11- Batas aman

11.2K 866 5
                                    

- the famous-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- the famous-

"Bos maafin aku dong bos! Masa gitu aja marah sih?" Dengan langkah yang tergopoh-gopoh fau mengikuti langkah Hilmi yang super cepat.

"Yaelah bos! Kemarin aja pak wisnu aku kasih jokes paling gelap, gak baper loh, kenapa bos yang  cuman kayak gitu aja marah sih!"

"Cuman kamu bilang, fau?"

Hilmi yang mendengar nama Wisnu disebutkan, menatap fau dengan tajam dan menghentikan langkahnya. Hidungnya kembang-kempis.

"Ya karena saya Sama Wisnu jelas-jelas beda Fau!"

Fau meraup wajahnya dengan kasar, "ya terus aku harus ngapain? Supaya bos maafin aku?"

"Apa aku harus sungkem?"

"Minta maaf Kan udah? Terus apa lagi?"

"Aku udah lakuin semua yang aku bisa bos!"

Dahi Hilmi berkerut dalam."loh kok yang marah kamu sih fau seharusnya kan saya!"

Fau memutar bola matanya malas, lalu mengalihkan pandangannya dari Hilmi.

"Kalau bos lupa, masih ada satu jam lagi waktu aku."

"Jangan ingkar janji dong bos! Laki-laki itu yang dipegang omongannya!" Lanjut fau sambil menatap Hilmi. Laki-laki yang menjabat sebagai bos nya itu diam membatu.

Hilmi terdiam. Arogansinya terpatahkan oleh pernyataan fau. Lalu dengan gerakan pelan Hilmi berjalan menjauhi Fau,  Membiarkan fau sendiri dengan segudang rasa bersalahnya.

"Mulut sialan!" Fau memukul mulutnya sendiri.

"Kan.. harus minta maaf dua kali kalau kayak gini!"

"Yang tadi aja belum di maafin apalagi ini."

***

"Mi buruan!" Teriak pak roy lengkap dengan toa kecil yang ada di tangannya.

Hilmi menghampiri pak roy untuk membicarakan adegan selanjutnya. Meskipun Hilmi sudah menguasai seluruh bagiannya di dalam cerita ini tapi tetap saja Hilmi harus profesional dan menjunjung tinggi nametag aktor dengan jam kerja paling efisien.

"Masih ada satu take lagi ya?" Hilmi bertanya. Sedikit melirik ke arah belakang, dirinya tidak menemukan fau. Setelah memutarkan kepalannya 90°, Hilmi menemukan fau yang duduk bersama dengan beberapa kru yang ia kenal.

"Setelah ini saya langsung pulang ya, pak."

Mendapati ekspresi pak roy yang seperti ingin menahannya Hilmi buru-buru memberi sugesti kepada Produser dengan perut yang membuncit itu.

"Ayolah pak, saya izin untuk hari ini, saya ada kepentingan." Lanjut Hilmi.

Pak roy terlihat mengangguk. "Ingat ya mi, tiga hari lagi, projects film kamu sama Adriana akan di mulai."

The FamousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang