Vannya berjalan keluar dari Instalasi Farmasi sambil sedikit meregangkan otot-ototnya, baru beberapa hari PKL aja rasanya badan udah hampir remuk deh! Yah meskipun gak usah terlalu banyak mikir, tapi tenaga yang diperlukan disini cukup banyak.
Setelah puas, Vannya mengeluarkan poselnya dan mengetikan sebuah SMS singkat untuk Adel, males juga kalo makan harus sendirian.
To: Adel
Udh istirahat blm?
Ayo mkn laper nih gue.
Tak perlu menunggu lama, sebuah SMS telah masuk ke dalam ponselnya.
From: Adel
Bntr lg nih, lo ksni aja dl.
Dengan sebuah tarikan napas lembut, Vannya memasukan lagi ponselnya kedalam saku. Dirinya telah maklum dengan kebiasaan Adel yang suka seenaknya sendiri. Tapi jika membayangkan betapa bosannya makan sendirian di kantin rumah sakit yang cukup besar seperti ini, mau gak mau Vannya akhirnya melangkahkan kalinya menuju apotek pusat. Tempat dimana temannya itu berada sekarang ini.
To: Adel
Gue udah di depan nih, buruan lo keluar dong!
Sebenarnya Vannya ingin sekali masuk kedalam apotek pusat itu, tapi berhubung dia belum kenal sama satupun orang yang ada disana nanti dikiranya dia penyusup lagi. Jadi diputuskannya untuk menunggu diluar sendirian.
From: Adel
Lo msk aja deh! Msh ada resep nih
“Aduh! Nih orang ada-ada aja sih!” batinnya. Dengan cepat dibalasnya SMS dari Adel itu.
To: Adel
Gue tunggu diluar aja deh. Lo buruan!
Tak ada balasan dari Adel, Vannya hanya duduk diam disalah satu kursi yang disiapkan untuk pasien menunggu obat di dekat pintu apotek.
Dua menit..
Lima menit...
Tujuh menit...
“Aduh mana nih si Adel!”
Saat Vannya ingin mengetikan sebuah SMS untuk Adel kembali, tiba-tiba ada yang memanggilnya.
“Neng!”
Dengan cepat Vannya mengalihkan pandangannya itu, Putra sedang berdiri disebelah kanannya.
“Eh, iya Pak?” tanya Vannya cepat, lebih karena kaget.
“Lagi ngapain?”
“Nunggu Adel Pak.” Jawab Vannya masih dengan cepat.
“Masuk aja dulu, mungkin masih banyak resep kali.”
Vannya hanya tersenyum menanggapi kata-kata Putra itu.
“Ayo!” kata Putra sambil berjalan menuju pintu. Saat akan membuka pintu Putra menengok ke belakang dan mendapati Vannya hanya duduk diam. “Ayo! Masuk dulu aja, daripada diluar mending di dalem kan. Ayo!”
“Ih iya pa.” Vannya pun akhirnya mengekor dibelakang Putra.
###
“Refleks lambat elo itu emang gak sembuh-sembuh ya! Masih aja lemot!”
“Apa?” tanya Vannya saat tiba-tiba mendapatkan kata-kata seperti itu dari Adel.
“Tuh kan! Ya Tuhan, dosa apa hambamu!”
“Lo ngomongin apa sih Del!?” Vannya masih tak mengerti dengan apa yang diomongkan oleh Adel. Saat ini mereka sedang makan siang di kantin rumah sakit. Vannya dengan rotinya dan Adel dengan semangkuk mie ayam yang dipesannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Masa PKL
Genç KurguVannya seorang siswi SMKF di kota Bandung harus bertemu dengan dua cowok cakep saat melaksanakan praktek kerja lapangan. Pertama adalah Putra, salah satu asisten apoteker yang menjabat sebagai admin yang hobinya telat dan membuat Vannya menunggu lam...