4.

1.2K 72 1
                                    


"Rayhan lo gak pulang? Ini udah jam 8 malem, lembur mulu lo! Cari bini sana biar cepet-cepet pengen pulang" Rayhan hanya mendengus mendengar ocehan sahabatnya itu.

"Udah deh Ndra, lo pulang aja gausah banyak omong pusing gue" Indra, sahabat sekaligus partner kerja Rayhan ini malah menarik kursi lalu duduk menemani Rayhan yang sedang berkutat dengan layar komputer.

"Gue kasihan sama lo Han, bisa-bisanya orang seganteng lo se-mapan lo belum ada cewek? Kalau gak istri ya minimal cewek lah Han, biar lebih semangat gitu. Banyak  cewek cantik dan sexy di luar sana. Kenapa si lo selalu menutup mata" Rayhan melirik sahabatnya itu. Cewek? Sebenarnya Rayhan hanya tinggal memilih dan langsung mendapatkan cewek. Siapa lagi yang akan menolak pesona seorang Rayhan Singgih Swasono ini. Udah ganteng, tinggi, mapan, sholeh lagi.

"Udah gue mau pulang, males ngomongin cewek" Indra melotot tajam bisa-bisanya dirinya dicampakkan begitu saja, dengan gerakan cepat Indra langsung mengikuti Rayhan dan ikut memasuki mobil pria itu.

"Kenapa mobil lo?" tanya Rayhan datar.

"Di bengkel, ayo makan dulu dong Han laper ni" Rayhan hanya bisa pasrah dengan kelakuan sahabatnya tanpa banyak bicara lagi Rayhan segera melajukan mobilnya.

"Gue ada urusan sebentar, mau ke toko temennya bunda" Indra hanya mengangguk.

Setelah itu keduanya masuk kedalam toko kue, Rayhan mengobrol sebentar lalu mengambil kue pesanan bundanya.

"Han makan di warung itu aja deh sekalian, itu kan enak biasanya gue kesitu sama si Yuna" Rayhan mengganguk mengiyakan lalu mengikuti Indra dari belakang.

Rayhan meneliti warung sederhana ini yang tampak begitu ramai, Indra cowok itu sedang memesan dan Rayhan menelisik lagi melihat ke ujung terdapat seorang gadis dengan memakai daster serta dilapisi jaket yang melekat ditubuh rampingnya. Rayhan tersentak, ini tidak mungkin gadis itu benar-benar mirip Alaina.

Rayhan seperti sedang mimpi, apakah benar gadis itu Alaina? Tapi kenapa bisa dia disini sedangkan yang dia ketahui Alaina sedang sibuk-sibuknya berkuliah di Bandung.

Rayhan meneliti gadis itu lagi, gadis itu benar-benar bersinar diantara para pembeli yang duduk disini. Senyumnya membuat Rayhan merasa jantungnya berdegup kencang. Tapi lihatlah gadis itu hanya menggunakan daster, tatapan mata nakal dari berbagai kalangan membuat Rayhan geram. Lelaki itu memilih mendekat dan mengamati apakah benar gadis itu Alaina atau bukan.

Saat dekat Rayhan kini yakin seratus persen kalau ini Alaina teman virtualnya! Tadi Rayhan sempat mendengar gadis berkacamata yang duduk di depan Alaina memanggil gadisnya dengan sebutan Alaina. Ouh pantaskah Rayhan memiliki Alaina yang dulu hatinya sudah dia patahkan? Rayhan benar-benar tidak bisa berpikir jernih.

Lelaki itu dengan langkah mantap mendekat lalu memanggilnya. "Alaina?" Rayhan melihat gadis itu menoleh lalu tersentak kaget. Ini gila jantung Rayhan berdebar sangat kencang saat melihat Alaina benar-benar di depan matanya.

"Saya Rayhan teman virtual kamu, kayaknya kamu lupa ya sama saya?" Rayhan masih mengamati wajah cantik itu, Alaina asli jauh lebih cantik dengan senyum manisnya.

Alaina terlihat bingung tapi gadis itu akhirnya menjawab. "Mas Rayhan?" Jantung Rayhan rasanya ingin copot saat Alaina memanggil dengan sebutan Mas, ini benar-benar gila. Ingin rasanya Rayhan membawa gadis itu kedalam rumahnya dan mengenalkan kepada seluruh keluarganya bawah dia membawa calon istrinya.

"Iya, saya Rayhan saya kira kamu lupa" Alaina gadis itu tersenyum, lalu menggeleng sangat lucu. Dunia Rayhan seperti langsung berwarna lagi saat bertemu gadis ini, Rayhan dulu selalu berdoa semoga suatu saat nanti bisa dipertemukan dengan gadis ini dan ya, sekarang doa itu sudah terkabul Rayhan benar-benar sangat bahagia.

"Mas Rayhan kok bisa disini ya?" tanyanya begitu lembut.

"Kebetulan aku lagi nemenin temen makan, habis pulang kerja. Kamu sendiri kok bisa tiba-tiba ada di Jogja ya? Ini sama teman kamu?" Rayhan melirik gadis berkacamata itu, yang tadi memanggil Alaina dengan keras yang membuat dirinya yakin kalau itu benar-benar Alaina.

"Eh iya, aku ada kompetisi di universitas Yogyakarta besok pagi. Ini kenalin teman aku kak Silvi. Kak Silvi kenalin ini Mas Rayhan temen aku juga" mereka berjabatan tangan lalu saling berkenalan. Saat Rayhan ingin bertanya lagi temannya Indra sedang melotot tajam kearahnya.

"Gimana si lo, gue cariin malah disini. Eh siapa ini dua cewek cantik? Ohh ninggalin gue buat kenalan sama cewek cantik ya!" Rayhan hanya mendengus lalu menatap lagi ke Alaina. "Sorry ya temen gue emang agak gak waras, gak usah di dengerin"

Indra melotot. "Enak aja temen sendiri di bilang gak waras! Dasar lo orang gila! Gue waras kok cantik kenalan dong" Indra mengulurkan tangannya ingin berkenalan tapi langsung di tepis kasar oleh Rayhan.

"Gak usah pakai jabat tangan, tangan lo kotor. Ini Alaina dan itu Silvi temen gue dari Bandung" Indra mendengus lalu tersenyum kearah keduanya.

"Kok bisa kenal sama dua bidadari si?" Rayhan hanya memutar bola matanya males menanggapi Indra.

"Na, kamu makan aja. Sorry ya aku sama temen aku jadi ganggu kalian berdua" Alaina tersenyum manis banget membuat jantung Rayhan berdebar terus, bisa kena penyakit jantung ni Rayhan kalau deket terus sama Alaina.

"Eh gak apa kok Mas, seneng juga bisa ketemu Mas Rayhan setelah dulu ada rencana jadi wacana hehe" Rayhan tersenyum kecut, iya dirinya yang membuat Alaina pergi. Rayhan waktu itu benar-benar merasa tidak pantas untuk Alaina, lelaki itu memilih fokus terhadap study nya dan menghosting Alaina.

Rayhan juga menyesal tapi gengsi, pernah gadis itu mengirimkan chat di Instagram miliknya tapi malah dia balas dengan cuek. Alasannya masih sama dia tidak mau memberikan harapan palsu lagi dan ingin menjadi orang sukses terlebih dahulu. Padahal Rayhan sangat senang sekali saat gadis itu mencarinya.

Tahun demi tahun mereka lewati, Rayhan pasrah dengan jalan takdirnya dia diterima di STAN beberapa tahun setelahnya. Lalu Rayhan ditempat tugaskan di Jogja tempat kelahirannya sendiri, Rayhan benar-benar beruntung. Setelah itu dirinya menikmati kesendiriannya, fokus bekerja dan tidak ingin memiliki wanita. Entah Rayhan rasa hatinya masih untuk seseorang di masa lalu dan gadis itu sekarang ada di depannya. Ini benar-benar takdir yang indah.

"Sekarang udah ketemu akhirnya ya, maaf ya untuk dulu. Aduh maaf juga kalau wajah aku gak sesuai ekspektasi kamu" Alaina dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Mas Rayhan jauh lebih ganteng aslinya" Rayhan merasa ingin kabur saja, Alaina benar-benar membuat dirinya salah tingkah seperti abg SMA.

"Pacaran mulu! Kasian tuh makanan di kacangin jadi dingin gak enak" sindir Indra yang membuat Rayhan langsung menepuk jidatnya lupa, Alaina kesini kan makan tapi malah diajak ngobrol terus sampai lupa makan.

"Eh iya aduh maaf banget ya Na, gara-gara aku ngomong terus jadi makanan kamu dingin. Mau aku pesenin lagi gak?" Ucap Rayhan tidak enak hati.

Alaina tersenyum. "Gak usah Mas, gak apa kok hehe santai aja"

"Kalau begitu dilanjut ya makannya" Alaina mengganguk lalu keadaan kembali hening, mereka semua memakan makanannya dengan hikmat.

Distance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang