kok elo g ngomong ke gue??

rafa.mp : waktu kita ke CFD,

af-vannya : kok elo g bilang2 sih???

rafa.mp : gw takut elo shock, dan jd diem lg kya dlu..

af-vannya : tp seengganya masalah gak bakal ribet kaya gini

rafa.mp : maksud lo?

af-vannya : gw udah jadian sama putra dan rey dateng? Lo pikir ini gak ribet?

rafa.mp : maksud lo sbnernya lo mau balik lgi sama rey tapi gak enak sama putra?

rafa.mp : gw gak tau lo gak bales chat gw karena sibuk nyari alesan buat ngelak atau lagi nanya sama diri sendiri soal kebeneran yg lo rasain..

rafa.mp : fikirin itu baik2 Van. Gue sayang elo :*

###

Senandung Masa PKLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang