"Hallo Mbak Alaina? Ini dengan resepsionis. Ada yang menunggu mbak di Lobby" suara telepon dari resepsionis mengagetkan Alaina, siapa yang ingin menemuinya pagi-pagi begini coba? Alaina melirik Silvi yang masih tertidur pulas setelah sholat shubuh tadi.Dengan hanya memakai daster juga cardigan Alaina langsung turun menuju lobby. Saat sudah sampai dan diarahkan ke orang yang ingin bertemu dengannya Alaina kaget. Bagaimana bisa Rayhan berada disini pagi-pagi buta?
"Mas Rayhan? Kenapa mau ketemu sama aku? Kan aku udah kasih nomer bisa hubungin aku dong" Rayhan menatap Alaina sambil menggaruk tengkuknya, merasa salah tingkah.
"Eh itu, aku cuma mau ajakin sarapan mau? Nomer kamu juga hilang padahal udah aku simpen, kayaknya lupa gak ke save deh nanti minta lagi ya" ohh itu alesannya kenapa Rayhan tidak menghubunginya dari kemarin. Padahal dia sudah overthingking Rayhan hanya akan bermain-main dengannya. Tapi lihat, pukul 6 pagi Rayhan sudah berada di hotel yang Alaina sewa dan mengajak Alaina sarapan.
"Tapi kok pagi banget kamu? Rumah kamu dimana Mas?" Ucap Alaina.
"Kebetulan aku punya apartemen di sekitar sini jadi karena aku tau kamu menginap disini ya sekalian aja. Maaf ya kemarin gak jadi nemenin soalnya banyak kerjaan. Btw gimana kompetisinya kemarin?"
"Alhamdulillah, kampus aku dapat juara 2 Mas" Rayhan tersenyum bangga. "Wah alhamdulilah, keren banget! Sekarang ayo kita rayain dengan sarapan gudeg istimewa Yogyakarta"
Alaina tersenyum mengganguk antusias. "Ayo kita cari gudeg" tapi Rayhan menggelengkan kepalanya. "Kamu bisa ganti baju gak Na?" Alaina mengernyit, kenapa memang kalau memakai daster? Apakah dirinya seperti gembel?
"Gini, maksud aku itu dasternya kurang bahan loh. Aku gamau aja nanti banyak tatapan nakal ke kamu" ucap Rayhan yang sontak membuat Alaina memerah, antara malu dan senang karena diperhatikan.
"Yaudah Mas mau tunggu disini apa nunggu diatas?"
"Mas tunggu disini aja ya, ganti yang tertutup Na jangan lupa" Alaina tersenyum manis sambil mengacungkan jempolnya dan berlalu pergi.
***
"Hari ini Mas jadi tour guide buat kamu ya, sesuai janji Mas dulu. Akhirnya sekarang kesampaian juga" setelah memakan gudeg yang menurut Alaina sangat enak, akhirnya mereka memutuskan untuk kembali sebentar ke hotel untuk memberitahu Silvi bahwa dirinya akan bersama Rayhan. Tadi malam Silvi memiliki rencana untuk ke rumah budhenya yang berada di Jogja karena kemarin Alaina pikir tidak ada kegiatan dan mending ikut Silvi, jadi Alaina akan bilang ke Silvi untuk tidak jadi ikut.
"Iya ni, akhirnya setelah 3 tahun kesampaian juga. Hari ini kita mau kemana aja Mas?"
"Kamu mau ketemu bunda aku gak? Kita kesana sambil lihat tanaman mau?" Alaina melotot, bertemu bundanya Rayhan? Gila saja Alaina belum siap bagaimana kalau bunda Rayhan tidak suka dengannya? Bagaimana kalau dia dicaci-maki? Pikiran anehnya langsung bermunculan.
"Bunda aku gak jahat kok Na, baik banget malah" Alaina tersenyum, mungkin dirinya harus mencoba bertemu. "Iya Mas, aku mau kok" Rayhan tersenyum senang. Akhirnya dirinya bisa bawa calon mantu buat bunda.
"Kamu berangkat ke Bandung jam berapa Na?"
"Pesawatnya jam 7 malam si mas, aku nanti berangkat ke Bandara jam 6 deh" Rayhan manggut-manggut. Pasti dunianya akan berwarna abu-abu lagi setelah Alaina balik ke Bandung. Rayhan menatap wajah cantik itu dengan seksama untuk dia simpan di ingatannya.
Sampai di hotel Rayhan menunggu Alaina di kafe bawah, gadis itu bilang dia mau sekalian mandi jadi Rayhan memutuskan untuk beli kopi dulu. Beberapa menit menunggu Alaina akhirnya selesai. Dengan menggunakan kulot beserta kemeja flanel dipadukan dengan sepatu warna putih juga rambut yang dia kuncir membuat Alaina benar-benar begitu cantik. Alaina juga memakai topi agar kepalanya tidak kepanasan.
"Hi Mas, aduh aku gak punya baju yang cewek banget di koper. Aku boleh pakai baju begini bertemu Bundanya Mas?" Rayhan tersenyum, gadisnya ini memang menggemaskan.
"Ya boleh dong Alaina, kamu cantik banget! Ayo sekarang kita ke rumah bunda" Rayhan dengan sengaja menggandeng tangan mungil milik Alaina, lalu memasukkan gadis itu kedalam mobilnya.
***
"Assalamualaikum Bunda, Rayhan bawa calon menantu ni" Alaina langsung mencubit pinggang lelaki itu, bisa-bisanya dibilang calon menantu? Aduh Alaina malu banget.
"Waalaikumsalam mana calon mantunya Bunda?" Wanita paruh baya yang menggunakan daster itu keluar dengan wajah sumringah. Alaina langsung mencium tangan wanita itu dengan sopan sambil berkenalan. "Alaina tante, temennya Mas Rayhan"
Wanita itu tersenyum menatap Alaina. "Kok manggil tante si? Panggil Bunda ya! Kok cuma temen? Bukannya calon istri ya?" Alaina yang digoda begitu langsung memerah, dirinya begitu malu.
"Udah Bunda, jangan digoda begitu nanti Alaina takut lagi sama Bunda terus kabur gamau jadi calon mantu" Rani, wanita itu tertawa lalu menyuruh mereka masuk kedalam rumah.
Dari tadi Alaina mengamati halaman rumah Rayhan yang belum berubah seperti yang dia fotokkan dulu, bahkan halaman ini terasa sangat sejuk. Alaina akhirnya memasuki rumah ini dengan jantung yang berdebar-debar.
"Santai aja Na, keluarga aku baik-baik kok. Mbak aku masih di Jakarta belum pulang dia." Ucapnya yang diberi anggukkan oleh Alaina.
Setelah dipersilahkan duduk, muncullah lelaki paru baya yang hampir mirip seperti Rayhan. Alaina langsung mencium tangan ayah Rayhan itu sambil berkenalan. "Alaina Om" katanya sambil tersenyum canggung.
"Wah Rayhan ini benar calon mantunya bapak? Nduk, kok kamu mau sama Rayhan?" Alaina tersenyum, ternyata keluarga Rayhan benar-benar menerimanya dengan sangat baik.
"Bapak ini apa-apaan si! Buktinya itu dia disini ya mau dong sama Rayhan" ucapnya dengan bangga.
"Kamu ini cantik banget nduk gak usah mau sama Rayhan ini, tidur aja suka ngorok" Rayhan mendengus ayahnya ini selalu saja bercanda seperti itu kan Rayhan jadi malu.
"Uwes to pak, niku loh Alaina dadi sungkan" ucap ibu Rayhan sambil membawakan teh dan juga beberapa cemilan.
"Maafin Bapak ya anak cantik, Bapak emang begitu suka bercanda" ucap ayahnya Rayhan.
"Iya Om, Alaina justru suka kok hehe" lalu mereka melanjutkan mengobrol tentang masalah perkuliahan dan ngomongin Rayhan pas waktu kecil. Alaina sungguh bahagia, keluarga ini sangat-sangat mengingatkannya tentang keluarganya di Surabaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance
ChickLitPertemuan singkat di dunia virtual membuat Alaina Aqila Dhanajaya gak bisa move on, bertahun-tahun memendam rasa yang gak pernah padam Alaina terus menyibukkan dirinya agar bisa cepat move on dan hasilnya nihil. Saat sudah menata hatinya tiba-tiba A...