30- Kamu rindu aku lebih rindu

9.1K 693 47
                                    



Keajaiban luar biasa terjadi pagi ini. Dua cup beras yang Fau masak habis tidak bersisa. Biang untuk kejadian pagi ini adalah Hilmi. Bahkan sayur Sop yang dibuatnya juga habis.

Dan tentunya Setelah Hilmi bertanya kepada-nya apakah berniat untuk makan atau tidak.

Karena tidak tega melihat Hilmi yang nafsu makannya sedang meledak-ledak, Fau reflek languang menggeleng.

Melihat Hilmi kenyang, dan memakan makanannya dengan lahap, membuat bibir Fau tertarik ke atas. Fau tidak dapat menghentikan senyumannya.

"Bos, dietnya bos?" Peringat Fau. Pasalnya Hilmi adalah orang yang termasuk ke dalam jajaran orang yang sangat memperhatikan proporsi badannya.

"Stttt..... Jangan di ingetin, besok baru di mulai. Hari ini masakan kamu enak banget." Ucap Hilmi sambil melap mulutnya dengan tisu.

"Aku gak ikut-ikutan kalau di marah mba Kana." ucap Fau sambil tersenyum. Fau hendak beranjak membereskan meja. Namun suara bel apartemen yang berbunyi membauat Fau mengurungkan niatnya.

"Aku buka pintu dulu ya bos." Ucap Fau. Dan segeraa di aangguki oleh Hilmi.

Tanpa basa basi Fau languang membuka pintu dan menemukan alasan satu satunya yang membuatnya tidak bisa tidur hampir setiap malam.

"Fau ya? Hilminya ada?"

Fau membuka mulutnya lebar-lebar. Adriana ada di depannya sekarang. Seseorang yang selalu ingin dia temui. Penyanyi yang selalu ingin ia datangi konsernya. Namun sekarang? Justru Fau ingin meratapi dirinya sendiri.

Bersaing dengan Adriana? Bahkan semut pun tahu siapa pemenangnya.

"Ada kok mba, masuk aja."

Adriana tersenyum, kemudian menepuk pundak Fau. "Makasih ya." Bersamaan dengan langkahnya yang masuk ke dalam apartemen milik Hilmi.

"Hai, mi!' panggilnya.

Hilmi menoleh dan terkejut saat mendapati Adriana sidag berada di apartemennya? Kenapa Fau tidak bioang kepadanya terlebih dahulu?

Berbanding terbalik dengan Fau yang justru menampilkan senyum yang seolah dirinya baik baik saja didepan Hilmi.

Tidak ada alasan lain untuk Fau membiarkan adriana tetap di luar sana.

Tanpa basa basi Adriana langsung masuk ke dalam apartemen hilmi. Meletakkan tas nya di single sofa dan duduk di antaranya.

"Oiya Mi. Aku denger denger Fau udah lama ya kerja disini? Jadi asisten kamu? Kata mba Kana dia udah lima tahun ya?" Tanya adriana sambil melirik Fau.

"Iya kenapa emangnya?" Tanya hilmi

"Ketahuan kan  dia kayaknya paham banget soal kamu, aku jadi pingin belajar tentang kamu sama dia. Bolehkan Fau?" Tanya adriana dengan kernyitan di dahinya. Berharap Fau segera menjawabnya. Lebih tepatnya mengiyakan karena hanya itu yang Adriana butuhkan saat ini.

"Dia tahu saya luar dalam, termasuk sesuatu yang orang lain gak perlu tahu " Hilmi menekan di ujung ucapannya.

"Nah justru itu, aku juga pengen kenal kamu luar dalam."

Adriana mengangguk paham. "jadi Fau. Aku mau belajar sama kamu." Adriana bergerak mengambil ponselnya di dalam tasnya. Namun Hilmi segera menahannya.

"Kamu gak perlu melakukan drama ini, na? Kamu tahu ini bikin aku muak! Berhenti seolah olah kita ini dekat!" ucap Hilmi yang mulai meninggi.

Adriana menghembuskan nafasnya pelan.

"Cukup ya mi. Kita disini sama sama butuh berhenti berlagak aku yang ngejar ngejar kamu!"

"Nyatanya?"

"Oke kita tunggu siapa nanti yang akan mengejar dan di kejar kita tunggu aja!" Ucap Adriana dengan yakin.

*****

Fau tetap melanjutkan kegiatan mencuci piring nya tanpa memperdulikan Adriana yang menatapnya dengan seksama dari meja pantry.

Setelah perdebatan yang alot dengannya dan Hilmi, Hilmi langsung meninggalkan meja makan begitu saja dan keluar apartemen.

Tidak lama dari itu Hilmi mengirim kan pesan kepada Fau jika dia ingin keluar untuk menghindar dari adriana yang sikapnya membuat Hilmi risih.

"Mau aku bantu Fau?" tanya Adriana.

Fau dengan ramah tersenyum. "Enggak usah mba ini udah selesai kok."

Adriana yang nampak polos languang mengangguk dengan cepat.

"Kamu gak pengen mencari suasana baru Fau? Misalnya pergi jalan jalan sama pasangan kamu, misalnya?"

Fau terkekeh. "Saya gak punya waktu mba, nyusun jadwal bos aja saya masih keteteran gak Sampai hati mau minta cuti."

"Hidup kamu emang buat kerja ya?"

Setelah selesai meletakkan piring pada etalase Fau berbalik menatap adriana.

"Dulu saya pengangguran lama banget mba, sampai saya kepikiran kalau saya gak laku buat kerja. Jadi ketika sekarang saya udah ada di posisi ini, yang pasti saya juga mikir. Dan ajaran orang tua saya yang saya ingat adalah mending capek kerja daripada capek nyari kerja. Jadi menurut saya sekarang saya kerjanya sungguh-sungguh secara gak langsung itu bentuk syukur saya kepada Tuhan."

Adriana tampak kagum dengan pemikiran Fau yang cenderung sangat dewasa, menjawab pertanyaan nya dengan tenang.

"Mba Adriana mau makan apa? Biar saya bikinin?"

Adriana menggeleng. "Nop, gak usah." Ucapnya sambil mengambil tas bewarna navy yang ada di sampingnya lalu berdiri tepat di depan Fau.

"Kayaknya kita harus bikin jadwal.me time deh Fau? Kayaknya kamu bakalan cocok berteman sama saya. Kamu mau kan temenan sama saya?"

Fau memaksa senyumannya, "tentu mba."

***

Sementara di lain sisi Hilmi sedang berbicara dengan seseorang di telepon yang tidak lain adalah Kana.

"Halo mbak, reschedule semua jadwal  aku ya mbak, mau pergi sama Fau ke suatu tempat, mau nenangin pikiran sebentar, siapa pun jangan Sampai tahu, ngerti? Pokok nya atur semuanya!"

"Gak bisa gitu dong mi---!"

Belum selesai Kana berbicara, Hilmi sudah terlebih dahulu mematikan sambungan teleponnya. Menatap ke lorong apartemen yang nampak sepi.

Hilmi memilih untuk berdiri di samping lorong apartemen, menyembunyikan kehadirannya jika nanti Adriana keluar dari apartemen nya.

Dan benar saja tidak lama dari itu, Adriana nampak keluar dari sana.

Syukurlah batin Hilmi berteriak.

Setelah memastikan bahwa sudah tidak ada adriana di sekitarnya, Hilmi langsung berjalan menuju apartemennya.

"Fau? Ikut saya yuk." Ucap Hilmi pelan.

"Kemana bos?"

"Kesuatu tempat yang cuman ada kita."


****

Kalian kangen gak sama Fau? Hilmi? Atau justru Adrian.

Aku ngerasa bersalah karena gak update lama banget. Aku butuh waktu untuk mantepin cerita ini supaya layak dibaca  kalian. Doain ya lancar lancar nulisnya biar bisa update lagi.

See you. Sory ya kalau banyak typo❤️❤️

The FamousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang