"Akhirnya kalian datang juga, Bunda benar-benar khawatir banget sama kalian" ucap Rani sambil memeluk Alaina erat.Alaina tersenyum, mencium tangan Rani.
"Khawatir kenapa Bunda, kita baik-baik aja kok, Alhamdulilah" ucap Alaina meyakinkan.
Rani mengelus rambut Alaina pelan. "Rayhan gak pulang ke rumah selama satu bulan, Bunda khawatir banget dia ada masalah sama kamu Nak, Bunda khawatir Rayhan jadi keras seperti dulu, Bunda kan gak suka"
Alaina melotot, menoleh ke arah Rayhan yang mengedikan bahunya seolah tidak melakukan apa yang dikatakan Ibunya.
"Ayo masuk dulu, kamu nginep gak sayang?" tanya Rani sambil berjalan ke dalam rumah.
"Gak Bunda, Alaina nanti malam harus pulang ke Bandung, banyak pekerjaan kebetulan" ucap Alaina sendu.
"Yah, Bunda kira nginep, ya udah Bunda mau lanjutin masak dulu ya sebentar, nanti kita ngobrol lagi ya sayang"
"Alaina bantu ya Bunda, pengen bantu" ucap Alaina yang langsung mendapatkan gelengan keras dari Rani.
"Gak ya, kamu disini gak nyampe satu hari loh, udah kamu diam aja ya!" ucap Rani menekankan, akhirnya Alaina hanya pasrah, dan Rani langsung menuju dapur.
"Kenapa gak pulang ke rumah satu bulan?" selidik Alaina, menatap Rayhan yang masih saja memainkan ponselnya.
"Mas!"
"Gak berani ketemu sama Bunda, takut diintrogasi, gak mau nangis disini nanti di anggap cengeng, aku juga butuh ketenangan Na. Bunda itu tau aku banget, kalau lihat aku sedih Bunda ikut sedih, aku gak mau Bunda sampai mikir juga" kini Rayhan meletakkan ponselnya mendekat ke arah Alaina lalu membawa Alaina kedalam dekapannya.
Alaina mendongak menatap Rayhan, merasa sangat bersalah.
"Maaf ya Mas, kamu sampai kayak gitu, Bunda pasti khawatir sama kamu kangen juga pasti" ucap Alaina menatap sendu ke arah Rayhan.
"Gak apa sayang, namanya juga cobaan dalam hubungan, emang aku aja yang lemah gak bisa kalau gak sama kamu, ya makanya gitu"
Alaina terkekeh, melepaskan pelukannya dari Rayhan.
"Bisa aja calon suami, btw kamu pasti nanti sering ketemu sama mantan kamu Mas"
"Kenapa emang kalau aku ketemu sama Firda? Kalau hati aku aja udah kamu ambil semuanya"
Alaina tertawa memukul lengan Rayhan pelan.
"Hahaha... Iya juga si, kamu cuma punya aku, gak boleh sama yang lain, awas aja ya" ucap Alaina lalu mencium singkat pipi Rayhan.
"Sayang, kamu nakal banget si"
****
"Cepet banget ya sayang, sekarang kamu harus pulang lagi aduh Bunda mau nangis lagi tau gak si, kalian berdua itu udah cocok banget, cocok gendong bayi juga loh. Bunda kan pengen juga jadi nenek jangan lama-lama ya"
"Doain Bunda, semoga semua berjalan lancar ya" ucap Alaina memeluk Rani erat.
"Ya udah Bunda, Ray sama Alaina pamit dulu ya" kini Rayhan yang gantian memeluk Rani dengan sayang.
"Titip salam Alaina ke Ayah ya Bunda" ucap Alaina, Rani mengganguk. Sebenarnya Rani juga mau ikut mengantar Alaina, tapi suaminya Swasono belum pulang bekerja dan akhirnya memilih di rumah menunggu Swasono pulang. Padahal Rani benar-benar pengen ikut.
"Hati-hati ya sayang, Rayhan kamu harus sering-sering pulang ke rumah awas aja kamu" Rayhan menyengir lalu mengganguk.
"Iya-iya Bunda, ya udah kita berangkat dulu"
"Assalamualaikum Bunda"
"Waalaikumsalam sayang" lalu keduanya segera melajukan mobilnya meninggalkan perkarang rumah Rayhan.
Saat di perjalanan tiba-tiba ponsel Alaina berdering nyaring, Alaina mengecek dan ternyata Bella yang menelponnya.
"Kenapa Bel" ucap Alaina to the point.
"Ini gue tadi ngecek email lo, ada panggilan interview buat magang di perusahaan konstruksi yang lo pengen kemarin. Jadwalnya besok pagi jam 8, lo jadi pulang kan? Lo dan Rayhan gak jadi putus kan? Jadi gue cuma ingetin siapa tau lo mau nginep lagi disana" ucap Bella menjelaskan, Alaina yang mendengarnya sedikit terkejut, karena memang perusahaan yang Alaina mau itu bukan sembarang perusahaan.
"Serius lo? Wah gila gue seneng banget, iya iya ini gue udah mau ke bandara kok tenang aja gue pulang" ucap Alaina sambil tersenyum lebar, merasa sangat senang.
"Iya lah, ya udah hati-hati, Assalamualaikum" Alaina menjawab salam lalu sambungan terputus.
Rayhan mengangkat satu alisnya, tanda bertanya. "Siapa sayang?"
"Bella Mas, dia beritahu aku kalau besok mau interview di perusahaan konstruksi yang dulu pernah aku ceritain, aku seneng banget tau Mas" ucap Alaina mengangkat kedua tangannya di udara seperti meninju angin.
Rayhan terkekeh melihat, mengacak rambut Alaina dengan gemas.
"Selamat ya sayang, semoga besok lancar interviewnya, jangan gugup dan optimis!"
Alaina manggut-manggut menatap Rayhan penuh sayang.
***
"Sampai ketemu nanti ya, pas mau ketemu sama orang tua kamu, hati-hati sayang, aku bakal kangen banget peluk kamu kayak gini" kini keduanya sudah berada di Bandara Adisucipto Yogyakarta, dengan Rayhan yang memeluk Alaina dengan erat.
"Iya Mas, aku juga bakal kangen sama kamu kangen banget" jawab Alaina mengeratkan pelukannya.
Rayhan terkekeh, mencubit pipi Alaina dengan gemas.
"Ya udah gih, masuk dulu ke pesawatnya, udah di panggil tadi, sampai di Bandung langsung kabarin aku ya sayang jangan lupa" ucap Rayhan mencium kening Alaina lama, sambil menikmati harum rambut milik Alaina yang candu baginya.
Alaina mengganguk, memeluk Rayhan sekali lagi lalu segera pergi, melambaikan tangan ke arah Rayhan.
***
"Mbak Berlin tadi kesini, nawarin beberapa projek lagi buat lo Na" saat sampai tempat kost tadi, Alaina langsung bersih-bersih setelah itu Alaina memilih menemani Bella di ruang tamu.
"Projek gue sama Pak Andra aja belom selesai, gak ah, gue kan magang juga, nerima endorsement juga karena gue butuh buat jajan, males banget gue kalau harus dikenal banyak orang" ucap Alaina sambil mengemil bakpia yang dia bawa dari Jogja.
"Lumayan, lo bakal ketemu beberapa artis senior Na, gila itu kesempatan emas gak si?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance
ChickLitPertemuan singkat di dunia virtual membuat Alaina Aqila Dhanajaya gak bisa move on, bertahun-tahun memendam rasa yang gak pernah padam Alaina terus menyibukkan dirinya agar bisa cepat move on dan hasilnya nihil. Saat sudah menata hatinya tiba-tiba A...