Part 14 - Salah Jatuh Cinta

893 31 3
                                    

“Lo pake ID Y!M gue buat ngobrol sama Vannya?” Dimas menghampiri Rey yang sedang asik dengan ipad-nya.

Mendengar nama pacarnya disebut-sebut, Rey langsung mengalihkan perhatiannya kepada Dimas, hanya sebentar kemudian melanjutkan permainanya. “Ya. Empat hari yang lalu.”

“Rey!”

“Apa?” Rey menanggapi dengan santai. Tatapan matanya menantang Dimas.

Dimas menghela napas berat, tahu kalau dia berdebat sekuat apapun dengan cowok ini gak akan bisa menang. Dihempaskannya tubuhnya di sofa sebelah Rey. “Tadi dia nanya sama gue,” satu kalimat yang belum selesai itu sukses mengalihkan perhatian Rey sepenuhnya. “Dia nanya pendapat gue tentang elo sama Putra.”

Jeda sejenak. “Terus elo jawab apa?”

“Lo pikir gue bisa jawab? Tau lo ngobrolin apa aja engga, mana mungkin gue bisa jawab!”

“Bagus kalo gitu.” setelah itu Rey kembali melanjutkan permainannya.

Dengan kesal Dimas melangkah menuju kamarnya, “Sekali lagi lo kaya gitu, gue bakal bilang jujur kalo itu bukan gue!” gumam Dimas tegas sebelum menutup pintu kamarnya.

Tanpa peringatan Rey masuk kedalam kamar Dimas tepat saat Dimas sedang membuka baju perawatnya.

“Apaan sih lo!”

“Elo pengen tau kan gue sama Vannya ngomongin apa aja?”

Rey menutup pintu dibelakangnya, sementara Dimas masuk kedalam kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.

“Apa?”

“Dia ngaku ngerasa nyaman deket sama cowok itu. Tapi dia juga ngaku masih sayang sama gue dan masih ngarep.” Rey berteriak dengan riang. “Itu berarti masih ada harapan buat gue kan!”

Kata-kata itu sukses membuat Dimas membeku. Harapan buat elo, tapi engga buat gue..

“Woy Mas, lo udah belum sih mandinya?” Rey heran karena suara air sudah berhenti cukup lama tapi Dimas belum juga keluar.

Tak lama kemudian Dimas keluar hanya mengenakan selembar handuk yang di lilitkan di pinggangnya, “Tapi itu bukan alesan buat ketemu dia langsung! Jadi, kalo elo punya rencana kaya gitu, mending kubur jauh-jauh!”

“Apa salahnya? Mas, dia itu udah ngaku masih ngarepin gue. Masa gue cuma diem aja, nunggu dia makin jatuh cinta sama cowok lain!”

“Gimana kalo setelah lo ketemu dia, dia malah ngejauh dari elo? Inget elo udah ninggalin dia tiga tahun!”

Dalam hati Rey membenarkan hal itu, meskipun Vannya mengaku dia masih mengharapkan Rey tapi Rey tidak yakin reaksi sedang yang bakal diberikan Vannya jika bertemu dengannya nanti. Reaksi Vannya tidak mudah untuk di tebak.

“Kita gak akan tau gimana reaksi dia kalo gak di coba! Kalaupun dia bakal ngejauh dari gue, lo gak usah khawatir gue yakin itu gak bakal lama.”

Justru itu yang gue khawatirin, gue takut dia bakal jatuh lagi ke pelukan elo!

###

Ketujuh orang itu menghembuskan napas lega menatap barisan tulisan berwarna putih dan berlatar hitam yang terus berjalan naik dilayar televisi.

Vannya bejalan kearah saklar lampu di dekat dan menekannya, ruangan menjadi terang benderang, dan saat itulah Vannya baru menyadari tempat itu berantakan sekali!

Bantal sofa ada dimana-mana, banyak remah-remah camilan berserakan di atas karpet, begitupula dengan toples yang sudah kosong.

Aldi mencomot potongan martabak terakhir di kotaknya dan mengunyah cepat.

Senandung Masa PKLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang