Aku gak tau respon kalian gimana, tapi mudah-mudahan suka.
Selamat membaca :)
###
Mentari terbenam
Temani dalam kesendirianku
Temani aku dalam kepedihan ini
Ku bertahan...
Sepenggal lagu dari Citra Scholastika perlahan membuat kesadaran Vannya mulai kembali. Tanpa berniat untuk membuka matanya, Vannya mencoba menggerakan tangannya untuk meraih ponselnya dan mematikan alarmnya. Namun niatan itu tidak bisa terlaksana. Dibukannya mata dengan malas dan baru menyadari jika tubuhnya digulung selimut yang lumayan tebal.
Mentari terbenam
Beri semangat baru tuk jiwaku
Beri kicauan merdu tuk hidupku ini
Ku bertahan..
Dicobanya untuk menggerak-gerakan badannya agar bisa mengeluarkan kedua tangannya itu, tapi usaha itu malah membuatnya berguling kemudian terjatuh dan menimpa dua orang yang sedang tertidur tengkurap.
"Eeengg.." Vannya mengerang masih sambil mencoba mengeluarkan tangannya.
"Aduh.."
"Siapa sih.."
Kedua suara berat itu sama-sama terdengar serak, khas cowok yang baru bangun tidur.
Cowok?
Mata Vannya langsung terbuka lebar mendengar dua suara itu. Tak lama badan Vannya kembali jatuh, kali ini keatas karpet tebal karena Putra dan Rama yang tadi ditimpanya telah berubah posisi menjadi duduk. Hal pertama yang Putra -yang kebetulan lebih dekat dengan sofa- lakukan adalah mengambil ponsel Vannya yang berada di atas sofa kayu yang tadi Vannya tiduri dan mematikan alarmnya.
"Kenapa sih Van?" tanya Putra masih dengan suara serak. Putra merasa heran kenapa sih cewek satu ini gak bisa tenang, selalu aja ada hal menghebohkan muncul dari nih cewek satu.
"Bantuin gue dong." Jawab Vannya sambil menggera-gerakkan badannya.
Tanpa banyak omong, Rama yang dari tadi diam langsung membantu Vannya berdiri, kemudian mencari ujung selimut terluar dan memutarnya agar terlepas dari badan Vannya.
Setelah selimut itu terlepas, Vannya langsung ngacir kedalam kamar meninggalkan Putra dan Rama yang aneh melihat kelakuannya.
"Kenapa sih?" tanya Rama yang masih berdiri, heran kenapa Vannya tiba-tiba pergi seperti itu.
Putra hanya mengangkat bahunya tanda tidak tau, dan langsung menjatuhkan kepalanya ke bantal, kembali tidur.
Sementara Vannya yang sudah berada di dalam kamar para cewek yang gelap, langsung menyalakan lampunya, membuat Nita yang sedang terlelap bangun dan melayangkan tatapan protes kearahnya.
"Bentar kak, gue Cuma mau ngambil tas mandi gue."
Pada saat Vannya keluar kamar, dua cowok yang tadi membantunya sudah kembali terlelap ditempatnya semula.
Perlahan kilasan memori tentang asal muasal dirinya tidur di sofa itu melintas. Vannya ingat saat dirinya masuk ke dalam rumah setelah telpon tak jelas itu terputus, awalnya ia ingin masuk kedalam kamar, namun niat itu diurungkannya karena ternyata lampu kamar telah mati dan merasa tak enak jika harus menyalakannya dan membuat ketiga cewek yang ada didalamnya terbangun kembali. Mungkin satu jam lagi saat yang lainnya telah tertidur pulas, Vannya bisa masuk dan menyalakan lampunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Masa PKL
Novela JuvenilVannya seorang siswi SMKF di kota Bandung harus bertemu dengan dua cowok cakep saat melaksanakan praktek kerja lapangan. Pertama adalah Putra, salah satu asisten apoteker yang menjabat sebagai admin yang hobinya telat dan membuat Vannya menunggu lam...