"Rayhan, kerja bagus, terimakasih untuk kinerja kamu tidak salah di usia kamu yang masih muda kamu sudah dilantik menjadi wakil direktur" ucap pak Suryo selaku menteri perpajakan taun ini.Rayhan menerima jabatan tangan Suryo dengan sopan lalu tersenyum. "Sama-sama Pak, sudah tugas saya" ucap Rayhan sopan. Suryo menepuk bahu Rayhan pelan, lalu pamit pergi setelah menemui beberapa pegawai yang kerja langsung dengannya.
Rayhan menghela nafas lega, kerja kerasnya beberapa hari akhirnya membuahkan hasil yang cukup memuaskan, beberapa orang telah membuat kekacauan akhirnya pak menteri langsung turun tangan dan meninjau secara langsung masalah tersebut.
Orang yang mengkorupsi beberapa uang pajak di Jogja itu kabur ke Padang awalnya tapi saat Rayhan kesana lelaki itu telah kabur lagi dan saat setelah acara pernikahan kakaknya selesai Rayhan baru di telpon oleh beberapa orangnya bahwa lelaki korupsi itu sedang berada di Medan.
Akhirnya dengan cekatan Rayhan dengan bantuan KPK bisa menangkap sang biang masalah. Dengan cepat semua laporan akhirnya Rayhan tulis untuk di sampaikan kepada KPK untuk kerugian juga, Rayhan kerja keras hingga begadang sampai menghiraukan nasehat Alaina dan sang bunda. Bahkan Rayhan sampai tidak sempat menelpon kekasihnya itu.
"Bro, gimana, udah kan? Deg-deg gak ketemu sama pak menteri yang katanya galak itu?" Indra lelaki itu mengagetkan Rayhan, Rayhan mendengus.
"Biasa aja" ucap Rayhan datar.
"Dih, iya-iya kesayangannya pak direktur sekarang pak menteri juga"
Rayhan terkekeh. "Lumayan, gue mau kumpulin uang yang banyak buat modal nikah"
Indra melotot. "Bro serius lo? Sama si Alaina itu? Emang mau sama lo?" Rayhan otomatis menjitak kepala Indra dengan gemas.
"Mau lah, gue ganteng, mapan, sholeh kurang apa lagi coba" ucap Rayhan menyugar rambutnya.
Indra berkepresi seperti orang muntah. "Dasar lo! Tumben si narsis banget" Rayhan mengedikan bahunya, lalu segera pergi.
"Tungguin gue Ray, kebiasaan banget si ninggalin gue" ucap Indra mencoba mensejajarkan langkah kaki Rayhan.
"Permisi, Pak Rayhan, bisa bicara sebentar?" tiba-tiba suara seorang gadis cantik membuat langkah mereka berhenti.
"Ya, ada apa ya? ucap Rayhan menatap gadis berkerudung itu.
"Saya dapat amanah dari Bu Ningsih, untuk membicarakan masalah kenaikan beberapa unit pajak Pak, kebetulan Bu Ningsih sedang cuti beberapa hari kedepan jadi tugasnya di alihkan ke saya" Rayhan mengamati gadis itu lalu menggangguk.
"Baik kalau begitu, nanti kamu bisa ke ruangan saya" gadis ber-name tag Sofia itu tersenyum ramah.
"Baik Pak, terimakasih" lalu Rayhan dan Indra pamit pergi.
"Ray, dari tatapan matanya dia suka deh sama lo, tapi ya denger-denger ni emang lo tuh di suka-in banyak gadis di kantor, ya pasti gara gara posisi lo yang sekarang ini. Siapa si yang gak mau sama wakil direktur?" ucap Indra, kini keduanya sedang berada di sebuah warung makan untuk makan siang.
Rayhan mendengus. "Bodoamat gue Ndra, cuma Alaina yang ada di hati gue. Gak usah ngomongin cewek lain gue berasa berkhianat sama Alaina. Sekeras apapun cewek-cewek itu ngejar gue yang ada di hati ya cuma Alaina" ucap Rayhan mantap.
Kini Indra yang mendengus. "Bucin banget, tapi Alaina emang cantik banget si terus auranya beda aja gitu rasanya adem banget kalau lihat cewek lo itu. Semoga aja kalian cepat nikahnya ya, biar gak ldr kayak gini, ngenes banget jadinya" ucap Indra sambil menepuk bahu Rayhan pelan. Rayhan hanya tersenyum, mengaminkan ucapan Indra lalu keduanya segera makan siang.
***
Rayhan menatap layar ponselnya, sudah pukul 8 malam. Tapi Alaina belum juga membalas pesannya. Rayhan tau gadis itu sedang sibuk-sibuknya mengurus keperluan rumah barunya, juga pasti quality time dengan keluarganya tapi Rayhan merasa khawatir. Apalagi setelah melihat status WhatsApp Alaina sedang bersama lelaki lain, Rayhan sungguh sangat emosi. Bahkan lelaki itu tidak fokus bekerja.
Rayhan mengusap kasar wajahnya. Mencoba untuk tenang, segera mengambil tasnya dan bergegas pulang. Rayhan pikir pulang adalah jalan terbaik untuk menenangkan pikirannya.
Saat di lobby Rayhan melihat rekannya tadi, Sofia gadis itu seperti menunggu seseorang tapi Rayhan hiraukan dan berjalan melewati Sofia tanpa menatap gadis itu.
"Pak Rayhan? Pulang ya?" Suara lembut milik Sofia membuat langkah kaki Rayhan berhenti. Rayhan berbalik menatap Sofia.
"Iya saya mau pulang, kamu sedang menunggu?" Sofia tersenyum lalu mengangguk. "Iya pak, sedang menunggu taksi" Rayhan tersenyum kecut, Rayhan tau pikiran gadis itu, agar Rayhan menawari dirinya pulang bersama, tapi pikiran lelaki itu sedang kacau dan tidak ingin diganggu.
"Ya semoga cepat mendapatkan taksi, saya duluan ya Sofia, ada beberapa urusan, selamat malam" lalu Rayhan berbalik arah lagi menghiraukan tatapan nanar Sofia. Menurut Rayhan gadis itu terlalu agresif, dan menunjukkan secara terang-terangan bahwa dirinya suka Rayhan. Rayhan mengedikan bahunya pelan mencoba mencari ketenangan pikiran.
Rayhan butuh kabar dari Alaina, mencoba tenang lalu mengecek kembali ponselnya barang kali Alaina sudah menjawab pesannya.
My Mine:
Mas, maaf baru bisa kabarin. Ya ampun sampai telpon banyak gini aku gak cek hp tadi, lagi sibuk ngobrol sama Bapak masalah peternakan. Hpnya aku taruh di kamar. Kamu dimana? Udah pulang belum? Mau telpon lagi? Jawab ya 😘Rayhan tersenyum menatap notifikasinya yang baru beberapa menit masuk, merasa lega. Rayhan tidak akan bisa marah kepada Alaina, buktinya dikirimkan chat seperti itu saja Rayhan langsung senang dan merasa dunianya pulih kembali.
Rayhan segera menyalakan mobilnya dan ingin cepat pulang, mengobrol dengan Alaina lewat telpon sebelum dirinya tidur sekarang menjadi rutinitas baru bagi Rayhan.
****
"Sayang, kangen banget" ucap Rayhan saat layar handphonenya sudah menampakkan Alaina yang tidur tengkurap.
"Kasian, sini sini peluk aku biar energinya terkumpul lagi" ucap Alaina di seberang sana sambil tersenyum manis.
"Lihat kamu gini aja aku udah seneng Na, aku sebenarnya mau ngambek sama kamu masa aku gak di kabarin seharian, aku kan khawatir Na" ucap Rayhan.
Alaina terkekeh mendengarnya. "Aduh Hahaha... Maaf Mas, emang hari ini sibuk banget aku tuh, gak sempet kabarin, tapi tadi aku mau kabarin tapi lupa" Rayhan mengerucutkan bibirnya merasa tidak suka.
"Kamu keluar sama siapa Na? Kok gak bilang sama aku? Cowok siapa itu di status kamu?" Tanya Rayhan dengan wajah cemburunya.
Lalu Alaina menjelaskan secara detail kemana dirinya pergi tadi ya meskipun sedikit menggoda Rayhan. Rayhan suka sekali saat melihat Alaina tersenyum, Rayhan rasa senyum Alaina candu baginya.
****
"Mbak tadi ketemu sama mantan kamu Ray, yang siapa ya namanya lupa" Rayhan lelaki itu melotot mendengar ucapan Mbak Nisa, ya Rayhan hari ini memutuskan untuk pulang ke rumah karena sang bunda bilang Mbak Nisa sedang berada disini beberapa hari kedepan.
"Firda Mbak? Kok bisa? Dimana?" ucap Rayhan menggebu-gebu, Nisa menatap curiga adiknya itu.
"Kok kamu masih ingat? Terus kenapa kepo juga? kan udah ada Alaina, gak usah kepo gitu lah" Rayhan mendengus menatap Nisa tajam.
"Ya aku kan cuma tanya Mbak, ya udah gak usah dijawab gak apa aku gak kepo" lalu Rayhan pergi meninggalkan Nisa yang tertawa terbahak-bahak.
"Dia udah jadi guru gitu Ray, di salah satu SD di desa kita. Ya mungkin nanti kamu jadi sering ketemu. Ujian ya emang sebelum nikah gitu Ray, banyak masa lalu yang dateng... Contohnya ya si Firda ini tiba-tiba muncul pas kamu udah bahagia sama Alaina" Rayhan kini balik, menatap Nisa penuh selidik.
"Aku kan emang gak ada hubungan apa-apa sama Firda Mbak, gak usah dihubungin aku sama Alaina" dengus Rayhan lalu kali ini lelaki itu pergi ke kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance
ChickLitPertemuan singkat di dunia virtual membuat Alaina Aqila Dhanajaya gak bisa move on, bertahun-tahun memendam rasa yang gak pernah padam Alaina terus menyibukkan dirinya agar bisa cepat move on dan hasilnya nihil. Saat sudah menata hatinya tiba-tiba A...