Menggunakan dress panjang semata kaki bewarna nude dengan rambut di sanggul rapi membuat Alaina tampak begitu menawan. Hari ini adalah hari sakral karena sahabatnya, Bella Ayyara akan menikah. Setelah 3 bulan penuh memperjuangkan skripsi dan persidangannya akhirnya Bella terbebas dari bebannya.Alaina menghela nafas, satu Minggu ini Alaina disibukkan dengan mempersiapkan acara lamaran dan resepsi pernikahan Bella. Memang Bella dan Marva suaminya itu memilih untuk setelah melangsungkan lamaran mereka langsung melangsungkan pernikahan.
Bukan capek karena mengurusi itu semua, Alaina malah merasa sangat senang bisa membantu sahabatnya yang satu itu, tapi hari ini di hari istimewa ini Alaina ingin seseorang mendampinginya. Tapi Rayhan yang sudah berjanji satu bulan yang lalu hari ini justru ingkar janji karena terdapat meeting penting dengan menteri keuangan di Jakarta. Alaina ingin marah, tapi tidak bisa karena memang pekerjaan Rayhan jauh lebih penting daripada urusannya.
Menatap sekali lagi pantulan dirinya di cermin lalu tersenyum, merasa sudah pas dan dirinya keluar dari kamar hotel menuju acara resepsi.
Tadi pagi sudah diadakan akad yang diadakan di salah satu masjid besar di Surabaya, Bella sendiri memang ingin menikah di masjid karena menurutnya masjid adalah tempat yang paling suci, sangat satu pemikiran dengan Alaina.
"Alaina, itu tadi di cariin teman kamu di bawah Tante cariin kamu gak ada eh ternyata baru keluar kamar" Susi Ibu Bella itu terlihat tergopoh-gopoh.
"Ya ampun Tante gak usah repot-repot beri tau Alaina, jadi ngos-ngosan gitu, Tante kan banyak tamu di bawah. Ya udah deh ayo kita turun" ucap Alaina tersenyum menggandeng tangan Susi.
"Gak apa Na, gak repot kok, sekalian olahraga bentar, dari kemarin di suruh duduk mulu" ucap Susi dengan wajah lembutnya, mengingatkan Alaina pada Tiana. Meskipun sudah satu Minggu Alaina berada di Surabaya, tapi masih 3 kali dirinya bertemu sang Ibu karena memang terlalu sibuk mengurusi acara pernikahan.
Tiba di lantai bawah Alaina melotot, melihat Rayhan berada di salah satu kursi lalu sedang bercengkrama dengan beberapa temannya saat smp, tentu saja ada Ferno orang yang Rayhan musuhi beberapa waktu lalu karena kesalahpahaman.
"Itu tamu kamu Na, spesial kata Bella, ya udah Ibu tinggal dulu ya" menepuk bahu Alaina pelan lalu Susi berjalan pergi menuju beberapa tamu yang belum dia salami.
"Mas!" Sapa Alaina dengan mata berkaca-kaca, sudah hampir 4 bulan dirinya dan Rayhan tidak bertemu, tentu saja Alaina sangat merindukan lelaki di depannya ini.
Rayhan menoleh, menatap Alaina lalu tersenyum. Alaina segera berlari, memeluk tubuh jangkung milik Rayhan yang sangat nyaman bagi Alaina.
"Kangen banget ya" ucap Rayhan membalas pelukan hangat itu dengan erat.
Alaina mendongak, menatap Rayhan lalu memukul lengan lelaki itu. "Katanya gak kesini? Kok gak kabarin si? Jahat banget" ucap Alaina mengerucutkan bibirnya.
"Iya sayang, maaf, tapi emang bener kok aku tadi pagi ke Jakarta dulu meeting terus langsung terbang kesini demi kamu ini mah" ucap Rayhan menyengir.
"Ya kamu gak kabarin dulu si, jadi kaget kirain siapa" ucap Alaina masih cemberut. Rayhan mendekatkan wajahnya ke Alaina lalu meniup wajah itu dengan nafasnya yang membuat Alaina melotot tajam.
"Heh pacaran mulu" kini suara cempreng milik Icha mampu membuat Alaina mendorong keras dada bidang milik Rayhan dengan keras.
"Apa si Cha" ucap Alaina mendengus.
"Akhirnya gue bisa tau gimana wajah calon suami lo ini Na, setelah sekian lama ya" ucap Icha nyengir.
"Gak usah dilihat-lihat calon suami gue" ucap Alaina masih sensi sambil memeluk pinggang Rayhan.
Rayhan tersenyum. Menatap Alaina yang cemburu begini rasanya sangat menggemaskan. Rasanya Rayhan ingin mencium Alaina sekarang juga.
Beberapa orang yang melihat itu tertawa, merasa itu sangat lucu membuat Alaina dua kali lipat tidak mood.
"Ih apasih, kok pada ketawa, ayo Mas kita ke Bella aja udah" ucapnya tidak menghiraukan beberapa panggilan dari teman alumninya waktu smp.
Rayhan hanya manggut-manggut mengikuti kemana Alaina membawanya.
****
"Gue tadi kaget banget loh pas kedatangan Rayhan, gue kira siapa tadi, ternyata calon suami lo" ucap Bella saat ini keduanya akhirnya duduk untuk makan malam bersama.
"Gue juga kaget, mana gak ada kabar tiba-tiba datang lagi"
"Iya mana udah bawa kado pernikahan, udah atas nama lo juga tuh kadonya"
"Emang dasar"
"Iya sayang maaf aku udah minta maaf terus loh dari tadi" ucap Rayhan menelungsupkan wajahnya di leher kiri milik Alaina.
"Mas!" Tegur Alaina yang dibalas cengiran.
Bella dan Marva tersenyum melihatnya.
"Makanya cepet nikah biar halal, kayak kita berdua nih sekarang udah halal enak mau ngapain aja" ucap Bella menggoda sambil merangkul pundak Marva mesra.
Alaina mendengus. Rencananya juga bulan depan Alaina dan Rayhan akan melangsungkan pernikahan, ya tapi kita lihat saja apakah pekerjaan Rayhan bisa di handle apa tidak.
"Doain bulan depan" ucap Rayhan enteng yang membuat Alaina lagi-lagi mendengus.
"Kamu sibuk terus, gimana mau nyiapin acara pernikahan kita coba" adu-nya sambil memukul lengan Rayhan pelan.
"Udah di atur sama Bunda sama Ibu udah nanti habis kamu sidang kita gas sayang" lalu kedua pasutri yang melihat itu tertawa merasa dejavu karena mereka sebelumnya juga mangalami hal yang sama, meribetkan persiapan pernikahan yang seharusnya tidak perlu diributkan.
****
"Aku mau ketemu ayah kamu dulu habis ini sayang, mau minta beberapa pendapat" ucap Rayhan saat keduanya sedang berada di mobil, rencana Alaina tadi Rayhan akan menginap dirumahnya yang berada di Surabaya kota dan tidak perlu mengantarkan Alaina ke rumah orangtuanya yang memang agak jauh dari hiruk-pikuk kota. Tapi Rayhan bersikeras untuk ikut Alaina pulang terlebih dahulu menemui orang tua Alaina.
"Pendapat apa coba? Besok juga bisa Mas, kamu besok masih disini kan pulang malamnya, kamu bisa istirahat dulu hari ini pasti capek kamu. Sini aku aja yang nyetir deh kamu tidur aja udah aku anterin ke rumah aku" ucap Alaina tidak mau kalah.
Rayhan menggelengkan kepalanya dengan tegas, lalu memajukan tubuh dan wajahnya ke Alaina, Alaina langsung melotot, menahan dada Rayhan yang ingin terus mendesak agar tubuh keduanya menempel.
"Mas apa si! Minggir deh dosa tau!" Peringat Alaina sambil masih menahan dada bidang Rayhan yang terus mendesak Alaina.
"Kalau kamu bantah, aku cium kamu disini juga" ucap Rayhan dengan raut muka serius membuat Alaina mendengus.
"Iya udah deh, terserah kamu" ucap Alaina pasrah, Rayhan benar-benar membuat kepalanya pening.
Rayhan tersenyum, menjauhkan kembali tubuhnya lalu mengelus-elus rambut Alaina dengan sayang.
"Gitu dong, nurut sama calon suami, lagian emang aku udah ada janji sama ayah kamu hari ini juga jadi janji harus di tepati"
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance
ChickLitPertemuan singkat di dunia virtual membuat Alaina Aqila Dhanajaya gak bisa move on, bertahun-tahun memendam rasa yang gak pernah padam Alaina terus menyibukkan dirinya agar bisa cepat move on dan hasilnya nihil. Saat sudah menata hatinya tiba-tiba A...