25

700 22 0
                                    


Rayhan mengerang, merasa kepalanya sangat pening, ditangannya terdapat botol yang berisi minuman beralkohol. Menegaknya sedikit demi sedikit sambil merasakan sensasi terbakar di tenggorokannya.

"Mau saya temani Pak?" seorang wanita dengan pakaian ketat dan seksi mencoba menggoda Rayhan.

Saat ini Rayhan sedang berada di salah satu club' malam di Jakarta karena mendatangi undangan dari salah satu rekan bisnisnya. Disini juga terdapat banyak wanita malam yang sengaja di sewa rekan Rayhan untuk memeriahkan pesta malam ini.

Rayhan mendengus menatap wanita yang duduk disampingnya, melihatnya dan membayangkan wanita disampingnya ini adalah Alaina, Rayhan benar-benar sudah sangat mabuk. Padahal besok pagi dirinya harus terbang ke Makkasar, tapi malah seperti ini.

Rayhan tau ini perbuatan dosa, bahkan sholatnya berpotensi tidak di terima selama 40 hari kedepan tapi apalah daya Rayhan yang sedang bersedih hati dan di paksa beberapa temannya membuat Rayhan penasaran dengan rasa alkohol yang memabukkan itu.

"Tolong kamu pergi saja saya gak butuh wanita" ucapnya asal, meskipun sedang mabuk Rayhan masih waras untuk tidak melakukan hal-hal seperti itu.

"Dih, sok banget Pak, kesini kok cuma minum-minum doang gak asik" ucap wanita itu, lalu menempelkan tangannya di dada bidang milik Rayhan mencoba menggodanya lagi.

Rayhan langsung menepis tangan itu, mencoba untuk tidak emosi, meskipun dirinya sedang sangat kecewa dengan Alaina, Rayhan tidak akan menduakan gadis itu. Rayhan lalu berdiri dengan agak sempoyongan lalu segera keluar mencari taksi untuk mengantarkannya ke hotel.

Rayhan tadi berangkat kesini dengan Indra, dan Rayhan tau Indra pasti tidak akan mau diajak pulang sebelum mendapatkan kepuasannya alhasil Rayhan memilih pulang sendirian.

***

"Aduh kepala gue pusing banget" ucap Rayhan memegang kepalanya yang terus berdenyut.

"Han, lo udah bangun? Sorry banget, gue kira lo kemarin gak bakal minum. Gue kaget pas tau lo pulang dalam keadaan mabuk kayak gitu, mana ngaco banget lagi. Ada masalah apa si sama Alaina? Mau gue telponin aja?" Rayhan melotot, menatap Indra.

"Gak, emang gue yang salah gak bisa ngendalin pikiran gue. Alkohol sialan, gue jadi bayangin Alaina yang enggak-enggak. Gue sama Alaina lagi break, pusing banget kepala gue Ndra" 

Indra menghela nafas, mengelus dadanya.

"Sudah gue duga, gak biasanya lo mau nyentuh alkohol baru kali ini. Asli kalau bunda lo tau udah habis lo diomelin terus"

Rayhan mendengus. "Ya jangan diberi tau, lagian setelah ini gue juga gak akan mau mabuk lagi lah"

Indra geleng-geleng kepala melihat kelakuanku sahabatnya ini.

"Ya udah, ni minum air perasan lemon biar gak pusing kepala lo, kita flight jam  10 masih ada waktu 3 jam buat lo istirahat" Rayhan manggut-manggut sambil meminum air perasan lemon yang dibawakan Indra.

***

"Aduh Alaina, cantik banget si, tanpa make up aja udah cantik banget loh" ucap penata rias yang sedang mengamati wajah Alaina. Hari ini Alaina akan menjalankan take vidio untuk projek-nya yang pertama.

"Biasa aja Ce, lagian juga Cece pasti udah sering nemuin yang lebih cantik dari aku" ucap Alaina santai sambil menyemil beberapa keripik di pangkuannya.

"Gak ah, lo itu beda banget tau cantiknya Alami auranya beda banget" ucapnya sambil mengoleskan beberapa krim di wajah milik Alaina.

"Tuh kan Ce, lo itu gombal mulu ya, bikin gue salting"

Cece, wanita penata rias itu tertawa. "Emang jujur ini Al, btw ya kerja sama pak Andra tuh enak banget loh. Orangnya baik, ganteng lagi. Siapa tau nanti kalian cocok, denger denger pak Andra masih single loh"

"Aduh Ce, gak pantes gue sama pak Andra, kemarin pas meeting ketemu sama dia aduh kelihatan banget kalau berkelas. Gue mah apa Ce, masih anak kuliahan yang kalang kabut cari uang buat jajan" sahut Alaina

Cece tertawa lagi mendengar ucapan Alaina. "Dicoba saja dulu Al, pak Andra gak pernah lihat orang dari kastanya kok" Alaina hanya tersenyum menanggapinya.

***

"Alaina, pulang sendiri?" Suara berat milik seseorang itu membuat Alaina sedikit kaget, mendongak menatap ke sumber suara lalu tersenyum sopan.

"Eh Pak Andra, kirain siapa tadi. Iya Pak, naik grab, motor saya di pinjem temen soalnya" sahut Alaina.

"Mau bareng sama saya aja? Kebetulan saya searah sama kamu loh, sekalian aja Alaina" Alaina tersenyum lagi, menatap Andra.

"Aduh gak deh Pak, gak enak saya, Pak Andra duluan aja" ucapnya berhati-hati takut menyinggung.

"Udah gak usah sungkan kita kalau diluar gini kan teman Alaina, hitung-hitung kamu hemat juga kan"

Alaina meringis mendengarkannya, Andra ini seorang publik figur. Namanya di dunia industri perfilman pun sedang melejit berkat perannya sebagai seorang dokter yang sekarang banyak digandrui para kaum hawa.

Alaina takut saat bersama dengan Andra ada seorang yang mempaparazi mereka lalu dibuat berita seolah-olaj mereka sedang kencan, Alaina menggelengkan kepalanya.

"Iya si Pak, tapi beneran saya gak enak loh" ucapnya meyakinkan Andra.

"Gak apa Alaina santai aja, ayo cepat kita pulang" kekeuh Andra, yang membuat Alaina pasrah dan menerima ajakan lelaki itu untuk pulang. Semoga saja tidak ada paparazi dirinya dengan Andra bisa gawat kalau sampai terbit berita yang tidak-tidak.

"Aduh Alaina saya lupa, beli titipannya mama, beli kue kita mampir dulu boleh?" Alaina memutar bola matanya, overthingking.

"Iya pak silahkan tidak apa" jawab Alaina yang langsung diangguki Andra.



Distance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang