24- Tawaran hoki seumur hidup

6.7K 660 15
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


****

Fau melipat tangannya di atas dada, mendengarkan wisnu bercerita seperti dirinya mendengarkan dongeng benar-benar membuatnya merasa mengantuk, belum lagi suara wisnu yang istilah nya kalau zaman sekarang sleep call  able banget yang jelas-jelas hampir membuat   Fau meleleh.

Eitss, tapi fau tetap Fau. Gadis dengan segudang prinsip dan sudah mempersiapkan tembok tinggi- tinggi agar orang-orang sejenis wisnu ataupun Hilmi sekalipun tidak dipersilahkannya untuk masuk.

"Rasanya sakit ya fau, biasanya saya yang di kejar, tapi sekarang saya yang harus ngejar-ngejar kayak orang gila." Ucap Wisnu.

Piring yang di pesannya beberapa waktu yang lalu yang kini di atasnya tinggal nasi goreng yang hampir habis. Membuat fau menatap sinis di tengah kunyahannya.

"Pertama-tama siapa yang bilang kayak gitu? tapi kalau di pikir-pikir cinta itu memang tidak ada logika berarti kan gila ya. Kan gak di pikir sama otak?" Jawab fau dengan santai.

Wisnu menatap fau sambil mendengus.

"Apa kamu akan memberikan tanggapan. Kayak gini kalau Hilmi yang curhat?"

Dengan cekatan fau menggeleng.
"tergantung situasi sih sebenarnya, kalau mepet gajian ya di baik-baikin kalau masih lama ya agak di kasarin, itu bos satu itu kadang-kadang buat gedek juga."

"Lebih ngeselin aku apa Hilmi?"

"Mau di jawab jujur? Ya kamu lah pak!"
Wisnu sudah terlanjur dongkol. Ia kira fau adalah sejenis orang yang kalau kata orang jawa adalah "manut" tapi sayangnya fau yang hari ini di hadapannya adalah orang yang berbeda.

"Selesai makan aku anterin pulang ya fau."

"Bukannya seharusnya iya? Kenapa pakai ngomong segala? Kan udah tanggung jawabnya pak wisnu."

***

Perbincangan malam ini dengan barusman dan juga Adriana berjalan  dengan seharusnya seperti apa yang dipikirkan oleh Hilmi. Hilmi berharap jika tidak ada pembahasan yang krusial dan akhirnya harapannya itu benar-benar terjadi.

Nyatanya barusman justru membicarakan hal hal yang membuat Hilmi sekilas merasa nyaman ditengah tatapan sinis ayahnya yang merasa gagal untuk membicarakan rencana nya yang 'kotor' itu.

Pulang tengah malam, di jalan yang sepi tentu hilmi tidak akan Takut, Karena pak Tarno setia menemani nya kemana saja.

Jika menikmati suasana sepi seperti ini Hilmi jadi ingat fau. Asistennya itu tetap tertidur setelah dirinya pulang atau justru terbangun?

Karena merasa penasaran Hilmi mengecek ponselnya untuk melihat Fitur last seen pada nomer fau. Hilmi mendengus saat melihat last seen milik fau berakhirnya pada tiga jam yang lalu yang artinya fau belum sempat bangun.

The FamousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang