15

802 46 1
                                    


"Maaf sayang, aku ganggu kamu ya?" Alaina menggerjapkan matanya lagi lalu menatap sendu ke arah Rayhan.

"Aku cuma kaget aja, kirain siapa tadi. Kok kamu tiba-tiba ada disini? Apa ini udah pagi Mas?" Rayhan terkekeh lalu mengelus puncak kepala Alaina gemas.

"Belum, masih jam 2 pagi. Kamu istirahat lagi aja Na" Alaina kini terduduk menatap Rayhan dengan lekat lalu mengengusap lengan lelaki itu. "Mas yang harus istirahat, sini tidur disini aja soalnya kata bunda kamar yang lain udah penuh sama tamu bunda dan makanannya" ucap Alaina.

Rayhan manggut-manggut bagaimana bisa menolak? Lagian Rayhan pasti tidak akan melakukan hal aneh-aneh tenang saja. Menurut Rayhan Alaina itu harus dia jaga. Rayhan menghormati Alaina jadi Rayhan memilih tidur di sofa. Untung saja sofa yang dimiliki Rayhan hampir luas sehingga lelaki itu akan merasa nyaman.

"Mas tidur di sofa, kamu tetap disini" Alaina menggelengkan kepalanya. "Ih aku aja yang tidur di sofa badan kamu kan besar nanti gabisa gerak bebas kamunya"

"Itu luas sayang, lihat deh. Lagian aku juga sering tidur disitu kok dulu" Alaina hanya pasrah, Rayhan pasti capek kalau terus berdebat dengannya.

"Yaudah Mas, kalau gak nyaman nanti bilang sama aku biar kita tukar posisi ya" Rayhan hanya manggut-manggut lalu mencium kening Alaina. "Selamat malam Na, jangan lupa doa dulu" pipi Alaina langsung semerah tomat. Rayhan akhirnya membaringkan tubuhnya di sofa lalu menatap Alaina lekat sambil tersenyum manis lalu menyuruh gadis cantik itu tidur dengan suara serak pelan yang membuat Alaina ketar-ketir.

****

"Bun, Rayhan mana. Tuh anak kok batang hidungnya belum keliatan kan udah jam 5 pagi masa belum sampai?" Ucap Nisa khawatir, pasalnya Rayhan bilang jam 3 pagi akan sampai dirumah dan ini sudah jam 5 pagi.

"Bunda juga hubungi dia, ini dia ditelpon gak diangkat angkat juga. Bentar ya bunda bangunin Alaina dulu, Alaina mungkin tau" Nisa mengiyakan akhirnya Rani langsung mengetuk kamar milik Rayhan dengan tergesa.

Alaina yang berada di dunia mimpi langsung tersentak kaget saat mendapati ketukan pintu dari luar kamar, lalu bergegas membuka pintunya.

"Iya Bunda, bentar" sahutnya saat Rani terus memanggilnya. Alaina takut Rayhan jadi terusik juga dengan suara nyaring itu. Rayhan baru tidur 3 jam yang lalu.

"Maaf sayang Bunda ganggu, padahal kamu kurang enak badan juga karena sedang haid ya. Bunda cuma mau tanya kamu ada kabar dari Rayhan? Rayhan bilang paling lambat sampai rumah jam 4 pagi tapi ini udah mau jam 6 loh tapi belum sampai juga bunda jadi khawatir nak" Alaina mengganga jadi bunda belum tau kalah Rayhan sudah pulang tengah malam tadi, Alaina jadi gak enak kalau begini.

"Bunda, Mas Rayhan udah pulang tengah malam tadi. Itu anaknya lagi tidur. Alaina kira bunda udah tau, maaf bunda" kini giliran Rani yang menganga terkejut mendengar penuturan Alaina.

"Nak, kalian sekamar?" Alaina jadi agak panik, pasti Rani memikirkan hal-hal negative.

"Iya Bunda, tapi Mas Rayhan memilih tidur di sofa juga jadi kita gak satu ranjang kok bun. Alaina juga bingung mau suruh Mas Ray tidur dimana soalnya kata Bunda kamarnya udah penuh semua jadi Alaina mengijinkan" Rani kini mengelus dadanya lega.

"Alhamdulillah sayang, Bunda takut anak bunda yang satu itu gak bisa nahan godaan setan. Makanya Bunda juga bilang ke Rayhan suruh cepet-cepet nikahin kamu biar gak dosa terus pacaran gini. Bunda takut nak, kamu juga perempuan bunda sayang banget sama kamu. Lagian Rayhan juga udah mapan kok, habis selesai pendidikan langsung nikah aja nak, biar enak juga kalian" Alaina hanya meringis mendengarkannya. Benar apa yang dikatakan Rani, ya Alaina juga mau kok cepet nikah tapi mimpinya juga masih banyak.

"Iya Bunda, Ingsyaallah Alaina gak terlalu berbuat aneh-aneh sama Mas Rayhan. Kita sama-sama tau batasnya. Kalau soal nikah doain aja ya bunda" Rani mengganguk. "Tentu, Bunda pasti doain yang terbaik buat kalian. Ya udah sayang, sekarang kamu mandi siap-siap ya biar Rayhan tidur dulu akadnya kan masih jam 8 pagi nanti kamu bangunin jam 7 aja kasihan dia habis perjalanan jauh" Alaina mengiyakan, lalu Rani pergi mempersiapkan beberapa perlengkapan untuk resepsi.

***

"Na kamu jangan cantik-cantik dong, nanti banyak orang loh" Alaina terkekeh geli melihat betapa posesifnya Rayhan yang kini telah melingkarkan tangannya di pinggang Alaina.

"Kamu juga ganteng banget loh Mas hari ini" Rayhan mengerucutkan bibirnya. "Dasar ya, pokoknya kamu harus tetap sama aku gak boleh misah terus jalan-jalan sendiri"

"Aku kan nanti nemenin Mbak Nisa, terus kamu kan jadi saksi pas Mas Habib ngucapin janji suci" Rayhan mengerucutkan bibirnya lagi. "Jadi pingin ikut ngucapin janji suci buat kamu Na" ucap Rayhan sambil menatap penuh sayang kearah Alaina.

"Aamiin Mas, ya udah gih sana kamu banyak tamu" Rayhan menggangguk mengecup kening Alaina lalu berlalu pergi segera menemani ayahnya untuk menemui para tamu.

Tadi pagi setelah bangun dan mandi Rayhan bertemu sang bunda dan dapat omel. Soalnya pulang-pulang gak ngabarin malah langsung ke kamar anak gadis. Rayhan pikir ayahnya akan memberi tahu sang bunda, ternyata tidak. Swasono waktu itu masih tertidur pulas dan belum sempat memberi tau Rani bahwa Rayhan sudah sampai rumah tengah malam.

Akad nikah pun dimulai para saksi dan tamu undangan pun sudah menduduki tempat yang disediakan. Habib selaku calon suami dari Nisa itu menjabat tangan Swasono untuk segera melakukan janji suci. Rayhan menatap lekat habib nanti dirinya akan begitu menjabat tangan ayah  Alaina dengan berani lalu mengikrarkan janji suci dan Alaina akan sah menjadi istrinya.

Habib akhirnya mengucapkan janji suci itu sekali dan langsung semua meneriaki sah, akhirnya pengantin wanita pun datang diiringi pendamping yaitu Rani dan Alaina.

Para tamu undangan langsung menatap ke arah pengantin wanita. Banyak juga yang berbisik-bisik bahwa Alaina teman dari Nisa itu sangat cantik membuat Rayhan agak geram tapi tetap berusaha tetap tenang.

Acara demi acara pun terlaksana begitu lancar hari ini, acara resepsi pun diadakan langsung pada hari ini siang sampai malam. Banyak sekali para tamu yang datang membuat suasana begitu ramai. Rayhan jadi gak bisa mesra-mesraan terus sama Alaina.

"Na, ayo ke kamar aja istirahat dulu biar kamu juga gak terlalu capek" ucap Rayhan yang langsung di sahut Alaina. "Gak Mas, bunda tuh jadi kualahan tau. Aku kan mau bantu-bantu disini. Kamu kalau capek istirahat aja aku gak capek kok masih punya banyak tenaga"

Rayhan mendengus. "Gak mau, aku mau mantau kamu aja lah kalau gitu" kini Alaina terkekeh mendengarnya.

"Rayhan lo kenal sama temennya Nisa ini? Kenalin dong ke gue" tiba-tiba seorang lelaki yang Alaina tidak kenal datang sambil menepuk bahu Rayhan pelan.

Distance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang