34 - beautiful night

5.3K 426 21
                                    

###

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

###

Pernah lihat kayu yang di patahkan terus bunyinya nyaring sekali kan? Itu adalah gambaran hati Fau saat ini.

Melihat Hilmi dengan dua orang yang jelas jelas Fau sangat mengenal nya. Satu orang yang cukup dekat dengannya dan juga Hilmi, dan satu lainnya mungkin akan dekat dengan keduanya seiring waktu.

Boleh nangis aja engga sih, pantas Hilmi tidak memperbolehkannya untuk ikut, ya jelas jelas dia mau bertemu dengan orang yang mungkin akan menjadi masa depannya jika menurut pandangan Fau.

Fau meremat keranjang yang ada di tangannya.

Fau memutuskan balik badan, dan menuju ke meja kasir untuk membayar semua roti yang dia beli.

Setelah membayar Fau berjalan keluar menuju parkiran untuk mengambil motoronya naasnya cuaca semakin mendung dan membuat Fau merasa khawatir jika dirinya akan kehujanan.

Baru satu langkah dirinya keluar dari pintu masuk, ponselnya tampak menyala dan satu notifikasi dari pesan instan masuk dan memunculkan nama Hilmi di atasnya.

Fau mendesis saat membaca pesan yang di kirimkan oleh Hilmi.

"Dih pantas aja ngabarin pulang telat, mau seneng seneng kan Lo pada!" gumam Fau tanpa membalas pesan Hilmi dan langsung memasukkan ponselnya ke dalam tasnya.

Baru saja Fau selesai mengumpati Hilmi mati matian di dalam hatinya, seolah langit tau apa yang Fau rasakan, hujan yang di wanti wanti untuk turun oleh Fau akhirnya turun juga.

"Tuhan tau banget, hambanya lagi sedih makannya hujan di turunin, buat background biar lebih menjiwai rasa galau nya kali ya?" Tanya Fau pada dirinya sendiri.

"Ya gue ini siapa, cuman lulusan SMA, gak cantik, gak pinter, terus dengan entengnya percaya diri bakalan bisa bersanding dengan Mr Perfect yang tentunya banyak banget yang ngantri tuh sama dia." Fau berucap dengan lantang di balik helm nya keluh kesah seorang Fau semua ia keluarkan.

Udara dingin menusuk kulit Fau.

Fau terkekeh pilu, "ya seharunya gue juga gak banyak berharap sih, gue ini siapa."

Air mata Fau mengalir tanpa bisa ia tahan, di tengah hujan yang deras Fau benar benar menumpahkan segalanya.

Sesampainya di apartemennya, Fau membuka pintu dengan tangan yang bergetar. Bahkan box yang berisi rotinya sudah nampak tidak berbentuk.

Fau melenggangkan kakinya ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, karena setelah ini Fau ingin menidurkan tubuhnya. Persetan dengan hilmi yang harus disambut dengan senyuman saat pulang nanti, sungguh Fau tidak akan peduli, bahkan saat pria itu meminta Fau untuk membuatkan sarapan esok pagi Fau tidak akan patuh dengan perintahnya.

Setelah selesai dari kamar mandi Fau langsung menggulung dirinya dengan selimut, mengigit bibirnya yang pucat, berharap esok pagi dirinya tidak jatuh sakit hanya gara gara patah hati dengan Hilmi yang konyol.

The FamousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang