"Fau?" panggil Hilmi untuk pertama kalinya saat hampir satu jam keheningan terjadi di dalam mobil. Hilmi tahu. Dirinya tidak mempunyai banyak keberanian untuk mengajak Fau berbicara di saat mood gadis itu yang kelihatannya sangat buruk untuk hari ini.
Panggilan pertama tidak dijawab oleh Fau. Fau hanya memejamkan matanya berharap jika Hilmi percaya jika dirinya memang benar-benar tidur.
"Saya tahu kamu gak tidur Fau, jangan coba-coba bohong, saya seharian gak ngajak ngobrol kamu maaf ya. Terus saya ingin cerita hari ini apa saja yang terjadi sama saya, fau. Kamu yakin gak mau dengerin saya?"
Hilmi menghembuskan nafasnya kasar saat lagi-lagi fau tidak meresponnya sama sekali.
"Bilang sama saya Fau letak kesalahannya dimana? Saya bukan cenayang yang bisa tahu segalanya tanpa kamu kasih tahu." Hilmi berucap panjang lebar.
Kali ini Fau menoleh ke arah Hilmi, karena terlanjur malu dengan pak Tarno yang mendengar pembicaraan mereka. Takut-takut menimbulkan salah paham yang lebih panjang.
"Aku capek bos. Saya mondar-mandir kesana kemari. jadi aku ingin istirahat gak boleh emangnya?" skak mat. Hilmi tidak berani berkutik untuk urusan yang satu ini.
“Ya bukannya gitu, tapi kamu hari ini beda.” ungkap Hilmi.
“bedanya dimana kalau aku boleh tanya?"
"Kamu jadi pendiam."
"Ya itu karena aku capek." Fau menghembuskan nafas nya lelah. "Aku juga pengen istirahat bos. Aku juga pingin gak ada yang ganggu waktu aku sebentar aja. Ngadepin orang banyak itu juga harus butuh banyak tenaga. Dan sekarang aku capek."
"Saya yang bikin kamu capek ya Fau?" tanya hilmi, matanya menyorot dalam ke arah Fau.
Namun bukannya membalas tatapan Hilmi, Fau justru mengalihkan pandangannya.
"Enggak. Aku Capek ya karena aku sendiri, bukan karena bos atau siapapun."
Fau memejamkan matanya.
"Biarin aku sendiri ya bos. Gak usah di ganggu dulu. Besok juga udah kayak biasanya. Aku cuman capek."
Hilmi mengangguk, sebaiknya hal yang ingin dia ceritakan kepada Fau ditunda sampai besok pagi. Sampai Fau mau mendengarkannya.
*****
Seperti apa yang dikatakan Fau tadi malam Fau menepati janjinya untuk tidak membawa masalah ini berlarut larut apalagi Sampai mendiamkan bosnya sendiri sama saja melakukan dosa besar dan suatu hal yang mustahil.
Memukai pagi harinya dengan memasak sarapan untuk Hilmi. Fau nampak tidak bersemangat. Dalam pikirannya hanya terdapat. Bagaimana jika nanti dia pergi dari sisi hilmi? Apa Fau akan bisa.
Dulu Fau sempat percaya diri karena Hilmi tidak bisa hidup tanpanya. Tanpa bantuannya. Namun berjalannya waktu, Fau sadar jika posisinya sekarang ini bisa di gantikan oleh siapa saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Famous
Teen FictionFaula, atau biasa di panggil Fau adalah seorang asisten dari Hilmi, artis yang sedang naik daun. Hilmi banyak di eluh-eluhkan orang karena kemampuannya di dunia film sangat mengagumkan. kelebihan Hilmi yang lainnya adalah Hilmi yang sangat tampan d...